Mengapa Ousmane Dembele Layak Dianugerahi Ballon d'Or 2025?

- Ousmane Dembele bangkit dari kegagalan di Barcelona menjadi pilar utama kejayaan PSG.
- Musim 2024/2025 mencatat pencapaian karier terbaik bagi Ousmane Dembele dengan 35 gol dan 16 assist.
- Dembele layak disebut sebagai pemain terbaik di tim terbaik dengan keterlibatan serangan tertinggi dan kepemimpinan di lapangan.
Paris Saint-Germain (PSG) menutup 2024/2025 dengan catatan bersejarah. Klub asal Prancis itu akhirnya meraih gelar juara Liga Champions Eropa pertamanya, dipimpin oleh seorang bintang yang selama ini kerap dipandang sebelah mata. Nama Ousmane Dembele, yang dulunya lekat dengan cerita cedera dan inkonsistensi, kini berada di puncak dunia sepak bola.
Kebangkitan Dembele tidak hanya menyelamatkan kariernya, tetapi juga mengubah wajah PSG secara keseluruhan. Dari pemain yang sempat dicap pembelian gagal FC Barcelona, ia menjelma sebagai mesin gol, kreator peluang, dan pemimpin di lapangan. Dengan perjalanan luar biasa ini, mengapa ia layak meraih penghargaan Ballon d’Or 2025?
1. Terbuang di Barcelona, Ousmane Dembele bangkit hingga menjadi pilar utama kejayaan PSG
Ousmane Dembele memulai kariernya dengan bakat besar yang diakui banyak pihak, bahkan sempat disebut sebagai talenta paling menjanjikan setelah Lionel Messi. Namun, perjalanannya di Barcelona berubah menjadi rangkaian cerita cedera, masalah disipliner, serta inkonsistensi performa. Ia gagal mencapai angka 15 gol dalam semusim, bahkan lebih sering menjadi sorotan karena masalah di luar lapangan ketimbang kontribusinya di dalam pertandingan.
Kondisi itu membuat reputasinya meredup dan kariernya seolah berhenti di titik stagnan. Kepindahannya ke PSG dengan biaya 50 juta euro (Rp947,7 miliar) pada 2023 sempat dipandang sebagai perjudian besar bagi Le Parisien. Tidak banyak yang percaya ia akan mampu mengisi kekosongan setelah kepergian Kylian Mbappe, terutama setelah musim perdananya hanya menghasilkan enam gol.
Namun, segalanya berubah di bawah arahan Pelatih Luis Enrique. Sang pelatih menggeser posisi Dembele lebih ke depan, yang menjadikannya penyerang utama dalam sistem yang menekankan pressing, kecepatan, dan kreativitas. Transformasi ini membuatnya menemukan konsistensi, mengubah label talenta muda yang terbuang menjadi ikon kebangkitan yang membawa PSG meraih kejayaan Eropa.
2. Musim 2024/2025 menjadi pencapaian karier terbaik bagi Ousmane Dembele
Musim 2024/2025 mencatat statistik terbaik sepanjang karier Ousmane Dembele. Ia mengemas 35 gol serta 16 assist di semua kompetisi, dua kali lipat lebih dari pencapaian terbaik sebelumnya. Di Liga Champions, ia berperan besar dengan 14 kontribusi gol (8 gol, 6 assist), jumlah tertinggi yang pernah dicatatkan pemain klub Prancis di ajang tersebut.
Momen krusial datang pada semifinal melawan Arsenal, saat Dembele mencetak gol penentu. Pada partai final di Munich, Jerman, ia tidak mencetak gol, tetapi 2 assist yang ia ciptakan menjadi kunci kemenangan PSG 5-0 atas Inter Milan. Luis Enrique tak segan memuji kerja kerasnya dalam pressing hingga menit akhir sebagai contoh kepemimpinan sejati di lapangan.
Selain pencapaian individu, kontribusi Dembele terlihat jelas dalam gelar juara kolektif. PSG menutup musim dengan treble yang terdiri dari Ligue 1 Prancis, Coupe de France, dan Liga Champions. Ia juga diganjar penghargaan individu prestisius, seperti Champions League Player of the Season dan Ligue 1 Best Player. Bagi PSG, keberhasilannya memimpin tim menuju gelar juara Eropa pertama merupakan puncak dari sebuah perjalanan bersejarah.
3. Ousmane Dembele layak disebut sebagai pemain terbaik di tim terbaik
Ballon d’Or selama ini identik dengan prinsip “pemain terbaik di tim terbaik”. Ousmane Dembele memenuhi keduanya. Ia diakui sebagai pemain paling berpengaruh di tim terbaik Eropa musim lalu. Data Opta Analyst menguatkan hal itu dengan menunjukkan ia berada di persentil ke-100 untuk kreasi peluang dan progresi serangan, serta memimpin daftar pemain top Eropa dalam catatan keterlibatan serangan per 90 menit.
Persaingannya dengan kandidat lain memang ketat. Mohamed Salah, misalnya, mencatat keterlibatan gol terbanyak di Eropa dengan 57 kontribusi, tetapi gagal membawa Liverpool melangkah jauh di Liga Champions. Sementara itu, Lamine Yamal tampil gemilang sebagai remaja 18 tahun yang menginspirasi Barcelona meraih trofi kejuaraan domestik, tetapi tidak mengangkat trofi Liga Champions. Dalam perbandingan ini, Dembele unggul karena menghadirkan kombinasi angka, gelar juara, dan momen krusial yang paling menentukan.
Lebih dari sekadar statistik, musim ini juga menampilkan sisi baru dari Dembele dengan sikap profesional, konsistensi performa, serta kepemimpinan di lapangan. Dari pemain yang dahulu dicap tidak disiplin, ia kini menjadi sosok yang menginspirasi dengan etos kerja dan kematangan. Semua faktor ini membentuk narasi sempurna yang membuatnya layak menerima Ballon d’Or 2025.
Perjalanan Ousmane Dembele merupakan kisah tentang pembuktian dan transformasi diri. Dari pemain yang sempat diragukan, ia kini menjelma sebagai simbol kejayaan PSG sekaligus kandidat paling pantas untuk dinobatkan sebagai pesepakbola terbaik dunia saat ini.