6 Pelatih Luar Italia yang Menangani AS Roma Sejak Pergantian Abad

Rudi Voller merupakan pelatih asing pertama yang melatih AS Roma sejak pergantian abad. Eks penyerang AS Roma asal Jerman tersebut duduk di kursi kepelatihan Giallorossi pada musim 2004/2005. Namun, kiprahnya berjalan begitu singkat.

Hanya berselang 26 hari, Voller memutuskan untuk mengundurkan diri karena menganggap dirinya tak mampu mengontrol tim. Ia hanya menjalani 5 laga di Serie A dan Liga Champions dengan catatan sekali menang, sekali imbang, dan tiga kali kalah.

Berselang cukup lama sejak era singkat Rudi Voller, AS Roma kembali menunjuk pelatih asing pada musim 2011/2012. Ia adalah Luis Enrique, pelatih berdarah Spanyol yang saat ini melatih Timnas Spanyol. Enrique menghabiskan waktu selama satu musim bersama AS Roma.

Ia memainkan 41 laga di semua ajang dengan torehan 16 kemenangan, 9 hasil imbang, dan 16 kekalahan. Enrique memiliki rata-rata 1,39 poin per laga. Sejumlah nama top juga didatangkan olehnya, seperti Eric Lamela dan Miralem Pjanic. Sayangnya, pelatih berusia 51 tahun tersebut hanya bisa membawa AS Roma duduk di posisi tujuh Serie A.

Setelah kepergian Luis Enrique, AS Roma kemudian menunjuk Zdenek Zeman untuk menggantikannya pada musim 2012/2013. Namun, kiprah pelatih asal Republik Ceko tersebut pun berjalan singkat dan tak genap satu musim.

Zeman menjalani 26 laga di semua ajang dengan meraih 13 kemenangan, 4 hasil imbang, dan 9 kekalahan. Ia mendapat rata-rata 1,65 poin per laga. Zeman juga merekrut sejumlah nama, seperti Marquinhos dan Mattia Destro. Soal prestasi, ia membawa AS Roma mencapai babak final Coppa Italia.

Pada musim 2013/2014, AS Roma menunjuk pelatih asal Prancis, Rudi Garcia. Kala itu ia menggantikan posisi dari pelatih lokal, Aurelio Andreazzoli. Garcia dipercaya menangani AS Roma selama dua setengah musim.

Banyak pemain ternama yang bergabung dengan AS Roma semasa kepemimpinan Rudi Garcia. Pemain yang dimaksud adalah Radja Nainggolan, Kostas Manolas, Mohamed Salah, Edin Dzeko, Lucas Digne, hingga Antonio Rudiger.

Garcia memainkan 118 laga di semua ajang dengan mencatatkan 61 kemenangan, 34 gasil imbang, dan 23 kekalahan. Ia juga memperoleh rata-rata 1,84 poin per laga. Prestasi terbaiknya adalah dua kali mengantar AS Roma sebagai runner up Serie A dan sekali mencapai babak semifinal Coppa Italia.

Sepeninggal Rudi Garcia, AS Roma menggunakan jasa tiga pelatih lokal. Barulah sejak musim 2019/2020, Giallorossi menunjuk pelatih asal Portugal, Paulo Fonseca. Ia memiliki masa bakti selama dua musim.

Fonseca melakoni 101 laga di semua kompetisi. Dari sejumlah laga tersebut, ia menciptakan 53 kemenangan, 20 hasil imbang, dan 28 kekalahan. Fonseca memiliki rata-rata 1,77 poin per laga.

Sejumlah nama top juga berhasil didatangkan Fonseca, seperti Pau Lopez, Leonardo Spinazzola, dan Henrikh Mkhitaryan. Prestasi terbaiknya adalah mampu membawa AS Roma mencapai babak semifinal Europa League dan finish di posisi lima Serie A.

Kini giliran Jose Mourinho yang menjadi pelatih luar Italia AS Roma. Ia menandatangani kontrak hingga Juni 2024 atau selama tiga musim. Tugas utama pelatih asal Portugal tersebut tentu saja mengembalikan jati diri AS Roma sebagai salah satu tim kuat di Italia.

Kita ketahui bersama pada musim 2008/2009 dan musim 2009/2010, Mourinho juga pernah berkarier di Italia bersama Inter Milan. Dalam kurun waktu tersebut ia sukses meraih 1 gelar Liga Champions, 2 gelar Serie A, 1 gelar Coppa Italia, dan 1 gelar Super Coppa Italia. 

Jika melihat pencapaian manisnya bersama Inter Milan, tampaknya bukan suatu hal yang mustahil bagi The Special One untuk bisa sukses bersama AS Roma. Patut kita nantikan gebrakan pelatih berusia 58 tahun tersebut.

Dari lima pelatih asing AS Roma sebelum Jose Mourinho, tak ada satu pun di antara mereka yang mampu meraih gelar. Akankah Jose Mourinho berhasil memutus catatan buruk tersebut?