Norwegia Tolak Lawan Israel di Kualifikasi Piala Dunia 2026

- Norwegia menolak laga kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan Israel di zona Eropa.
- Presiden Asosiasi Sepak Bola Norwegia, Lise Klaveness, menyatakan penolakan karena serangan tidak proporsional terhadap warga sipil di Gaza.
- Norwegia aktif meminta sanksi internasional atas tindakan genosida Israel dan meminta FIFA untuk menyelidiki pelanggaran tersebut.
Jakarta, IDN Times - Norwegia membuat keputusan tegas untuk menolak menjalani laga melawan Israel pada Kualifasi Piala Dunia 2026 zona Eropa. Keduanya berada di Grup I yang diisi bersama Estonia dan Moldova.
“Asosiasi Sepak Bola Norwegia berdiri bersama pemerintah Norwegia dalam tuntutannya untuk segera mengakhiri serangan yang tidak proporsional terhadap warga sipil yang tidak bersalah di Gaza,” kata Presiden Asosiasi Sepak Bola Norwegia, Lise Klaveness mengutip Middle East Monitor.
1. Komentar soal drawing
Klaveness mengatakan, hasil drawing terbilang menyulitkan untuk Norwegia. Berada satu grup dengan Israel disebut Klaveness memberatkan posisi Norwegia di luar aspek olahraga murni.
“Pengundian itu sulit bagi kami, di luar aspek olahraga murni. Tak satu pun dari kita dapat tetap acuh tak acuh terhadap serangan yang tidak proporsoonal yang telah dilakukan Israel terhadap penduduk sipil Gaza dalam jangka waktu yang lama,” kata Klaveness.
2. Jadwal tanding
Norwegia dijadwalkan akan jalani laga tandang melawan Israel pada 26 Maret 2025. Ini akan menjadi pertandingan kedua Norwegia di kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa. Pada laga perdana, Norwegia akan berhadapan dengan Moldova.
Pada 11 Oktober 2025, Norwegia sejatinya akan menjamu Israel. Namun, Norwegia menolak kedua pertandingan tersebut.
3. Ingin jatuhkan sanksi pada Israel
Klaveness menejelaskan, Norwegia terbilat secara aktif untuk memastikan Israel mendapatkan sanksi internasional atas tindakan genosida yang dilakukannya. Mereka meminta FIFA untuk menyelidiki pelanggaran Israel.
“Kita harus menghadapi situasi dengan cermat dengan FIFA, UEFA, dan otoritas Norwegia,” kata Klaveness mengutip Palestine Chronicle.