Nama Carlo Ancelotti memang tak asing di dunia sepak bola. Hampir semua klub besar pernah ia tangani. Tak sekadar menukangi, Ancelotti juga menjadi salah satu pelatih dengan koleksi trofi liga terbanyak di Eropa. Tak kurang dari 23 trofi dari berbagai kompetisi ada di lemari koleksinya.
Don Carlo bahkan baru saja mencetak rekor dunia. Ia menjadi satu-satunya pelatih yang mampu menjuarai lima liga besar Eropa.
Trofi liga pertama yang diangkat pria yang kini berusia 62 tahun ini adalah trofi Serie A Italia pada 2003/2004. Trofi itu ia dapat bersama klub asal kota mode, AC Milan.
Musim itu memang menjadi salah satu era keemasan AC Milan. Di bawah mistar, ada nama kiper gaek asal Brasil, Nelson Dida. Sementara, barisan belakang dikomandoi Paolo Maldini.
Untuk lini tengah, AC Milan punya stok gelandang macam Andrea Pirlo, Kaka, hingga Clarence Seedorf. Ini belum termasuk "sang tukang jagal", Gennaro Gattuso.
Barisan striker AC Milan kala itu juga sangat mengerikan. Nama-nama seperti Andriy Shevchenko, Filippo Inzaghi, hingga Jon Dahl Tomasson ada di sana. Pada akhir musim, mereka berjarak sebelas poin dari AS Roma yang ada di posisi dua.
Enam tahun berikutnya, giliran Chlesea yang dibawanya mengangkat trofi. Chelsea di bawah komandonya mampu menjadi kampiun Premier League 2009/2010.
Bedanya, jika di Italia ia mampu juara dengan mudah, di Inggris persaingan cukup ketat. Bayangkan saja, Chelsea kala itu hanya berjarak satu poin dari runner-up, Manchester United.
Pada musim itu, Ancelotti mengulang sukses dengan mantan pemainnya di AC Milan, Andriy Shevchenko. Selain Sheva, pemain-pemain top dunia seperti Frank Lampard, John Terry, hingga Didier Drogba ada di sana.
Sukses di Inggris, Ancelotti mencoba peruntungan di Prancis. Ia dipinang klub sultan, Paris Saint-Germain (PSG).
Meski persaingan tak seketat di Inggris atau Italia, beban Ancelotti tak kalah berat. Selain memiliki predikat langganan juara, PSG juga diisi pemain-pemain bintang nan mahal.
Ada nama Zlatan Ibrahimovic di lini depan. Sementara, di barisan gelandang, ada nama Marco Veratti hingga David Beckham. Untungnya, PSG juara dengan mudah. Mereka menyingkirkan Marseille, Lyon, dan Nice dengan selisih poin lebih dari sepuluh.
Petualangan Ancelotti tak berhenti di situ. Ia kembali mencicipi liga Jerman bersama Bayern Munich pada 2016/2017. Bebannya tentu sama. Sebelum kedatangannya, Bayern Munich adalah juara bertahan 4 musim tanpa jeda.
Belum lagi Bayern Munich adalah gudangnya pemain mahal. Nama-nama seperti Arjen Robben, Franck Ribery, hingga Xabi Alonso mengisi skuad The Bavarian kala itu.
Pada akhir musim, Ancelotti pun mengangkat trofi bersama Bayern Munich. Jarak poin mereka dengan para persaingnya tak main-main, hampir dua puluh poin.
Carlo Ancelotti akhirnya mencetak rekor. Ia menjadi satu-satunya pelatih yang mampu memboyong juara di lima liga top Eropa.
Rekor itu ia pecahkan saat mengantarkan Real Madrid menjuarai LaLiga 2021/2022 pada Sabtu (30/4/2022). Tangis Don Carlo pecah saat mengangkat piala bersama Karim Benzema dkk.
Sepanjang 2021/2022, Real Madrid memang tak terbendung. Sevilla, Barcelona, dan Atletico Madrid jauh tertinggal di belakang. Bahkan, Sevilla yang berada di posisi dua pun berjarak tujuh belas poin.
Itu tadi 5 momen juara Carlo Ancelotti di 5 liga top eropa. Ada yang bisa menandingi?