Leicester Bidik Piala FA, Schmeichel: Seperti Mimpi Jadi Nyata

15 Mei 2021, 14:00 WIB

Default Image IDN

Jakarta, IDN Times - Dibandingkan dengan Chelsea, Leicester City memang tidak terlalu rutin tampil di final Piala FA. Terhitung, mereka mentas di final Piala FA pada musim 1948/49, 1960/61, 1962/63, dan 1968/69.

Musim 2020/21 ini jadi kali kelima Leicester CIty tampil di final Piala FA. Nah, berbeda dengan masa lampau, saat ini Leicester City sudah jadi salah satu tim yang cukup diperhitungkan di Inggris. Mereka mampu meraih trofi Premier League di musim 2015/16.

Alhasil, dengan status Leicester yang sudah meningkat ini, ada tujuan berbeda yang tentu ingin diraih oleh mereka di final Piala FA ini. Tujuan itu diungkapkan oleh sang kiper, Kasper Schmeichel.

1. Trofi Piala FA akan membuat Leicester paripurna

Default Image IDN

Sepanjang sejarah klub, Leicester sudah meraih beberapa trofi domestik, seperti Premier League dan Piala Liga Inggris. Satu-satunya trofi yang belum mereka dapat adalah trofi Piala FA.

Schmeichel pun menyebut bahwa keberhasilan Leicester ke final Piala FA 2020/21 ini bagaikan mimpi yang menjadi nyata. Ia pun berharap kontribusi semua pihak supaya Leicester bisa menjuarai Piala FA musim ini.

"Menggapai final Piala FA bagaikan mimpi yang jadi nyata. Ke depannya, kami tetap butuh kontribusi dari semua pihak. Semua orang yang ada di klub punya kesempatan yang sama untuk memajukan klub, dan dengan trofi Piala FA ini semua akan terasa lengkap," ujar Schmeichel, dilansir BBC.

2. Schmeichel sebut Leicester sekarang penuh determinasi

Kasper Schmeichel (twitter.com/kschmeichel1)

Menjadi bagian dari tim juara Premier League 2015/16, Schmeichel merasakan adanya perubahan di tim selepas momen juara tersebut. Ia melihat, Leicester sekarang ini jadi tim yang penuh determinasi.

Kehadiran Brendan Rodgers pada 2019 pun membuat determinasi Leicester meningkat. Ia memuji kemampuan Rodgers sebagai manajer yang dapat meningkatkan level permainan Leicester secara keseluruhan.

"Brendan Rodgers adalah inspirasi bagi kami. Setiap pesannya kepada kami, bagaimana ia ingin tim ini bermain, cara kami bersikap di dalam dan di luar lapangan, membuat level kami meningkat. Apa yang ia lakukan membuat klub ini maju," ujar Schmeichel.

3. Rasa lapar yang coba ditularkan Rodgers kepada Leicester

Pelatih Leicester City, Brendan Rodgers. Getty Images via Express.co.uk

Pengalaman melatih Celtic di Skotlandia membawa sesuatu yang baru bagi Rodgers. Dalam dirinya, timbul rasa lapar untuk meraih trofi, dan rasa lapar inilah yang ia tularkan secara perlahan kepada para pemain Leicester.

Alhasil, Leicester tampil spartan dalam dua musim terakhir. Musim ini, selain berpotensi merengkuh trofi Piala FA, Leicester juga berpeluang finis di posisi Liga Champions dan mengulang capaian di musim 2016/17 silam, saat mereka mampu menembus perempat final Liga Champions.

"Ada mungkin manajer hebat yang tidak bisa meraih trofi karena tidak ada dukungan dari tim. Beruntung, saya berada di tim bernama Leicester City yang bisa memahami rasa lapar sama seperti yang saya rasakan," ujar Rodgers.