Menanti Persija Jakarta Rasa Eropa di Liga 1 2022/23

21 Jul 2022, 07:03 WIB

Selebrasi pemain Persija vs RANS Nusantara FC di laga uji coba, Sabtu (16/7/2022). (dok. Persija)

Jakarta, IDN Times - Persija Jakarta jadi salah satu tim yang patut diwaspadai dalam gelaran Liga 1 2022/23. Meski tampil tidak terlalu menonjol di Piala Presiden 2022, 'Macan Kemayoran' melakukan perubahan signifikan dalam beberapa bulan terakhir.

Memasuki Juli 2022, Persija mulai melengkapi kuota pemain asingnya, yang sempat kosong di ajang Piala Presiden 2022. Nama-nama macam Ondrej Kudela, Michael Krmencik, Hanno Behrens, dan terakhir Abdulla Yusuf Helal, mulai merapat ke tim.

Tidak cuma itu, dalam rentang waktu tiga bulan terakhir, pelatih Persija, Thomas Doll, sudah mengolah skuad Persija sedemikian rupa. Keinginan menerapkan skema permainan Eropa, mulai dia ejawantahkan kepada tim.

Hasilnya ciamik bagi Persija. Terbaru, dalam laga uji coba lawan RANS Nusantara FC, Persija menelurkan permainan yang apik. Aura Eropa mulai terasa dalam skuad Persija.

1. Permainan Persija lebih atraktif

Pemain asing Persija, Hanno Behrens dan Michael Krmencik. (Instagram/@Persija).

Di bawah asuhan Doll, Persija berubah jadi tim yang atraktif. Pressing mulai jadi hal yang akrab bagi mereka, apalagi ketika para pemain lawan memasuki area permainan Persija. Hal inilah yang jadi warna baru di permainan Persija.

Biasanya, Persija acap main pasif dan lebih menunggu di lini pertahanan, kemudian melepas serangan balik. Namun, bersama Doll, Persija berubah jadi tim yang agresif. Hal ini sesuai dengan keinginan Doll, bahwa dia ingin anak asuhnya jadi tim yang inisiatif.

Inisiasi inilah yang membuat Persija jadi menakutkan. Tekanan yang mereka lepaskan acap membuat lawan kerepotan, dan itu tampak saat mereka bersua RANS Nusantara FC di Wibawa Mukti, 16 Juli 2022 lalu. RANS kesulitan meladeni tekanan Persija.

2. Aliran bola Persija jadi lebih efektif dan enak

Persija lawan Sabah FC. (Dok. Persija)

Aliran bola merupakan masalah tersendiri bagi tim-tim Liga 1, tak terkecuali Persija. Tak jarang, skema permainan sebuah tim urung berjalan karena aliran bola yang buruk. Nah, Doll perlahan membenahi ini di Persija.

Hadirnya sosok Behrens, ditambah dengan kualitas dari Syahrian Abimanyu, membuat aliran bola Persija jadi lebih efektif, terutama di area sepertiga akhir lawan dan di lini tengah. Permainan Persija pun jadi lebih berjalan.

Di laga lawan RANS, terlihat beberapa kali Behrens berhasil mengalirkan bola ke kotak penalti, sehingga memudahkan Krmencik. Di tengah, para pemain Persija pun lebih nyaman mengalirkan bola. Mereka lebih santai.

Ketika dihadapkan dengan lini pertahanan ketat, para pemain Persija memilih untuk mengalirkan bola di area tengah. Ketika ada ruang kosong yang bisa dieksploitasi, baru bola dialirkan lebih ke depan. Di sinilah peran Krmencik dan Behrens terasa.

Efektivitas aliran bola inilah yang jadi sebuah kekuatan tersendiri bagi Persija. Dengan aliran bola yang ciamik, Persija bisa menerapkan skema permainan yang lebih terorganisasi.

3. Potensi gebrakan yang bisa dilakukan Persija

Potret pemain Persija saat pemanasan jelang kick-off. (dok. Persija)

Menilik apa yang terjadi di Persija saat ini, terlihat bahwa mereka sedang mengembangkan sesuatu. Mereka benar-benar ingin menerapkan skema permainan ala Eropa, dengan pressing apik dan aliran bola yang efektif.

Namun, ini baru masa pramusim. Ujian sebenarnya baru akan ditemui Persija saat liga dimulai. Mereka akan dihadapkan dengan ragam tim yang menerapkan skema permainan yang berbeda-beda. Kepiawaian Doll dan skuad Persija akan diuji di sini.

Jika Persija mampu konsisten menerapkan permainan aktif ini selama semusim ke depan, peluang mereka menjuarai Liga 1 2022/23 cukup besar. Akan tetapi, mereka juga harus mewaspadai potensi habis bensin yang bisa membuat tim terperosok.