Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mental Bertahan yang Buat Tottenham Dibantai Arsenal

ilustrasi logo Tottenham Hotspur
ilustrasi logo Tottenham Hotspur (unsplash.com/Winston Tjia)
Intinya sih...
  • Tottenham Hotspur bermain dengan skema lima bek
  • Tottenham Hotspur bermain ultradefensif, tetapi tidak disertai dengan kualitas
  • Gol hiburan Tottenham Hotspur merupakan buah dari agresivitas
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tottenham Hotspur menelan kekalahan telak dari Arsenal pada pekan ke-12 English Premier League (EPL) 2025/2026, Minggu (23/11/2025). Bermain sebagai tamu di Emirates Stadium, Spurs pulang dari rumah rivalnya di London Utara tersebut dengan skor 1-4. Spurs pun tumbang di tangan Arsenal untuk keempat kalinya secara beruntun.

Salah satu penyebab di balik hasil memalukan yang diterima Spurs ini adalah mental bermain. Cristian Romero dan kolega memilih untuk bertahan ketika memiliki potensi besar untuk menyerang. Sang pelatih, Thomas Frank, sampai memberikan klarifikasi seusai pertandingan terkait pendekatan yang mereka gunakan itu.

1. Totenham Hotspur bermain dengan skema lima bek

Mental bertahan yang dipegang Tottenham Hotspur ketika menghadapi Arsenal pada Minggu (23/11/2025) sudah terlihat ketika susunan pemain keluar 90 menit sebelum laga berlangsung. Thomas Frank memutuskan untuk memakai skema lima bek. Pria asal Denmark itu berharap para pemainnya bisa mengulang performa impresif ketika melawan Paris Saint Germain di UEFA Super Cup pada 13 Agustus 2025 yang juga merupakan debutnya sebagai pelatih Spurs. Mereka sempat unggul 2-0 sebelum kebobolan pada menit-menit terakhir hingga harus rela kalah lewat adu penalti.

Tidak hanya secara formasi, pemilihan pemain saat melawan Arsenal juga menunjukkan sikap bertahan tersebut. Ini paling tampak di posisi wing-back. Frank lebih memilih untuk memainkan duet Djed Spence dan Destiny Udogie. Dengan begitu, Frank pun meninggalkan Pedro Porro di bangku cadangan. Padahal, sebelum pertandingan ini, bek kanan asal Spanyol itu tercatat sebagai personel mereka dengan menit bermain terbanyak (1.497 menit) di semua kompetisi pada 2025/2026. Porro juga sudah menciptakan 3 assist, hanya kalah 2 umpan dari Mohamed Kudus.

Di antara Spence dan Udogie, Frank lantas memasang tiga bek sejajar yang berisi Kevin Danso, Cristian Romero, dan Micky van de Ven. Di depan mereka, Rodrigo Bentancur dan Joao Palihnha berduet sebagai double pivot. Ini berbeda dengan laga melawan PSG yang mana Pape Matr Sarr juga tampil sebagai starter bersama Bentancur dan Palinha di lini tengah. Ketiadaan Sarr saat melawan Arsenal kemudian digantikan Wilson Odobert yang menjadi sayap kiri dalam trisula yang dilengkapi Richarlison dan Kudus.

2. Tottenham Hotspur bermain ultradefensif, tetapi tidak disertai dengan kualitas

Dengan status sebagai tamu, sifat pertandingan yang bertajuk derbi, serta tren sang lawan yang tengah begitu impresif, skema lima bek yang dimainkan Tottenham Hotspur saat melawan Arsenal pada Minggu (23/11/2025) sebetulnya merupakan sebuah pilihan yang wajar dan sangat masuk akal. Sayangnya, para starter bermain ultradefensif tanpa disertai kualitas. Hasilnya, mereka pun menyulitkan diri sendiri hingga akhirnya kebobolan empat gol.  

Arsenal mencetak dua gol pertamanya dengan memanfaatkan garis pertahanan Spurs yang sangat rendah. Mikel Merino melepaskan umpan cip ke dalam kotak penalti yang diselesaikan Leandro Trossard pada menit 36 dengan bantuan defleksi dari Micky van de Ven. Eberechi Eze menggandakan keunggulan 5 menit berselang, juga melalui tendangan di dalam kotak penalti. Eze menerima umpan dari Declan Rice yang mampu memenangkan bola kedua tanpa ada satu pun pemain Spurs di dekatnya. Tujuh pemain Spurs berada di depannya dan enam di antaranya berada di dalam kotak penalti mereka sendiri.

Sementara itu, dua gol terakhir Arsenal tercipta berkat kelengahan dan sikap pasif serta tidak agresif para pemain Spurs dalam menetralisasi ancaman. Eze mencetak gol ketiga Arsenal ketika babak kedua baru berjalan beberapa detik. Ia dan rekan-rekannya mampu melakukan kombinasi umpan dengan nyaman dan cepat yang berujung dengan sepakan placing-nya di dalam kotak penalti. Eze lantas menorehkan hattrick pada menit 76. Gol berawal dari Piero Hincapie yang mengalahkan Richarlison dalam duel udara. Merino dengan leluasan mengontrol bola di wilayah pertahanan Spurs sampai bisa membalikkan badan dan memberikan umpan terobosan kepada Trossard. Pemain asal Belgia itu lantas melepaskan umpan cut back dan Eze lagi-lagi mengakhirinya dengan tendangan akurat di dalam kotak penalti.

3. Gol hiburan Tottenham Hotspur merupakan buah dari agresivitas

Dengan tertinggal dua gol pada babak pertama, Thomas Frank akhirnya memilih untuk kembali bermain dengan empat bek sejak awal babak kedua ketika melawan Arsenal pada Minggu (23/11/2025). Ia menambah satu gelandang serang dengan memainkan Xavi Simons dan menarik keluar Kevin Danso. Setelah Arsenal mencetak gol ketiga, Frank kembali memasukkan dua pemain. Ia mengirim Randal Kolo Muani dan Pape Matar Sarr ke lapangan pada menit 66 untuk mengisi tempat yang ditinggalkan Wilson Odobert dan Rodrigo Bentancur. Arsenal kemudian menciptakan gol keempat pada menit 76. Frank langsung bereaksi lagi dengan memainkan Pedro Porro dan Brennan Johnson untuk menggantikan Mohamed Kudus dan Djed Spence.

Sayangnya, semua perubahan tersebut tidak berarti akibat Spurs yang terlambat mengubah mental bertahan mereka miliki pada pertandingan ini. Spurs tercatat mengakhiri laga hanya dengan expected goals sebesar 0,07. Ini bahkan merupakan angka terendah sepanjang Premier League 2025/2026 per 24 November 2025. Mereka juga cuma bisa membuat dua tembakan tepat sasaran. Salah satunya berujung dengan gol hiburan yang dicetak Richarlison pada menit 55. Ironisnya, itu merupakan percobaan pertama mereka.

Menariknya, gol Richarlison tersebut tercipta ketika Spurs menunjukkan sedikit agresivitas. Richarlison dan Joao Palhinha melakukan pressing ketat kepada Martin Zubimendi. Palhinha kemudian berhasil melepaskan bola dari kontrol gelandang asal Spanyol itu lewat tackle bersih. Richarlison yang ada di belakang bola liar pun memilih untuk langsung melepaskan tendangan. Sebab, ia memang menyadari kiper Arsenal, David Raya, yang berada jauh dari gawangnya. Hasilnya, si kulit bundar masuk melambung melewati pemain yang juga berasal dari Spanyol tersebut.

Dalam salah satu wawancaranya setelah pertandingan, Thomas Frank mengakui bahwa permainan Tottenham Hotspur saat melawan Arsenal pada Minggu (23/11/2025) memang sangatlah buruk. Ia bahkan sampai menyampaikan permintaan maaf kepada para pendukung. Menariknya, Frank menegaskan bahwa penampilan seperti itu sebetulnya sangat berlawanan dengan tujuan awal mereka. Pernyataan tersebut pun terasa seperti sebuah penyesalan terkait keputusannya untuk fokus bertahan yang pada akhirnya menjadi bumerang. Andai lebih berani menyerang sejak awal, Spurs mungkin bisa mencuri poin dari rivalnya. Gol hiburan yang dicetak Richarlison menjadi indikasinya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us

Latest in Sport

See More

Mental Bertahan yang Buat Tottenham Dibantai Arsenal

25 Nov 2025, 18:14 WIBSport