Rangkaian delapan pertandingan babak 16 besar Piala Asia 2019 telah selesai digelar, Selasa (22/1/2019) tadi malam. Maknanya, delapan 'tiket' untuk tampil di babak perempat final, sudah ludes alias sudah ada pemiliknya.
Siapa saja delapan tim yang akhirnya lolos ke perempat final. Berikut profil singkat tim-tim perempat finalis Piala Asia 2019. Ada 'muka baru', tetapi lebih banyak yang merupakan langganan.
Vietnam menjadi tim pertama yang berhasil mendapatkan 'tiket' tampil ke perempat final Piala Asia 2019. Tampil di pertandingan pertama di babak 16 besar, Minggu (20/1/2019), Vietnam lolos setelah menang adu penalti atas Yordania 4-2. Pemenang laga ini ditentukan lewat penalti setelah kedua tim bermain 1-1 hingga berakhirnya masa extra time.
Di babak adu penalti, kiper Vietnam, Dang Van Lam menjadi pahalwan dengan berhasil memblok tendangan Ahmed Samir yang merupakan eksekutor keempat. Sebelumnya, tendangan Baha' Faisal menghantam mistar.
Vietnam menjadi satu-satunya tim Asia Tenggara yang lolos ke perempat final setelah Thailand gagal lolos usai kalah 1-2 dari China. Di perempat final, Vietnam akan bertemu tim tersukses di Piala Asia, Jepang. "Tidak akan ada lawan mudah di perempat final. Yang penting, kami akan berjuang bersama. Kami adalah satu tim," ujar Park Hang-seo, pelatih Vietnam seperti dikutip dari thenational.ae.
Sementara lawan Vietnam di perempat final, Jepang, memastikan lolos setelah meraih kemenangan tipis atas Arab Saudi di babak 16 besar, Senin (21/1/2019). Gol kemenangan Jepang dicetak oleh Takehiro Tomiyasu di menit ke-20 seperti dikutip dari twitter.com/afcasiancup.
Keberhasilan lolos ke perempat final membuat Jepang menjadi salah satu tim dengan penampilan paling stabil di Piala Asia. Sejak Piala Asia 1992 ketika mereka menjadi tuan rumah, Jepang selalu berhasil minimal lolos ke perempat final. Bahkan, selama kurun waktu 1992-2011, Jepang mampu juara empat kali. Di Piala Asia edisi 2014, mereka terhenti di perempat final karena kalah adu penalti 4-5 dari Uni Emirat Arab.
Menariknya, dalam dua kali kesempatan sebelumnya, ketika mengalahkan Arab Saudi di babak knock out, Jepang selalu keluar jadi juara. Itu terjadi di tahun 1992 dan 2000. Bagaimana kali ini?
Sempat diragukan seiring hasil kurang bagus selama pertandingan uji coba, China kini telah berhasil menyamai kesukesan mereka di Piala Asia empat tahun ketika lolos ke perempat final. China lolos ke babak delapan besar Piala Asia 2019 setelah meraih kemenangan 2-1 atas Thailand.
Di perempat final, China yang kini dilatih Marcello Lippi, akan menghadapi Iran di Abu Dhabi pada Kamis (24/1/2019) besok. Lippi berharap timnya bisa lebih menjaga fokus sepanjang pertandingan. "Papa pememain harus lebih baik secara psikologis. Mereka perlu untuk belajar menjaga fokus selama pertandingan. Itu faktor mental," ujar Lippi dikutip dari scmp.com.
Sebelumnya, China memang kurang tampil bagus dalam persiapan menuju Piala Asia 2019. Di enam laga persahabatan, mereka hanya mampu menang sekali. Nah, di perempat final, China kembali bertemu tim tangguh. Di Piala Asia 2014, mereka terhenti setelah dikalahkan tuan rumah Australia yang akhirnya jadi juara. Bagaimana melawan Iran kali ini?
Iran menjadi salah satu tim unggulan di Piala Asia 2019. Penampilan apik di Piala Dunia 2018 lalu, plus tim yang sudah dibentuk dalam waktu lama oleh pelatih asal Portugal, Carlos Queiroz, membuat Iran layak diunggulkan sebagai salah satu favorit juara.
Tim juara Piala Asia tiga kali ini memastikan lolos ke perempat final Piala Asia 2019 setelah menang meyakinkan, 2-0 atas Oman, Minggu (20/1/2019) malam waktu setempat. Dua gol kemenangan Iran dibuat oleh Alireza Jahanbakhsh di menit ke-32 dan penalti Seyed Dejagah di menit ke-41. "Kami menciptakan lebih banyak peluang, kami pantas lolos ke perempat final," ujar Pelatih Iran, Carlos Queiroz dikutip dari smh.com.au.
Melawan China di perempat final, Iran tentunya tidak ingin bernasib seperti di tiga edisi Piala Asia sebelumnya di mana Iran selalu terhenti di perempat final. Dua diantaranya karena kalah adu penalti dari Irak (2015) dan dari Korsel (2007).
Sempat mengawali turnamen dengan kekalahan, Australia kini sudah ada di babak perempat final. Tim Kanguru mendapatkan tiket ke perempat final dengan cara dramatis. Australia menang adu penalti 4-2 atas Uzbekistan berkat dua penyelamatan brilian dari kiper Mathew David Ryan. Penalti menjadi penentu akhir setelah kedua tim bermain 0-0.
Padahal di babak normal hingga perpanjangan waktu, Australia sebenarnya mendominasi permainan dengan penguasaan bola hampir 60 persen. Mereka juga melakukan 17 kali shots dengan 9 diantaranya tepat sasaran, tetapi tidak ada yang menjadi gol seperti dikutip smh.com.au.
Di perempat final, Australia akan menghadapi tuan rumah Uni Emirat Arab, Jumat (25/1/2019). Sebagai juara bertahan, Australia tentunya ingin memeprtahankan gelarnya. Bisakah?
Sama seperti Australia, tuan rumah Uni Emirat Arab juga lolos ke perempat final dengan cara dramatis. Bedanya, Uni Emirat Arab (UEA) tidak sampai masuk ke babak adu penalti. Bermain 2-2 hingga masa normal, UEA akhirnya lolos setelah menang dramatis atas Kirgizstan 3-2, Senin (21/1/2019) malam waktu setempat.
Gol penentu kemenangan tim tuan rumah dicetak oleh Ahmed Khalil Al-Junaibi di masa extra time, tepatnya di menit ke-103 seperti dikutip dari twitter.com/afcasiancup.
Setelah memastikan tempat di prempat final, UEA kini berharap bisa menyamai pencapaian mereka di Piala Asia 1996 ketika mereka juga menjadi tuan rumah. Kala itu, UEA bahkan bisa lolos ke final sebelum kalah adu penalti 2-4 dari Arab Saudi. Bisakah UEA kembali membuat cerita serupa? Mereka harus melewati Australia dulu di perempat final.
Finalis Asia 2015, Korea Selatan memastikan lolos ke perempat final setelah mengalahkan Bahrain 2-1 lewat gol penentu di masa extra time. Pertandingan dilanjutkan ke masa extra time setelah kedua tim bermain 1-1 di masa normal. Kim Jin-su mencetak gol kemenangan Korsel di menit ke-105.
Pelatih Korsel asal Portugal, Paulo Bento menyebut penampilan timnya kurang maksimal ketika menghadapi Bahrain. "Kami beberapa kali melakukan kesalahan. Terutama kami mudha kehilangan bola ketika lawan tidak melakukan pressure. Itu membuat Bahrain bermain berani. Di pertandingan berikutnya kami tidak boleh seperti ini. Kami harus lebih baik," ujar Bento dikutip dari the-afc.com.
Di perempat final, Korsel akan menghadapi Qatar pada Jumat (25/1/2019). Keberhasilan Korsel lolos ke perempat final membuat tim juara dua kali ini meneruskan rekor selalu lolos ke perempat final Piala Asia sejak edisi 1996 silam. Pertanyaannya, bisakah Korsel era Paulo Bento, mengakhiri "puasa gelar" yang terakhir kali mereka raih pada tahun 1960?
Timnas Qatar menjadi tim terakhir yang memastikan lolos ke perempat final Piala Asia 2019. "Tiket" tampil di babak delapan besar diraih Qatar setelah mengalahkan tim juara Piala Asia 2007, Irak 1-0 di babak 16 besar, Selasa (22/1/2018) tadi malam atau tengah malam waktu Indonesia. Gol kemenangan Qatar dicetak oleh Bassam Al-Rawi di menit ke-62 seperti dikutip dari the-afc.com.
Di perempat final, Qatar akan menghadapi Korea Selatan yang lebih menang pengalaman, Jumat (25/1/2019). Namun, dengan penampilan yang bagus di Piala Asia kali ini, bukan tidak mungkin Qatar akan membuat kejutan. Ya, Qatar berpotensi menjadi 'kuda hitam'.
Qatar yang di beberapa Piala Asia sebelumnya seringkali menjadi tim penggembira dan langsung tersingkir di fase grup, termasuk di Piala Asia 2015 lalu, kini memang tampil beda. Mereka tampil bagus di fase grup dengan menjadi juara Grup E, mengungguli Arab Saudi yang merupakan juara tiga kali Piala Asia.
Menarik ditunggu bagaimana keseruan pertandingan di perempat final serta siapa saja tim yang akhirnya lolos ke semifinal Piala Asia 2019. Apakah tetap didominasi oleh tim-tim langganan juara seperti Jepang, Iran atau Korsel. Ataukah muncul kejutan seperti Vietnam atau Qatar.