Sejak ditendang dari AFC pada 1974, timnas dan klub sepak bola Israel tidak punya tempat untuk bernaung. Mereka terkatung-katung dan tidak bisa mengikuti kompetisi di benua sendiri. Sebab, negara-negara di Asia menolak Israel untuk berlaga dalam kompetisi yang berada di bawah naungan AFC.
Oleh karena itu, pada 1976, klub sepak bola Israel memutuskan untuk mengikuti kompetisi yang berada di Eropa. Salah satunya adalah Piala Intertoto. Piala Intertoto sendiri merupakan kompetisi sepak bola Eropa yang kerap digelar pada musim panas. Kala itu, kompetisi ini disponsori perusahaan-perusahaan judi.
Pada 1978, timnas sepak bola Israel juga dilarang mengikuti Asian Games. Padahal, Israel merupakan salah satu negara yang kerap bersinar di Asian Games. Tercatat, mereka sudah mengoleksi 38 medali Asian Games, termasuk 15 medali emas di Asian Games 1954 hingga Asian Games 1974.
Pada 1992, UEFA mengizinkan Israel untuk mengikuti kompetisi resmi yang berada di bawah naungan mereka. Hal ini lantaran Israel kerap mengikuti kompetisi-kompetisi sepak bola di Eropa. Hingga pada 1994, UEFA akhirnya memutuskan untuk merekrut Israel menjadi anggota penuh.
Keanggotaan Israel di UEFA pun bertahan hingga saat ini. Tidak seperti di AFC, Israel tidak mendapatkan penolakan dari beberapa negara Eropa untuk menjadi anggota UEFA. Padahal, beberapa negara Eropa juga mengecam pendudukan ilegal Israel di wilayah Palestina.
Hal yang sama sebetulnya terjadi di cabang olahraga lain. Dalam cabang olahraga renang, bola tangan, atletik, dan basket, misalnya, Israel masuk federasi Eropa, bukan Asia. Hal ini lagi-lagi lantaran negara-negara Asia menentang tindakan pencaplokan wilayah Palestina oleh Israel dalam peristiwa Nakba yang terjadi pada 1948.