Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menganalisis Gol Telat Liverpool di Premier League, Taktik atau Hoki?

potret logo Liverpool
potret logo Liverpool (pexels.com/jaralol)
Intinya sih...
  • Gol telat pada 4 laga awal menegaskan Liverpool sebagai spesialis penentu akhir
  • Strategi ultra-ofensif Arne Slot memiliki andil dalam gol telat Liverpool
  • Liverpool tak bisa terus-menerus bergantung kepada gol telat saat laga besar
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Liverpool memulai English Premier League (EPL) 2025/2026 dengan cara yang tak biasa. Empat kemenangan pertama mereka ditentukan lewat gol telat yang tercipta pada menit-menit akhir pertandingan. Catatan ini menempatkan The Reds sebagai tim pertama dalam sejarah liga yang memenangkan empat laga beruntun dengan cara dramatis seperti itu.

Namun, fenomena ini memunculkan diskusi di kalangan pengamat dan pendukung. Ada yang menilai keberhasilan tersebut sebagai bukti mentalitas juara, sementara sebagian lain menyebutnya semata-mata sebagai keberuntungan. Lantas, apakah kemenangan telat Liverpool merupakan hasil strategi matang Pelatih Arne Slot atau sekadar keberuntungan yang belum tentu berulang?

1. Gol telat pada empat laga awal menegaskan Liverpool sebagai spesialis penentu akhir

Liverpool menorehkan catatan unik pada awal Premier League 2025/2026. Federico Chiesa membuka daftar gol telat dengan gol menit ke-88 melawan AFC Bournemouth pada pekan pertama, disusul Rio Ngumoha yang mencetak gol kemenangan pada menit ke-100 saat menghadapi Newcastle United pada pekan kedua. Dominik Szoboszlai menambah daftar dengan tendangan bebas pada menit ke-83 kontra Arsenal pada pekan ketiga, lalu Mohamed Salah memastikan kemenangan tandang melawan Burnley melalui penalti pada menit ke-95.

Rangkaian hasil tersebut menjadikan Liverpool tim pertama dalam sejarah Premier League yang menang empat kali beruntun berkat gol setelah menit ke-83. Mereka juga mempertajam reputasi sebagai spesialis gol telat, dengan total 47 gol kemenangan pada menit ke-90 atau lebih sejak era Premier League dimulai, jumlah yang tak tertandingi klub lain. Tidak mengherankan jika pandit Sky Sports, Gary Neville, menyebut Liverpool kini memiliki aura yang sama seperti Manchester United era Sir Alex Ferguson.

Namun, ada sisi keberuntungan yang tidak bisa diabaikan. Penalti melawan Burnley akibat handball Hannibal Mejbri menjadi contoh nyata faktor kebetulan berperan penting. Meski demikian, kemampuan pemain seperti Salah, Ngumoha, dan Chiesa mengeksekusi peluang dengan tenang pada saat genting menunjukkan kualitas mental yang kuat. Hal inilah yang memicu perdebatan apakah gol telat Liverpool merupakan mentalitas juara yang terlatih atau murni hasil keberuntungan yang berulang.

2. Strategi ultraofensif Arne Slot memiliki andil dalam gol telat Liverpool

Pelatih Arne Slot menegaskan dirinya bukan sekadar menunggu keberuntungan bekerja. Pada beberapa pertandingan, ia memiliki keberanian dalam mengambil keputusan taktis. Pada laga melawan Burnley, Slot mengganti Milos Kerkez dengan Andrew Robertson sejak babak pertama, lalu memasukkan Conor Bradley untuk menambah tenaga di sisi sayap. Setelah itu, ia menurunkan Jeremie Frimpong dan Rio Ngumoha pada menit-menit akhir untuk menggebrak pertahanan lawan.

Pergantian pemain tersebut mengubah ritme permainan. Pergerakan Florian Wirtz yang semula terisolasi menjadi lebih hidup berkat variasi serangan dari sayap. Tekanan yang terus menerus akhirnya membuat Burnley melakukan kesalahan fatal, yakni handball di kotak penalti, yang dieksekusi sempurna oleh Mohamed Salah. Dalam hal ini, keberanian Slot dalam melakukan rotasi terbukti krusial.

Lebih jauh lagi, Slot bahkan menutup laga di Turf Moor Stadium dengan formasi ultraofensif. Ia menurunkan lima penyerang sekaligus yang terdiri dari Salah, Federico Chiesa, Ngumoha, Frimpong, dan Cody Gakpo, ditambah dua fullback yang aktif menyerang. Kendati komposisi ini berisiko meninggalkan sedikit penopang di lini tengah, Slot menilai tidak ada alasan untuk puas dengan hasil imbang. Pendekatan all-in tersebut mencerminkan strategi agresif yang tidak hanya menghasilkan kemenangan, tetapi juga menumbuhkan kepercayaan diri skuad.

3. Liverpool tak bisa terus-menerus bergantung kepada gol telat saat laga besar

Walaupun kemenangan telat menegaskan mentalitas tangguh, performa Liverpool belum sepenuhnya meyakinkan. The Times mencatat, pada pekan keempat kontra Burnley, Liverpool melepaskan 27 tembakan, tetapi hanya 4 yang mengarah ke gawang. Penguasaan bola sebesar 81 persen tidak otomatis menghasilkan peluang emas, yang menandakan efektivitas serangan masih menjadi kelemahan utama.

Selain itu, performa individu beberapa pemain kunci juga menimbulkan pertanyaan. Mohamed Salah, meski mencetak gol kemenangan, nyaris tidak terlihat selama 94 menit sebelumnya. Ia kalah dalam 5 dari 6 duel individu dan kerap kehilangan bola. Florian Wirtz, rekrutan mahal dari Bayer Leverkusen, juga belum memberikan kontribusi signifikan dan masih tanpa gol dan assist di Premier League. Menurut Sky Sports, ia bahkan memiliki akurasi operan terendah di skuad The Reds pada laga melawan Burnley.

Slot mengakui, timnya masih dalam masa adaptasi setelah perubahan besar dalam skuad. Ia menekankan performa skuad asuhannya akan membaik seiring waktu. Namun, jadwal padat menanti dengan duel menghadapi Atletico Madrid di Liga Champions Eropa 2025/2026, Derbi Merseyside melawan Everton, serta laga besar kontra Manchester United dan Chelsea pada Oktober 2025. Jika terus bergantung dengan gol telat, mereka berisiko kehilangan poin berharga ketika keberuntungan tidak lagi hadir.

Parade kemenangan telat Liverpool menimbulkan kebanggaan sekaligus keraguan. Mereka telah membuktikan mentalitas juara, tetapi masih harus memperbaiki efektivitas serangan dan konsistensi performa individu. Pada akhirnya, pertanyaan apakah ini strategi matang atau keberuntungan yang berulang hanya akan terjawab saat musim memasuki fase penentuan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us

Latest in Sport

See More

Capaian Indonesia dalam 5 Edisi Terakhir China Masters per 2024

17 Sep 2025, 06:08 WIBSport