Jakarta, IDN Times - Pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll, memasang target tinggi untuk musim baru nanti. Juru taktik asal Jerman itu ingin membawa Persija menjuarai Liga 1 dan menembus AFC Champions League (ACL).
Manajemen Persija pun yakin kedua target itu bisa diwujudkan Doll. Sebab dari itu, mereka memagari sang pelatih hingga 2025.
"Suatu hari (nanti), kami bisa menuju ke (AFC) Champions League," kata Thomas Doll di Jakarta, akhir pekan lalu.
Namun, Doll membutuhkan suatu hal untuk membawa Persija menjuarai Liga 1 dan menembus Liga Champions Asia. PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) harus menjadikan Liga 1 lebih profesional.
Menurut pria 56 tahun itu, Persija keluar dari jalur juara karena jadwal yang berantakan. Selain itu, skuadnya rontok karena dipanggil Timnas Indonesia U-20 untuk mengikuti pemusatan latihan (TC) jangka panjang.
"Ini musim yang sangat-sangat sulit.saya pikir sejak Oktober ketika Liga berhenti, kami tidak bisa bermain dengan jeda dua pertandingan (jadwal padat) jadi kami harus selalu mengganti formasi karena (pemain) sakit, cedera, dan pemain timnas yang tidak bersama kami, jadi itu merupakan musim yang sangat sulit," kata Doll
"Saya pikir kami harus bisa bermain tanpa selalu mengubah komposisi pemain. Kemudian, baru kami bisa membawa Persija kembali ke puncak, itu targetnya. Dan suatu hari nanti, kami bisa menuju ke (AFC) Champions League," lanjut dia.
Eks pelatih Borussia Dortmund itu juga ingin membuat Macan Kemayoran tampil lebih ganas saat melakoni laga tandang. Sebab, Riko Simanjuntak dan kolega selalu loyo saat bermain di kandang lawan.
Situasi itu membuat Persija kerap kehilangan poin. Rekornya, tujuh laga tandang tanpa kemenangan dengan enam kalah dan sekali imbang.
"Kami harus melalukan yang lebih baik lagi pada musim selanjutnya. Pada pertandingan tandang, kami harus menunjukkan yang terbaik dengan sesuatu yang berbeda," ujar Doll.
Presiden Persija, Mohamad Prapanca, pun setuju dengan keluhan Doll. Persija pun memberikan sikap tegas, dengan menyurati PSSI agar tidak ada lagi pemusatan latihan (TC) jangka panjang dalam persiapan Timnas Indonesia.
"Kami minta TC Jangka panjang di evaluasi karena pemain U-20 berkembang di kompetisi ketimbang mengikuti latihan dan uji coba. Liga berjalan dari sponsor, fans, media dan stakeholder lain, tapi pemain terbaik kami tidak bermain. Ini juga tidak fair," kata Prapanca.