Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

10 Pemain Belanda yang Pernah Berseragam Tottenham Hotspur

Micky van de Ven (twitter.com/SpursOfficial)
Micky van de Ven (twitter.com/SpursOfficial)
Intinya sih...
  • Micky van de Ven menjadi bek termahal Spurs dengan nilai transfer 42 juta euro, menunjukkan kontribusi besar di lini belakang dan serangan.
  • Rafael van der Vaart mencatat 77 penampilan dan 28 gol, membawa Spurs ke perempat final Liga Champions dan finis ke-5 Premier League.
  • Edgar Davids membantu Spurs finis ke-5 Premier League, memberi pengaruh besar terutama bagi pemain muda seperti Aaron Lennon dan Michael Dawson.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sepanjang sejarahnya, Tottenham Hotspur telah menjadi rumah bagi banyak talenta berbakat dari berbagai penjuru dunia, termasuk dari Negeri Kincir Angin, Belanda. Dikenal sebagai negara penghasil pemain sepak bola dengan teknik tinggi, visi permainan tajam, dan gaya menyerang yang memikat, Belanda telah menyumbangkan sejumlah nama yang meninggalkan jejak di London Utara. Beberapa di antaranya menjadi pahlawan di lapangan, mencetak gol-gol penting, atau memberi warna dalam taktik permainan Spurs, sementara yang lain berperan di balik layar sebagai pemain pelapis berpengalaman yang menjaga keseimbangan tim.

Kisah para pemain Belanda di Tottenham tidak hanya soal jumlah gol atau trofi, tetapi juga momen-momen berkesan yang tetap hidup dalam ingatan fans. Dari gelandang kreatif seperti Rafael van der Vaart yang menjadi idola publik White Hart Lane, hingga bek muda seperti Micky van de Ven yang memikat hati suporter dengan kecepatan dan keberaniannya, setiap nama punya cerita unik. Berikut adalah daftar 10 pemain Belanda yang pernah berseragam Tottenham Hotspur, lengkap dengan masa bakti, nilai transfer, catatan penampilan, dan kontribusi mereka bagi klub.

1. Micky van de Ven (2023-sekarang)

Micky van de Ven (twitter.com/SpursOfficial)
Micky van de Ven (twitter.com/SpursOfficial)

Micky van de Ven resmi bergabung dengan Tottenham Hotspur pada musim panas 2023 dari VfL Wolfsburg dengan nilai transfer sekitar 42 juta euro atau sekitar Rp840 miliar, menjadikannya salah satu bek termahal yang pernah direkrut Spurs. Di musim debutnya, ia langsung menjadi pilar utama di lini belakang berkat kecepatan, kekuatan fisik, dan kemampuan membaca permainan. Hingga pertengahan musim 2024/25, ia telah mencatat 25 penampilan dan 2 gol di semua kompetisi, menunjukkan kontribusi tidak hanya dalam bertahan tetapi juga membantu serangan dari situasi bola mati.

Meski belum meraih trofi, Van de Ven sudah menorehkan prestasi individu mengesankan dengan memecahkan rekor sebagai bek tercepat di Premier League musim 2023/24, mencatat kecepatan 37,38 km/jam. Adaptasinya yang cepat di kompetisi seketat Premier League membuatnya dipandang sebagai investasi jangka panjang yang sangat berharga. Dengan usianya yang masih muda, ia berpotensi menjadi salah satu bek terbaik di dunia dalam beberapa tahun mendatang jika konsisten menjaga performa dan kebugarannya.

2. Rafael van der Vaart (2010–2012)

Rafael van der Vaart (uefa.com)
Rafael van der Vaart (uefa.com)

Rafael van der Vaart direkrut Tottenham Hotspur dari Real Madrid pada hari terakhir bursa transfer musim panas 2010 dengan biaya sekitar 8 juta euro atau sekitar Rp160 miliar. Transfer ini dianggap sebagai salah satu langkah paling cerdas Spurs di era Premier League. Dalam dua musim membela Spurs, Van der Vaart mencatat 77 penampilan dan 28 gol di semua kompetisi, menjadikannya gelandang serang yang produktif sekaligus kreatif. Kemampuannya mencetak gol jarak jauh, mengatur tempo permainan, dan ketenangan dalam mengeksekusi peluang membuatnya langsung menjadi idola di White Hart Lane.

Prestasi terbaiknya bersama Spurs adalah membawa klub mencapai perempat final Liga Champions 2010/11, pencapaian tertinggi mereka di kompetisi tersebut pada saat itu. Pada musim debutnya, ia juga dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Klub berkat kontribusinya yang besar dalam membawa Spurs finis di peringkat ke-5 Premier League 2010/11. Meski hanya dua musim, kehadirannya meninggalkan jejak mendalam di hati fans, dan banyak yang menganggapnya sebagai salah satu gelandang terbaik yang pernah mengenakan seragam Tottenham.

3. Edgar Davids (2005–2007)

Edgar Davids (twitter.com/SpursOfficial)
Edgar Davids (twitter.com/SpursOfficial)

Edgar Davids bergabung dengan Tottenham Hotspur pada Agustus 2005 dari Inter Milan dengan status bebas transfer, sehingga Spurs tidak mengeluarkan biaya transfer. Meski datang di usia 32 tahun, kehadiran Davids memberi suntikan pengalaman dan mental juara ke dalam skuat muda Spurs saat itu. Dalam dua musim membela klub, ia mencatat 44 penampilan dan 1 gol di semua kompetisi. Dikenal dengan gaya bermain agresif, stamina tinggi, dan visi permainan yang tajam, Davids sering dimainkan sebagai gelandang bertahan yang mengatur ritme sekaligus memutus serangan lawan.

Prestasi terbaiknya di Spurs adalah membantu tim finis di peringkat kelima Premier League musim 2005/06, pencapaian yang membawa klub kembali ke kompetisi Eropa setelah sekian lama absen. Meski tak meraih trofi, pengaruhnya di ruang ganti sangat besar, terutama bagi pemain muda seperti Aaron Lennon dan Michael Dawson yang banyak belajar darinya. Setelah meninggalkan Spurs pada Januari 2007 untuk kembali ke Ajax, Davids tetap dikenang sebagai salah satu pemain bintang dunia yang pernah merumput di White Hart Lane.

4. Steven Bergwijn (2020–2022)

Steven Bergwijn (tottenhamhotspur.com)
Steven Bergwijn (tottenhamhotspur.com)

Steven Bergwijn bergabung dengan Tottenham Hotspur pada Januari 2020 dari PSV Eindhoven dengan nilai transfer sekitar 27 juta euroa atau sekitar Rp540 miliar. Debutnya berjalan impresif, mencetak gol spektakuler ke gawang Manchester City dalam kemenangan 2-0 di Premier League. Dalam dua setengah musim membela Spurs, Bergwijn mencatat 83 penampilan, 8 gol, dan 10 assist di semua kompetisi. Ia dikenal sebagai winger cepat dengan kemampuan dribel tajam dan tendangan akurat, meski persaingan ketat di lini depan membuatnya kerap menjadi pemain rotasi.

Prestasi paling terkenangnya di Spurs datang pada Januari 2022 saat ia mencetak dua gol di masa injury time untuk membalikkan keadaan menjadi 3-2 melawan Leicester City di Premier League — laga yang kemudian dikenal sebagai salah satu comeback terbaik Spurs. Meski begitu, minimnya menit bermain membuat Bergwijn memutuskan kembali ke Belanda pada musim panas 2022 untuk bergabung dengan Ajax. Meski hanya sebentar, momen-momen krusialnya tetap membekas di ingatan fans Spurs.

5. John Metgod (1982–1984)

John Metgod saat sudah tua (nottinghamforest.co.uk)
John Metgod saat sudah tua (nottinghamforest.co.uk)

John Metgod bergabung dengan Tottenham Hotspur pada tahun 1982 dari Real Madrid dengan nilai transfer sekitar 150 ribu euro atau sekitar Rp3 miliar. Metgod dikenal sebagai bek tengah sekaligus gelandang bertahan dengan tendangan bebas yang keras dan akurat. Selama dua musim berseragam Spurs, ia mencatat 23 penampilan dan 1 gol di semua kompetisi. Meski jarang menjadi starter reguler, kehadirannya memberikan kedalaman skuat dan opsi taktis bagi pelatih Keith Burkinshaw saat itu.

Sayangnya, masa baktinya di Spurs tidak terlalu panjang karena persaingan ketat di lini belakang dan adaptasi dengan gaya bermain Inggris yang lebih fisikal. Ia meninggalkan klub pada 1984 untuk bergabung dengan Nottingham Forest, di mana ia justru menemukan performa terbaiknya. Meski kontribusinya di Spurs relatif singkat, Metgod tetap dikenang oleh sebagian fans berkat gaya bermain elegan dan kemampuannya melepaskan tendangan jarak jauh yang mematikan.

6. Vincent Janssen (2016–2019)

Vincent Janssen (twitter.com/SpursOfficial)
Vincent Janssen (twitter.com/SpursOfficial)

Vincent Janssen direkrut Tottenham Hotspur pada Juli 2016 dari AZ Alkmaar dengan nilai transfer sekitar 17 juta euro atau sekitar Rp340 miliar. Perekrutannya kala itu diharapkan menjadi pelapis ideal bagi Harry Kane, setelah ia tampil tajam di Eredivisie dengan status top skor musim 2015/16. Namun, adaptasinya di Premier League tidak berjalan mulus. Selama membela Spurs, Janssen mencatat 42 penampilan dan 6 gol di semua kompetisi, sebagian besar datang dari titik penalti. Minimnya kontribusi di open play membuat ia sering menjadi cadangan atau bahkan tidak masuk skuad.

Pada musim keduanya, ia dipinjamkan ke Fenerbahçe di Turki, di mana ia tampil cukup baik meski cedera mengganggu performanya. Setelah kembali ke Spurs, kesempatannya semakin terbatas, apalagi dengan kedatangan pemain baru. Janssen akhirnya dijual ke Monterrey pada musim panas 2019. Meski kariernya di Spurs tidak sesuai ekspektasi, ia tetap dikenang oleh fans karena profesionalitasnya dan kerja keras yang tetap ia tunjukkan meski jarang dimainkan.

7. Michel Vorm (2014–2020)

Michel Vorm (twitter.com/SpursOfficial)
Michel Vorm (twitter.com/SpursOfficial)

Michel Vorm bergabung dengan Tottenham Hotspur pada Juli 2014 dari Swansea City dengan nilai transfer sekitar 3,5 juta euro atau sekitar Rp70 miliar. Datang sebagai kiper berpengalaman sekaligus pesaing Hugo Lloris, Vorm lebih sering berperan sebagai penjaga gawang kedua. Meski jarang dimainkan di Premier League, ia menjadi pilihan utama di ajang piala domestik seperti FA Cup dan EFL Cup. Dalam enam musim membela Spurs, Vorm mencatat 47 penampilan di semua kompetisi dan menjaga 17 clean sheet, menunjukkan profesionalisme tinggi meskipun statusnya bukan starter reguler.

Salah satu kontribusi pentingnya adalah membantu Spurs mencapai final EFL Cup 2014/15, di mana ia tampil di beberapa laga kunci. Ia juga menjadi bagian dari skuad yang melaju ke final Liga Champions 2018/19, meski tidak dimainkan di laga puncak. Setelah kontraknya habis pada 2019, ia sempat kembali secara singkat pada Oktober 2019 untuk menutup kekosongan di posisi kiper cadangan akibat cedera. Periode panjangnya di klub membuat Vorm dihormati sebagai sosok veteran yang selalu siap saat dibutuhkan.

8. Arnaut Danjuma (2023)

Arnaut Danjuma (twitter.com/SpursOfficial)
Arnaut Danjuma (twitter.com/SpursOfficial)

Arnaut Danjuma bergabung dengan Tottenham Hotspur pada Januari 2023 dari Villarreal dengan status pinjaman selama enam bulan. Kesepakatan tersebut dilaporkan bernilai sekitar 2,5 juta euro atau sekitar Rp50 miliar sebagai biaya pinjaman, tanpa kewajiban pembelian permanen. Pemain sayap yang juga bisa bermain sebagai penyerang ini sempat menjadi rebutan beberapa klub Premier League, namun Spurs berhasil mengamankan jasanya di bursa transfer musim dingin. Dalam setengah musim membela Tottenham, Danjuma mencatat 12 penampilan dan 2 gol di semua kompetisi, dengan kontribusi utamanya datang sebagai pemain pengganti.

Gol debutnya terjadi di Piala FA melawan Preston North End pada Januari 2023, yang langsung memperlihatkan insting mencetak golnya. Sayangnya, minimnya menit bermain di Premier League membuat dampaknya di klub relatif terbatas. Setelah masa pinjaman berakhir pada akhir musim, Danjuma kembali ke Villarreal sebelum kemudian dipinjamkan lagi ke Everton. Meski singkat, kehadirannya di Spurs menambah warna dalam opsi serangan dan meninggalkan kenangan sebagai pemain yang mampu memberi kontribusi instan ketika mendapat kesempatan.

9. Willem Korsten (1999–2001)

Willem Korsten (putih) berduel dengan Ryan Giggs (merah). (twitter.com/SpursOfficial)
Willem Korsten (putih) berduel dengan Ryan Giggs (merah). (twitter.com/SpursOfficial)

Willem Korsten awalnya bergabung dengan Tottenham Hotspur pada Maret 1999 dari Vitesse Arnhem dengan status pinjaman, sebelum dipermanenkan dari Leeds United pada musim panas yang sama. Nilai transfer permanennya diperkirakan sekitar 1,5 juta euro atau sekitar Rp30 miliar. Pemain sayap asal Belanda ini dikenal memiliki kecepatan, teknik dribel mumpuni, dan kemampuan mencetak gol dari jarak jauh. Selama dua musim membela Spurs, Korsten mencatat 47 penampilan dan 5 gol di semua kompetisi. Meskipun kariernya di London Utara cukup singkat, ia sempat menjadi salah satu opsi andalan di sektor sayap.

Momen paling ikonik Korsten bersama Spurs terjadi di laga terakhir musim 2000/01 melawan Manchester United, di mana ia mencetak dua gol spektakuler, termasuk satu tendangan voli memukau yang dikenang fans hingga kini. Sayangnya, cedera pinggul kronis memaksanya pensiun dini pada usia 26 tahun, tepat setelah laga tersebut. Meski kariernya terhenti terlalu cepat, Korsten meninggalkan warisan momen indah yang membuatnya tetap dicintai pendukung Spurs, khususnya karena mengakhiri kariernya dengan gaya yang dramatis.

10. Hans Segers (1997–2001)

Hans Segers saat sudah tua (adodenhaag.nl)
Hans Segers saat sudah tua (adodenhaag.nl)

Hans Segers, kiper veteran asal Belanda, bergabung dengan Tottenham Hotspur pada musim panas 1997 dari Wimbledon dengan status bebas transfer, sehingga tidak memerlukan biaya transfer. Saat direkrut, Segers sudah berusia 36 tahun dan memiliki pengalaman panjang di sepak bola Inggris, terutama di Eredivisie dan Premier League. Di Spurs, ia berperan sebagai penjaga gawang cadangan untuk Ian Walker dan kemudian Neil Sullivan. Selama empat musim berseragam Tottenham, Segers hanya mencatat 0 penampilan kompetitif di tim utama, karena perannya memang difokuskan sebagai pelapis dan mentor bagi kiper muda.

Meski tidak tampil di laga resmi, Segers berkontribusi besar di balik layar dengan membantu mengasah kemampuan para penjaga gawang Spurs. Perannya sebagai sosok senior yang membawa ketenangan di ruang ganti membuatnya dihargai oleh staf pelatih dan rekan setim. Setelah pensiun pada 2001, ia melanjutkan kariernya di dunia sepak bola sebagai pelatih kiper, termasuk kembali bekerja di klub-klub Premier League. Kehadirannya di Spurs menjadi contoh bagaimana pemain berpengalaman bisa memberi dampak signifikan meski jarang terlihat di lapangan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
Jumawan Syahrudin
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us