Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pemain Kesayangan dan Pilihan Aneh Spalletti di Starting XI Italia

ilustrasi sepak bola (pexels.com/Pixabay)

Jakarta, IDN Times - Italia harus angkat koper setelah dipermalukan Swiss dengan skor 0-2 di babak 16 besar Euro 2024, Sabtu (29/6/2024). Pelatih Italia, Luciano Spalletti sontak menjadi bulan-bulanan fans di media sosial.

Taktik dan kebijakan Spalletti dalam meramu starting XI dinilai menjadi biang kerok kekalahan Italia di Olympiastadion Berlin. Mengingat, Gli Azzurri tak mampu mengembangkan permainan sepanjang laga.

1. Di Lorenzo dan Fagioli dipertanyakan

Kemarahan fans membuat Italia dan Spalletti menjadi trending topik di X. Mereka seperti tak belajar dari kekurangannya di penyisihan grup. Evaluasinya tak terlihat, hingga akhirnya gugur di fase gugur.

Keputusan Spalletti tak merotasi Giovanni Di Lorenzo dipertanyakan. Di Lorenzo terus dipercaya menjadi starter, meski kurang meyakinkan sepanjang penyisihan grup. 

Apa yang dikhawatirkan pun terjadi, mengingat semua gol yang dicetak Swiss berasal dari sektor Di Lorenzo. Kelengahannya memudahkan Ruben Vargas untuk mencetak satu gol dan satu assist.

Pada gol pertama, Lorenzo kecolongan oleh pergerakan tanpa bola dari Vargas. Alhasil, Vargas tak terkawal dan mampu memberikan assist kepada Remo Freuler, menit 37. Kemudian, pada menit 46, Lorenzo gagal memotong umpan hingga Vargas mampu melepaskan tembakan untuk menggandakan keunggulan.

Selain Di Lorenzo, fans juga mempertanyakan kehadiran Nicolo Fagioli di starting XI. Keputusan Spalletti dirasa konyol, karena memainkan pemain yang absen lama imbas kasus judi di laga penting, sejak peluit kick-off dibunyikan.

Spalletti juga sempat disinggung jurnalis selepas laga. Namun, eks pelatih Napoli itu mengklaim Fagioli layak diturunkan karena memiliki kualitas.

"Fagioli bermain karena saya pikir dia punya kemampuan," kata Spalletti dilansir Football Italia.

2. Formasi empat bek gak efektif buat Italia

Selain itu, formasi empat bek Spalletti juga disinggung karena tidak berjalan efektif. Pendekatan itu dirasa kurang ampuh, mengingat pemain belakang yang dibawa Gli Azzurri lebih sering menggunakan sistem tiga bek di klubnya masing-masing.

Pendekatan itu membuat Italia mendapatkan rapor merah, karena Italia selalu kebobolan di Euro 2024. Padahal, pada edisi 2020, gawang Italia baru kecolongan di babak 16 besar.

3. Italia harus berbenah demi Piala Dunia 2026

Kini, Italia harus bercermin andai ingin tampil di Piala Dunia 2026. Sebab, mereka sudah tidak ikut serta dalam dua edisi terakhir turnamen internasional paling bergengsi tersebut.

"Saya tidak terlalu senang dengan respons kami di tempat latihan, tetapi ini adalah pemain yang saya pilih. Masa depan Italia bergantung pada pilihan yang berbeda. Kami membutuhkan pemain yang bertenaga. Dalam hal intensitas, kami berada di bawah standar, dan Swiss yang unggul dalam aspek tersebut," ujar Spalletti.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us