Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menilik Kiprah 3 Eks Pemain MU dan Chelsea Era 1990 sampai 2000-an

Mark Hughes (kiri) saat bermain untuk Chelsea. (twitter.com/ChelseaFC)
Mark Hughes (kiri) saat bermain untuk Chelsea. (twitter.com/ChelseaFC)

English Premier League (EPL) 2023/2024 sudah menjalankan pekan ke-15. Salah satu pertandingan besar pada pekan ini adalah Manchester United melawan Chelsea pada Kamis (7/12/2023) dini hari WIB. Meski kedua tim saat ini tidak dalam performa terbaiknya, laga ini tetap menyajikan duel yang seru. Manchester United menang 2-1 atas rivalnya berkat gol-gol dari Scott McTominay yang dibalas satu gol dari Cole Palmer.

Dalam sejarah transfer pemain dari kedua klub, terdapat tiga pemain yang pernah membela Manchester United dan Chelsea pada era 1990-an hingga 2000-an. Ketiga pemain tersebut adalah Mark Hughes, Mark Bosnich, dan Juan Sebastian Veron. Ketiganya memiliki kisah karier penuh kegemilangan hingga tragis. Artikel ini mencoba mengupas perjalanan karier mereka yang menjadi cerita unik tersendiri di lapangan hijau bersama Manchester United dan Chelsea.

1. Sempat meredup di Barcelona, Mark Hughes kembali berjaya bersama Manchester United

Mark Hughes (manutd.com)
Mark Hughes (manutd.com)

Mark Hughes merupakan pemain legenda yang memulai karier sepak bolanya dari akademi Manchester United. Ia kemudian dipromosikan ke tim utama Setan Merah pada tahun 1983 dan langsung menjadi salah satu pemain kunci. Berkat penampilan ciamiknya, ia dianugerai gelar individu sebagai PFA Young Player of the Year musim 1984/1985.

Setelah tiga tahun bermain untuk Setan Merah, mantan pemain asal Wales ini dibeli Barcelona pada 1986. Akan tetapi, kariernya tidak berjalan manis dengan hanya mencetak 5 gol dari 37 laga yang ia lakoni bersama Barcelona. Ia pun mengalami masa peminjaman ke Bayern Munich pada musim selanjutnya. Hughes hanya bertahan dua tahun di luar Inggris sebelum dibeli kembali oleh Manchester United.

Pada periode keduanya di Manchester United, Mark Hughes tampil lebih gemilang daripada sebelumnya. Ia dinobatkan sebagai PFA Player of the Year pada musim pertamanya kembali dan mengantarkan Setan Merah menjuarai Piala FA pada 1990 dengan dua golnya ke gawang Crystal Palace. Jika ditotal, dirinya telah meraih 13 trofi selama berkarier di Old Trafford.

Hughes kemudian melanjutkan kariernya bersama Chelsea pada 1995. Selama tiga musim di London, ia sukses menjuarai dua trofi yang terdiri dari Piala FA pada 1997 dan Piala Winners pada 1998. Meski tak setajam saat dirinya di Manchester United, Hughes berhasil melesakkan 38 gol dari 122 yang ia lakoni. Setelahnya, ia melanjutkan perjalanan sepak bolanya bersama Southampton, Everton, dan klub terakhirnya, Blackburn Rovers, sebelum memutuskan pensiun pada 2002.

2. Karier Mark Bosnich meredup setelah terbukti mengonsumsi kokain saat merumput di Chelsea

Mark Bosnich (manutd.com)
Mark Bosnich (manutd.com)

Mark Bosnich direkrut Manchester United sebagai pemain akademi saat usianya baru menginjak 16 tahun. Akan tetapi, karena tak kunjung dipromosikan ke tim senior, ia akhirnya menandatangi kontrak dengan Aston Villa pada 1992. Setelah tujuh setengah tahun membela The Villans dan mempersembahkan dua trofi Piala Liga Inggris, ia kembali ke Manchester United sebagai pengganti Peter Schemeichel yang hengkang pada 1999.

Bosnich sempat tampil gemilang di bawah mistar gawang dengan meraih gelar juara Premier League pada 1999/2000 dan Piala Dunia Antarklub pada 1999. Namun, kariernya hanya bertahan semusim sebelum kedatangan Fabien Barthez pada 2000. Lantaran sulit mendapatkan tempat utama, ia akhirnya pindah ke Chelsea pada 2001 dengan status bebas transfer.

Kepindahannya ke Chelsea ternyata tak membuat kariernya semakin membaik. Bosnich hanya menjadi penghangat bangku cadangan dan sering berkutat dengan cedera dan masalah kebugaran. Kariernya makin anjlok ketika pada 2002 dirinya terbukti memakai obat-obatan terlarang jenis kokain dan terkena sanksi larangan bermain dari FA selama sembilan bulan.

3. Bermain cemerlang di Serie A Italia, karier Juan Veron malah meredup di Premier League

Juan Sebastian Veron (manutd.com)
Juan Sebastian Veron (manutd.com)

Juan Sebastian Veron sempat dianggap sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia setelah membawa Parma dan Lazio meraih berbagai trofi kejuaraan pada akhir 1990-an. Hal ini membuat Manchester United kepincut merekrutnya pada 2001 dengan banderol yang cukup fastastis saat itu, yakni 42,6 juta euro (Rp712 miliar). Kedatangannya sekaligus memecahkan rekor transfer termahal di Premier League saat itu.

Veron kala itu bertandem dengan Roy Keane, David Beckham, dan Paul Scholes di lini tengah Manchester United. Berstatus sebagai pemain bintang, mantan pemain asal Argentina ini justru tidak dapat menunjukkan sinarnya di Old Trafford. Dirinya hanya tampil di 82 pertandingan selama 2 musim meski berhasil meraih juara Premier League pada musim terakhirnya bersama Setan Merah.

Veron kemudian dijual ke Chelsea pada 2003 setelah kesulitan mendapatkan tempat di skuad Sir Alex Ferguson. Kariernya di Chelsea juga tak membaik dengan hanya turun di 14 laga di semua kompetisi bersama The Blues. Pada akhirnya, ia dipinjamkan ke Inter Milan selama dua musim sebelum dijual ke Estudiantes pada 2006.

Ketiga pemain tersebut memiliki perjalanan karier yang berbeda-beda, baik dari segi kesuksesan maupun kegagalan. Selain itu, kisah karier ketiga pemain tersebut juga menjadi bukti bahwa sepak bola merupakan olahraga yang penuh kejutan. Siapa pun bisa menjadi bintang, tetapi siapa pun juga bisa gagal.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Widyo Andana Pradiptha
EditorWidyo Andana Pradiptha
Follow Us