10 Potret Orkun Kokcu, Kapten Muda Turki sang Kapten Feyenoord
Banyak faktor yang membuat sebuah klub memilih seorang pemain sebagai kapten tim. Usia senior dan lamanya seorang pemain membela tim tersebut menjadi salah satu faktor umum di balik pemilihan seorang kapten.
Akan tetapi, metode tersebut tak berlaku buat Orkun Kokcu yang saat ini menjabat sebagai kapten Feyenoord. Orkun telah dipilih sebagai kapten Feyenoord pada usia yang relatif muda.
Banyak penggemar sepak bola yang belum mengenal sosok pria berusia 22 tahun ini. Oleh karena itu, mari mengenal sosok Orkun Kokcu lebih dekat lewat ulasan berikut, yuk!
1. Orkun Kokcu lahir di Kota Haarlem, Belanda, pada 29 Desember 2000. Saat ini usianya baru menginjak 22 tahun
2. Meski lahir dan besar di Belanda, Orkun tak memiliki darah Belanda. Kedua orang tuanya berasal dari Turki dan Azerbaijan
3. Oleh karena itu, Orkun Kokcu bisa membela Timnas Turki. Orkun pertama kali dipanggil memperkuat timnas pada September 2020
4. Sebelum membela tim nasional senior Turki, Orkun pernah bermain untuk Timnas Belanda muda kategori usia U17, U18, dan U19
5. Orkun Kokcu juga memiliki kakak pesepak bola bernama Ozan Kokcu. Beda jalur, kakaknya lebih memilih membela Timnas Azerbaijan
6.Pemain yang berposisi gelandang ini memulai perjalanannya di sepak bola bersama tim muda Olympia Haarlem
7. Selanjutnya, ia pernah menimba ilmu di tim akademi EDO Haarlem, Stormvogels, FC Groningen, hingga promosi bersama Feyenoord Rotterdam
8. Orkun Kokcu sudah bermain di tim senior Feyenoord Rotterdam sejak awal musim 2018 saat usianya masih 18 tahun
9. Kini, di usia 22 tahun, Orkun Kokcu dipercaya menjabat sebagai kapten utama Feyenoord Rotterdam
10. Dedikasi, kontribusi, serta kedewasaan jadi alasan Arne Slot, pelatih Feyenoord, memilih Orkun Kokcu sebagai kapten tim
Pada musim kompetisi 2022/2023, Orkun Kokcu bukanlah pemain paling senior atau pemain dengan masa pengabdian paling lama di Feyenoord. Namun, Arne Slot terbilang berani mempercayakan ban kapten kepada Orkun ketimbang Justin Bijlow, Alireza Jahanbakhsh, dan Gernot Trauner.
