Milos Kerkez, Dibuang Milan Berpendar di AZ Alkmaar

Saat AC Milan menawari Milos Kerkez kontrak untuk bergabung dengan tim U-19, harapan untuk bersinar di Serie A pun membumbung tinggi. Namun, hidup tak semulus asa. Milan tak bisa menjanjikannya kesempatan promosi ke tim utama.
Beruntung AZ Alkmaar datang menyelamatkan karier Kerkez. Kesempatan itu tidak ia buang dan berujung pada nasib baik. AZ Alkmaar tak hanya memberikannya kemapanan, tetapi juga kesempatan bermain reguler. Padahal, usianya belum genap 20 tahun.
CIES Football Observatory turut menyertakannya dalam daftar 10 pemain U-20 dengan pengalaman terbanyak di dunia. Apa yang membuatnya begitu spesial?
1. Sempat bergabung dengan akademi Rapid Wien, salah satu klub terbesar di Austria

Milos Kerkez lahir di Serbia dan menghabiskan masa kecilnya di sana. Karier sepak bolanya pun dimulai dengan menjadi siswa akademi FK Hajduk Kula. Klub tersebut berbasis di kota Kula yang jaraknya sekitar 15 km dari kota kelahirannya, Vrbas.
Pada 2014, saat usianya 11 tahun, ia berhasil lolos seleksi untuk jadi siswa akademi sepak bola klub raksasa Austria, Rapid Wien. Ia bertahan di sana hingga usia 15 tahun.
2. Masalah membuatnya merapat ke Hungaria sampai AC Milan tertarik mengajaknya bergabung

Entah karena alasan apa, Kerkez meninggalkan Rapid Wien dan merapat ke Hungaria. Negara itu tidak asing baginya. Meski lahir dan besar di Serbia, nenek dari ayahnya merupakan orang Hungaria.
Di negara itu pula Kerkez mendapatkan respek. Klub Hungaria pertama yang menaunginya adalah Győr. Ia awalnya disertakan dalam tim U-17. Namun, beberapa bulan kemudian, Kerkez dipromosikan ke tim utama. Musim 2020/2021 adalah debutnya sebagai pemain profesional. Kala itu ia berkontribusi dalam belasan pertandingan Győr di liga kasta kedua Hungaria.
3. AC Milan datang memberinya harapan untuk berlaga di salah satu liga top Eropa

Pada awal 2021, tawaran menjanjikan datang dari AC Milan. Dilansir Hungary Today, Paolo Maldini selaku direktur teknis menemukan bakat Kerkez dan tertarik mengajaknya bergabung.
Namun, Milan tak mau ambil risiko. Sebelum dikontrak jangka panjang, mereka melakukan uji coba dulu dengan menyertakan Kerkez dalam tim U-19 yang berlaga di liga junior Italia, Campionato Primavera 1. Sepanjang kebersamaannya dengan Milan, Kerkez sebenarnya cukup sering diturunkan sebagai starter. Namun, ini tak cukup menyakinkan Milan untuk mempromosikannya ke tim utama.
4. Dibuang Milan, Kerkez menemukan rumah baru di Belanda

Mimpi bermain di Serie A padahal sudah di depan mata. Namun, tanpa adanya niat dari Milan untuk mempromosikannya ke tim utama, sah bagi Kerkez untuk melirik opsi alternatif. AZ Alkmaar tanpa ragu menawarinya kontrak jangka panjang dan memastikan tempat di tim utama.
Kesempatan itu tak ia sia-siakan. Per Februari 2022, Kerkez resmi berseragam merah/putih. Selama sisa musim kompetisi 2021/2022, ia fokus berlatih dan beradaptasi. Beberapa bulan berlalu dan musim baru bergulir, pendar Kerkez pun mulai terlihat.
Per akhir April 2023, Kerkez tercatat diturunkan dalam 47 pertandingan oleh pelatih Pascal Jansen. Kontribusinya juga menawan, yakni 5 gol dan 8 assist untuk seorang bek kiri. Ia turut berkontribusi dalam kesuksesan AZ Alkmaar mencapai semifinal UEFA Conference League 2022/2023.
Tak heran CIES Football Observatory memasukkannya dalam daftar pemain U-20 dengan pengalaman terbanyak di level global. Dari liga top Eropa, ia bersanding dengan Jude Bellingham, Pablo Gavi, Alejandro Balde, dan Antonio Silva.
5. Panggilan memperkuat timnas senior pun mengikuti

Milos Kerkez sebenarnya sudah pernah dipanggil ke timnas kelompok usia. Sejak usia 16 tahun, ia sudah memperkuat Hungaria dan pada September 2022, ia debut bersama timnas senior pada laga lanjutan UEFA Nations League 2022/2023.
Keputusan ini menarik mengingat Kerkez lahir dan besar di Serbia. Merujuk wawancaranya dengan media Hungaria, Nemzeti Sport, Serbia tidak pernah menawarinya bergabung dengan timnas. Ia juga mengaku keputusannya diapresiasi ayah dan neneknya yang punya garis keturunan Magyar (etnik asli Hungaria).
Kerkez memboyong kedua orangtuanya untuk pindah ke Belanda. Mereka kini tinggal di Amsterdam yang jaraknya sekitar 30 menit berkendara dari Alkmaar.
Memprioritaskan jam bermain ketimbang nama besar klub sudah terbukti berkontribusi banyak dalam keberlangsungan karier seorang atlet. Kerkez jadi bukti terbaru dari teori itu.