Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Pelatih Sevilla dari Argentina, Terbaru Matias Almeyda

Ilustrasi logo Sevilla FC (pixabay.com/jorono)
Ilustrasi logo Sevilla FC (pixabay.com/jorono)
Intinya sih...
  • Matias Almeyda ditunjuk sebagai pelatih Sevilla mulai 2025/2026, ia merupakan pelatih kedelapan yang berasal dari Argentina.
  • Jorge Sampaoli sosok yang melatih Sevilla sebanyak dua kesempatan.
  • Pelatih pertama asal Argentina yang menukangi Sevilla adalah Helenio Herrera, ia bertahan selama 4 musim sejak 1953/1954.

Sevilla cukup identik dengan Argentina untuk urusan pelatih. Hingga menjelang 2025/2026, sudah ada delapan pria asal Negeri Tango yang menukangi Los Nervionenses. Jumlah tersebut membuat juara Piala Dunia 1978, 1986, dan 2022 ini menjadi negara asing yang menyumbang juru taktik terbanyak bagi klub yang terbentuk pada 1890 itu. Lantas, siapa saja mereka?

1. Matias Almeyda bakal memimpin Sevilla mulai 2025/2026

Sevilla hancur lebur pada 2024/2025. Mereka hanya berakhir di posisi 17. Ini merupakan pencapaian terburuk selama berkiprah di LaLiga Spanyol selain ketika terdegradasi pada 1967/1968, 1971/1972, 1996/1997, dan 1999/2000.

Untuk 2025/2026, Sevilla pun bakal memulai era baru bersama Matias Almeyda. Sosok yang lahir di Azul pada 21 Desember 1973 ini ditunjuk pada 16 Juni 2025 dan dikontrak selama 3 tahun. Saat masih bermain, Almeyda pernah membela mereka selama semusim pada 1996/1997.

2. Jorge Sampaoli melatih Sevilla pada 2016/2017 dan 2022--2023

Jorge Sampaoli melatih Sevilla dalam dua kesempatan. Pria yang lahir di Casilda pada 13 Maret 1960 ini menukangi mereka untuk pertama kali pada 2016/2017. Ia pergi karena dipanggil Timnas Argentina. Sampaoli membawa Sevilla berakhir di peringkat keempat di LaLiga dan mencapai 16 besar Liga Champions Eropa (UCL) serta Copa del Rey.

Pada Oktober 2022, Sevilla, yang baru memecat Julen Lopetegui, menunjuk kembali Sampaoli. Namun, pada kesempatan keduanya, sosok yang membawa Cile menjadi juara Copa America 2015 tersebut cuma bertahan singkat. Ia dipecat setelah 6 bulan karena serangkaian hasil buruk yang membuat klub hanya berjarak dua poin dari zona degradasi.

3. Eduardo Berizzo cuma menukangi Sevilla selama 5 bulan pada 2017

Ketika ditinggal Jorge Sampaoli ke Timnas Argentina, Sevilla menggantikannya dengan sosok yang berasal dari negara yang sama. Dia adalah Eduardo Berizzo. Namun, pria yang direkrut dari Celta Vigo ini hanya memimpin selama 5 bulan. Ia dipecat pada 22 Desember 2017 karena 7 kekalahan dan 6 keimbangan dari 27 pertandingan.

Ironisnya, Sevilla menendang Berizzo setelah sang pelatih baru saja kembali bekerja selama sepekan. Mulai November tahun tersebut, pria yang lahir di Cruz Alta pada 13 November 1969 itu memang terpaksa menepi. Ia harus menjalani pemulihan akibat kanker prostat yang sampai membuatnya mendapat tindakan operasi.

4. Ernesto Marcucci melatih Sevilla selama Eduardo Berizzo absen

Selama Eduardo Berizzo absen untuk menjalani pemulihan karena kanker prostat, tanggung jawab pelatih Sevilla diemban oleh sang asisten yang juga berasal dari Cruz Alta, Ernesto Marcucci. Ia berkuasa selama lima pertandingan. Hasilnya, Sevilla meraih 2 kemenangan, 2 keimbangan, dan menelan 1 kekalahan.

Ketika Berizzo dipecat, Marcucci pun ikut dilepas. Pria yang lahir pada 1 November 1971 tersebut memang selalu menjadi tangan kanan Berizzo. Selain di Sevilla, ia juga menjadi asistennya di Estudiantes LP (2011), O’Higgins (2012—2014), Celta Vigo (2014—2017), Athletic Club (2018), Timnas Paraguay (2019—2021), Timnas Cile (2022—2023), dan Leon (2024—2025).

5. Carlos Bilardo menjadi pelatih Sevilla pada 1992/1993 dan Februari 1997

Sevilla berhasil membujuk Carlos Bilardo untuk melatih mereka pada 1992/1993. Ia merupakan sosok yang membawa Argentina menjuarai Piala Dunia 1986. Sayangnya, Bilardo cuma bertahan semusim setelah hanya mampu menempatkan Sevilla di peringkat ketujuh di LaLiga.

Pada Februari 1997, Bilardo sempat kembali melatih Sevilla. Namun, pria yang lahir di La Paternal pada 16 Maret 1938 tersebut mengundurkan diri setelah 1 kemenangan dan 2 kekalahan. Meski baru sebentar, Bilardo sudah merasa gagal memberikan hasil terbaik.

6. Vicente Cantatore melatih Sevilla selama 2 musim pada 1989—1991

Pada awal 1989/1990, Sevilla membajak Vicente Cantatore dari Real Valladolid. Pada musim pertamanya, sosok yang lahir di Rosario pada 6 Oktober 1935 tersebut cuma membawa klub berakhir di posisi keenam di LaLiga. Meski begitu, Sevilla tetap mempertahankannya untuk edisi berikutnya.

Sayangnya, prestasi klub makin merosot. Mereka turun dua peringkat ke posisi kedelapan. Manajemen Sevilla pun melepasnya pada akhir 1990/1991. Di kompetisi lain, pencapaian terbaik Cantatore adalah perempat final Copa del Rey dan babak kedua Piala UEFA.

7. Roque Olsen melatih Sevilla pada 1974—1976 dan 1989

Ketika ditunjuk pada awal 1989/1990, Vicente Cantatore mengambil alih kursi pelatih Sevilla dari sesama pria asal Argentina, Roque Olsen. Saat itu, Olsen menukangi Sevilla mulai Maret 1989. Masa baktinya tidak diperpanjang karena cuma bisa mempersembahkan 6 kemenangan, 2 keimbangan, dan menelan 5 kekalahan.

Meski begitu, sebelumnya, Olsen sebetulnya sudah sempat melatih Sevilla selama 2 musim. Itu terjadi pada 1974—1976. Pada musim pertamanya (1974/1975), ia berhasil mempersembahkan tiket promosi dengan menjadikan mereka sebagai runner-up di Segunda Division. Pada 1975/1976, sosok yang lahir di Sauce de Luna pada 9 September 1925 tersebut membawa klub berakhir di posisi sebelas.

8. Helenio Herrera melatih Sevilla pada 1953—1957

Helenio Herrera menjadi pelatih Argentina pertama dan terlama yang menukangi Sevilla. Pria kelahiran Buenos Aires pada 10 April 1910 tersebut memimpin selama 4 musim pada 1953/1954—1956/1957. Saat itu, Herrera memang sudah memiliki reputasi mentereng karena mampu membawa Atletico Madrid menjuarai LaLiga pada 1949/1950 dan 1950/1951.

Sayangnya, ia gagal mempersembahkan prestasi yang sama bagi Sevilla. Pencapaian terbaiknya adalah membuat mereka menjadi runner-up pada musim terakhirnya. Meski begitu, Herrera mampu menghadirkan progres yang nyata. Sebabnya, Sevilla berakhir di posisi kelima pada 1953/1954 dan keempat pada 1954/1955 serta 1955/1956.

Sejauh ini, belum ada pelatih asal Argentina yang mampu memberikan trofi bagi Sevilla. Untuk musim pertamanya, klub juga jelas tidak akan menaruh ekspektasi tersebut kepada Matias Almeyda. Namun, mampukah penganut skema 4-4-2 tersebut melebihi pencapaian para pendahulunya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Hafizhuddin
EditorMuhammad Hafizhuddin
Follow Us