Lazio vs AS Roma, Bermula dari Mussolini Berujung Panasnya Derby

Pertandingan antara Lazio kontra AS Roma merupakan salah satu duel tim sekota yang paling ditunggu-tunggu. Bertajuk Derby della Capitale, laga tersebut tidak cuma soal permainan di lapangan, tetapi juga pertarungan antara suporter dan pandangan politik. Duel ini bahkan dikatakan lebih panas jika dibandingkan dengan Derby della Madonnina yang mempertemukan AC Milan dan Inter Milan.
Penggemar sepak bola sudah sepatutnya berterima kasih kepada Benito Mussolini. Tanpa mantan diktator Italia tersebut, salah satu pertarungan tersengit di lapangan hijau ini mungkin tidak akan terjadi. Politikus berhaluan fasis itu adalah peletak fondasi pertandingan yang mempertemukan Lazio dan AS Roma.
1. Reformasi sepak bola Italia
Setelah Perang Dunia I, Italia adalah tempat yang tidak pasti. Ekonomi negara tersebut berjalan dengan lambat, demikian juga dengan industrinya yang terpukul keras oleh konflik. Transisi menuju negara kesatuan pun masih suram.
Nah, saat Benito Mussolini mengambil alih pemerintahan Italia pada awal 1920-an, sepak bola Eropa sedang berkembang dan semakin populer. Sadar akan potensi ini, diktator berjuluk Il Duce itu mengawasi serangkaian reformasi, termasuk di lapangan hijau. Ia mengukuhkan posisi sepak bola sebagai aktivitas rekreasi utama bangsa yang tidak terbantahkan.
Pada 1926, Presiden Komite Olimpiade Italia, Lando Ferretti, ditunjuk sebagai Ketua Federasi Sepak Bola Italia (FIGC). Ia ditugaskan merombak sepak bola di semua tingkatan. Sebuah dokumen bernama Carta di Viareggio dikeluarkan, yang mengatur sistem sepak bola Italia, termasuk pemain, organisasi, dan kompetisi menuju profesionalisme.
2. Benito Mussolini mendirikan AS Roma
Tidak berhenti di situ, Benito Mussolini juga menginisiasi pembentukan sebuah klub bernama AS Roma pada 1927. Tim ini adalah hasil merger tiga klub Kota Roma yang lebih tua, yakni Fortitudo-Pro Roma SGS, Roman FC, dan SS Alba-Audace. Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan klub tangguh yang akan mewakili ibu kota menantang supremasi tim-tim dari Italia utara seperti Juventus, Inter Milan, dan AC Milan.
Nah, ketika AS Roma dibentuk, Lazio menolak bergabung. Namun, sumber lain mengatakan, klub yang didirikan pada 1900 itu memang sengaja disingkirkan. Fans berat Lazio, Giorgio Vaccaro, yang mencegah Mussolini untuk menggabungkan I Biancocelesti ke dalam proyek merger tersebut. Karena Vaccaro juga, Lazio menolak mengadopsi warna dan lambang kota, memilih elang daripada Serigala Capitoline.
3. Derby della Capitale pertama tersaji pada 1929
Pertandingan pertama antara Lazio melawan AS Roma terjadi pada 8 Desember 1929. Stadio della Rondinella menjadi venue laga dua klub sekota tersebut. Ketika itu, I Giallorossi mengalahkan tetangga satu kotanya dengan skor tipis 1-0 melalui Rodolfo Volk setelah menerima kiriman bola dari Attilio Ferraris.
Karena AS Roma sebenarnya merupakan tiga klub yang disatukan, sebagian besar dari sekitar 15 ribu penonton ketika itu hadir untuk mendukung I Giallorossi. Di sisi yang lain, banyak penggemar Lazio yang kabarnya takut menonton pertandingan di tengah-tengah fans AS Roma yang didominasi kelas pekerja. Pendukung Lazio sebagian besar memang merupakan kaum kelas menengah dari Parioli di distrik utara Roma.
4. Duel panas menjalar hingga luar stadion
Setelah itu, Derby della Capitale berkembang menjadi tidak hanya rivalitas di atas lapangan, tetapi juga merembet ke tribun hingga luar stadion. Jurnalis Aurelio Capaldi bahkan menyebut pertandingan Lazio kontra AS Roma merupakan laga tim sekota paling sengit di Italia. Persaingan semakin ketat karena kedua tim harus berbagi Stadion Olimpico sebagai kandang, yang telah mereka huni bersama sejak 1953.
Insiden pertama yang melibatkan suporter terjadi pada 1979, saat seorang penggemar Lazio ditembak dengan pistol suar oleh pendukung AS Roma. Pada 2004, laga harus dibatalkan karena kerusuhan yang mengakibatkan 150 orang terluka. Aksi kekerasan mengejutkan lainnya terjadi pada 2013 saat 6 fans ditikam dan sebuah ambulans diserang dengan kembang api, batu, dan tongkat sebelum pertandingan.
Seiring waktu, laga Lazio melawan AS Roma terus menyajikan drama. Dengan fakta bahwa kedua tim baru mengumpulkan trofi juara Serie A sebanyak lima kali sejauh ini, yang tersaji semuanya memang tentang derbi, bukan piala. Jadi, bersiaplah untuk terus menyaksikan laga keras antara Le Aquile kontra I Lupi.