4 Musim saat Napoli Menjuarai Serie A, Teranyar pada 2024/2025!

Napoli berhasil keluar sebagai juara Serie A Italia 2024/2025. Kini, I Partenopei pun resmi memiliki empat scudetto. Sebagai salah satu klub yang cukup terpandang, jumlah tersebut jelas terbilang sangat sedikit jika dibandingkan dengan sederet tim besar lain, seperti Juventus (36), Inter Milan (20), atau AC Milan (19).
Koleksi trofi liga domestik tim asal Naples yang terbentuk pada 1926 ini bahkan masih berada di bawah Genoa (9), Torino (7), Bologna (7), dan Pro Vercelli (7) yang sekarang hanya bermain di Serie C. Lantas, seperti apa perjuangan Napoli dalam meraih empat gelar juara Serie A tersebut? Simak ulasan berikut.
1. Napoli mengalahkan Inter Milan di Serie A 2024/2025
Napoli baru bisa memastikan gelar juara Serie A 2024/2025 pada pertandingan terakhir. Mereka menang 2-0 atas Cagliari pada Sabtu (24/5/2025) dini hari WIB. Hasil tersebut membuat mereka mengakhiri musim dengan 82 poin, unggul 1 angka saja dari Inter Milan yang sebetulnya pada saat yang sama mampu mengalahkan Como dengan skor serupa.
Titel kampiun pada musim ini terasa begitu istimewa mengingat hasil buruk pada edisi sebelumnya. Di Serie A 2023/2024, Napoli hancur lebuh karena hanya bisa berakhir di posisi sepuluh. Mereka kehilangan stabilitas usai ditinggal Luciano Spalletti yang menukangi Timnas Italia. Tim tidak pernah menemukan konsistensi meski sudah dipimpin tiga sosok berbeda: Rudi Garcia, Walter Mazzarri, dan Francesco Calzona.
Presiden klub, Aurelio De Laurentiis, akhirnya mengambil keputusan besar. Ia berhasil membujuk Antonio Conte untuk menukangi tim mulai awal 2024/2025. Pelatih yang sudah menjuarai Serie A hingga empat kali tersebut sebetulnya memang tengah hiatus dari dunia sepak bola mulai Maret 2023.
Kehadiran Conte pun menjadi faktor utama dari keberhasilan Napoli mengakhiri musim sebagai juara. Ia merombak skuad dan mendatangkan sejumlah penggawa. Salah satunya adalah Scott McTominay yang pada akhirnya terpilih sebagai pemain terbaik Serie A 2024/2025. Gelandang asal Skotlandia itu menyumbang 12 gol dan 6 assist.
Sayangnya, Conte dikabarkan tidak akan kembali melatih Napoli pada musim depan. Ia dikabarkan tidak puas dengan komitmen De Laurentiis dalam mendukungnya untuk membangun skuad yang kompetitif. Salah satu pemicu terbesarnya adalah keputusan klub yang melepas Khvicha Kvaratkshelia kepada Paris Saint-Germain pada bursa transfer Januari 2025.
2. Napoli menjadi juara Serie A 2022/2023 bersama Luciano Spalletti
Timnas Italia berhasil membajak Luciano Spalletti dari Napoli pada 1 September 2023. Gli Azzurri bersikeras untuk mendapatkan pria yang lahir pada 7 Maret 1959 tersebut karena pencapaiannya pada musim sebelumnya. Spalletti berhasil membawa Napoli menjadi juara Serie A 2022/2023 dengan meyakinkan.
Saat itu, mereka mengakhiri klasemen dengan 90 poin. Napoli unggul hingga 16 angka dari Lazio sebagai tim yang menempati posisi kedua. Selain secara perolehan poin, mereka juga menjadi tim terbaik dari sisi ofensif atau defensif. Napoli mampu mencetak 77 gol dan hanya kebobolan 28 kali.
Padahal, pada awal musim, Napoli sebetulnya ditinggal sejumlah pilar penting. Sang kapten, Kalidou Koulibaly, memilih pergi ke Chelsea. Fabian Ruiz hengkang ke Prancis untuk bergabung dengan Paris Saint-Germain. Begitu pun Arkadiusz Milik yang menerima pinangan dari Olympique Marseille.
Spalletti menggantikan mereka dengan nama-nama yang tidak terkenal, tetapi berhasil memberikan dampak fenomenal. Kim Min-jae, yang direkrut dari Fenerbahce, menjadi jenderal baru di lini pertahanan. Sementara, status bintang sahih beralih kepada Kvaratskhelia Khvicha yang dibawa dari Dynamo Batumi.
3. Napoli menjuarai Serie A 1989/1990 yang merupakan musim debut Alberto Bigon
Sebelum 2024/2025, Napoli sempat mengukir kisah yang cukup sama pada 1989/1990. Mereka sukses menjadi juara Serie A bersama pelatih baru, Alberto Bigon. Kejayaan pada musim ini bahkan terhitung lebih membanggakan. Pasalnya, Bigon tidak memiliki reputasi sementereng Antonio Conte.
Sebelum datang ke Napoli, pencapaian terbaik Bigon hanya membawa Cesena berakhir di posisi kesembilan di Serie A 1987/1988. Saat menukangi Napoli, ia bahkan sebetulnya masih berada pada tahap awal karier kepelatihannya. Bigon baru mulai terjun ke profesi ini pada 1984.
Namun, ia mendapat berkah karena skuad Napoli saat itu yang dihuni sederet pemain berkualitas. Di antaranya adalah Fernando De Napoli, Ciro Ferrara, dan tentu saja Diego Maradona. Bigon lantas menambah kekuatan dengan mendatangkan Marco Baroni, Massimo Mauro, dan Gianfranco Zola.
Napoli mengakhiri musim dengan 21 kemenangan, 9 keimbangan, dan 4 kekalahan. Mereka berada di atas AC Milan yang pada musimnya sebelumnya berhasil menjuarai Liga Champions Eropa. Sementara, Inter Milan, yang berstatus sebagai juara bertahan, berada di posisi ketiga.
4. Napoli menjuarai Serie A untuk pertama kali pada 1986/1987
Kejayaan Napoli di Serie A 1989/1990 memang tidak dapat dipisahkan dari episode yang terjadi pada 1986/1987. Pada musim ini, mereka menciptakan sejarah dengan menjadi juara liga domestik untuk pertama kalinya. Sebelumnya, Napoli cuma baru memiliki dua trofi mayor. Mereka menjuarai Coppa Italia pada 1961/1962 dan 1975/1976.
Saat itu, tim dilatih oleh Ottavio Bianchi. Ini merupakan musim kedua pria yang lahir pada 6 Oktober 1943 tersebut memimpin tim. Pada musim pertamanya, Bianchi mampu membawa mereka berakhir di posisi ketiga. Ia pun mengambil banyak pelajaran dari hasil tersebut hingga berbuah trofi pada edisi berikutnya.
Setiap kali berhasil menjadi juara, Napoli gagal mempertahankan kesuksesan pada musim berikutnya. Kondisi ini pun terancam terulang pada 2025/2026 mengingat Antonio Conte yang dikabarkan bakal hengkang. Aurelio De Laurentiis jelas memiliki tugas berat untuk memastikan hal tersebut tidak terjadi.