Mengulas Gaya Bermain Alejandro Garnacho, Cocok untuk Chelsea?

- Alejandro Garnacho menonjol di Manchester United yang sedang kacau, dengan kemampuan duel 1 lawan 1 dan menerobos pertahanan lawan.
- Garnacho cocok dengan skema penyerangan Chelsea yang mengandalkan sektor sayap, sesuai dengan kemampuannya selama bersama Manchester United.
- Kemampuan Alejandro Garnacho bergantung pada performa gelandang tengah Chelsea dan akan diuji dalam taktik penguasaan bola yang dominan.
Setelah terpinggirkan di Manchester United, Alejandro Garnacho akhirnya memutuskan melanjutkan karier sepak bolanya bersama Chelsea. Pemain sayap asal Argentina tersebut pindah dari Old Trafford ke Stamford Bridge menjelang penutupan bursa transfer musim panas 2025. Ia dikontrak The Blues hingga Juni 2032 dan akan mengenakan jersey bernomor 49.
Dengan usia yang masih muda, sebenarnya Garnacho menunjukkan perkembangan yang pesat selama bersama MU. Ia memainkan 93 pertandingan di English Premier League (EPL), menciptakan 16 gol dan 8 assist. Jumlah yang oke untuk seorang pemain sayap berusia 21 tahun.
Setelah pindah ke Chelsea, banyak yang bertanya, apakah bakat Garnacho akan makin terasah? Sebaliknya, mungkinkah ia justru bakal kesulitan di tim London Biru? Mari kita kupas lebih lengkap!
1. Sempat berkembang di Manchester United
Alejandro Garnacho bermain untuk Manchester United yang sedang dilanda kekacauan. Namun, situasi tersebut justru membuat sosoknya menonjol. Setan Merah yang sering gagal mengembangkan permainan dari kaki ke kaki memberikan kesempatan bagi seorang Garnacho untuk menunjukkan kemampuan duel 1 awan 1.
Ia kerap menerobos cepat sekaligus mengobrak-abrik pertahanan lawan. Mengisolasi bek sayap musuh, melewati mereka, dan langsung menggiring bola ke gawang. Manuver itu diselesaikan dengan umpan kepada rekan setim atau ia eksekusi sendiri.
2. Sesuai dengan skema penyerangan Enzo Maresca
Selama membesut Chelsea, Enzo Maresca termasuk salah satu juru taktik yang sering mengandalkan sektor sayap untuk menembus pertahanan lawan. Penyerang biasanya akan turun ke arah bola sekaligus menyeret bek tengah lawan bersamanya. Jadi, ada celah bagi gelandang tengah untuk memberikan umpan terobosan kepada pemain sayap yang berlari.
Pemain sayap Chelsea bisa membawa bola ke dalam kotak penalti, lalu menyelesaikannya sendiri. Opsi lainnya adalah memberikan umpan kepada rekan setim yang berdiri bebas di garis pertahanan lawan. Kemampuan inilah yang sudah ditunjukkan Alejandro Garnacho selama berseragam Manchester United.
3. Bergantung kepada gelandang tengah Chelsea
Sukses tidaknya Alejandro Garnacho menunjukkan kemampuannya sangat bergantung kepada gelandang tengah Chelsea. Biasanya, Cole Palmer ditugaskan untuk menjadi pemain nomor 10. Gelandang asal Inggris ini memang punya ketajaman taktis, mengatur waktu untuk keluar dari adangan lawan, lalu mengirimkan umpan.
Apabila Palmer atau gelandang tengah Chelsea lainnya sedang dalam kondisi terbaik, tidak sulit bagi Garnacho untuk unjuk gigi. Sebaliknya, apabila rekan-rekannya di lini tengah sedang off-day, kemungkinan besar permainan Garnacho juga tidak berkembang. Pasalnya, Chelsea bukan tipikal tim yang menyerang dengan sistem direct ball dari pertahanan langsung ke lini serang.
4. Bakal kesulitan dengan taktik possession ball
Seperti kebanyakan pelatih asal Italia, Enzo Maresca juga cenderung membangun serangan dengan penguasaan bola yang dominan. Pada awal musim 2025/2026, penguasaan bola Chelsea rata-rata 60 persen. Mereka mengendalikan permainan yang lebih lambat alih-alih transisi cepat.
Bagi Alejandro Garnacho, hal ini akan menjadi tantangan. Dalam penguasaan bola yang stabil, ruang yang ia kuasai bakal jauh lebih sulit ditemukan. Pertahanannya rapat, lapangannya menyempit, dan peluang untuk menembus lapangan terbuka pun lebih sedikit.
5. Persaingan sengit di lini serang Chelsea
Chelsea termasuk salah satu klub dengan lini depan paling gemuk di EPL. Di posisi sayap, yang biasa Alejandro Garnacho mainkan, sudah ada Pedro Neto, Tyrique George, Jamie Gittens, Mykhailo Mudryk, dan Facundo Buonanotte. Bahkan, Cole Palmer juga bisa bermain di posisi ini selain sebagai gelandang serang.
Setidaknya, ia harus bersaing langsung dengan Gittens dan Mudryk untuk mengisi pos sayap kiri. Dibandingkan Mudryk, Garnacho memiliki kemampuan yang lebih seimbang. Ia juga punya pengalaman lebih tinggi berlaga di EPL dibandingkan Gittens yang baru diangkut Chelsea dari Borussia Dortmund pada Juli 2025.
Pertanyaan besarnya, apakah Garnacho dapat berkembang dalam struktur permainan Chelsea? Pemain sayap dalam sistem yang didominasi penguasaan bola sering kali menambahkan lapisan tambahan dalam permainannya. Entah itu kombinasi yang lebih tajam, pengambilan keputusan yang baik di area sempit, atau pengaturan waktu lari menembus pertahanan yang rapat.
Apabila dapat menambahkan dimensi-dimensi ini ke dalam gaya bermainnya, Alejandro Garnacho tidak cuma akan menjadi senjata counter attack yang mematikan, tetapi juga menjadi pemain sayap yang serbabisa. Belum lagi kenyataan, usianya masih sangat muda. Mampukah Garnacho?