Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

9 Pemain Terakhir yang Memutuskan Pensiun Bersama Brighton

Steve Sidwell (brightonandhovealbion.com)
Steve Sidwell (brightonandhovealbion.com)
Intinya sih...
  • Enock Mwepu pensiun di usia 24 tahun akibat masalah kesehatan jantung.
  • Bruno Saltor, Liam Rosenior, Steve Sidwell, Casper Ankergren, Bobby Zamora, Glenn Murray, Michel Kuipers dan Inigo Calderón adalah pemain lain yang memutuskan pensiun bersama Brighton.
  • Mereka memiliki kontribusi besar bagi klub dan tetap terlibat dalam dunia sepak bola setelah pensiun.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Brighton & Hove Albion dikenal sebagai klub yang memberikan ruang istimewa bagi para pemain untuk menutup perjalanan karier mereka. Sejumlah nama besar hingga pemain yang mungkin jarang tersorot, memilih gantung sepatu di klub ini setelah memberikan kontribusi penting baik di dalam maupun luar lapangan. Hal ini semakin menegaskan bahwa Brighton bukan sekadar klub, melainkan rumah kedua bagi banyak pesepak bola.

Beberapa di antaranya adalah legenda yang membawa Brighton kembali ke Premier League, sementara yang lain dikenal karena dedikasi panjangnya membela klub meski tidak selalu menjadi sorotan utama. Berikut adalah sembilan pemain terakhir yang memutuskan pensiun bersama Brighton lengkap dengan kisah masa bakti, jumlah penampilan, hingga kontribusi yang mereka tinggalkan.

1. Enock Mwepu (2021-2022)

Enock Mwepu (brightonandhovealbion.com)
Enock Mwepu (brightonandhovealbion.com)

Enock Mwepu datang ke Brighton pada musim panas 2021 setelah tampil impresif bersama Red Bull Salzburg. Pemain asal Zambia ini dikenal sebagai gelandang box-to-box yang punya kemampuan mendistribusikan bola dengan baik. Selama berseragam Brighton, ia mencatat 24 penampilan di Premier League dengan torehan 2 gol dan 5 assist. Salah satu momen paling ikoniknya adalah ketika ia mencetak gol jarak jauh menakjubkan ke gawang Liverpool di Anfield, yang menunjukkan kualitas luar biasanya meski masih berusia muda.

Sayangnya, karier Mwepu harus terhenti sangat cepat. Pada Oktober 2022, ia diumumkan pensiun di usia 24 tahun setelah didiagnosis mengidap kelainan jantung bawaan yang berpotensi mengancam nyawanya bila tetap bermain. Keputusan itu membuat publik sepak bola terkejut, tetapi ia mendapat dukungan penuh dari klub dan para penggemar. Brighton kemudian memberinya peran baru sebagai pelatih di akademi, sehingga Mwepu tetap bisa berkontribusi bagi perkembangan generasi baru meski tidak lagi di lapangan hijau.

2. Bruno Saltor (2012–2019)

Bruno Saltor (premierleague.com)
Bruno Saltor (premierleague.com)

Bruno Saltor, atau yang akrab disapa Bruno, adalah bek kanan asal Spanyol yang memperkuat Brighton dari tahun 2012 hingga 2019. Datang dari Valencia dalam usia yang sudah matang, Bruno langsung menjadi sosok penting di ruang ganti berkat pengalaman dan kepemimpinannya. Selama tujuh musim, ia mencatat lebih dari 225 penampilan di semua kompetisi, dengan kontribusi 2 gol dan 15 assist. Meski tidak terlalu menonjol dalam catatan statistik ofensif, perannya sebagai kapten membuat Brighton memiliki figur teladan yang dihormati pemain dan suporter.

Bruno juga berperan besar dalam membawa Brighton promosi ke Premier League pada musim 2016–17. Gaya mainnya dikenal tenang, cerdas, dan jarang melakukan kesalahan, menjadikannya bek kanan yang sangat bisa diandalkan hingga usia senja kariernya. Ia resmi pensiun pada 2019 di usia 38 tahun, menjadikannya salah satu pemain tertua yang pernah tampil di Premier League pada era modern. Seusai pensiun, Bruno langsung bergabung dengan staf kepelatihan Brighton sebelum kemudian sempat menjadi bagian dari tim pelatih Chelsea. Loyalitas dan dedikasi Bruno membuatnya dicintai fans sebagai salah satu legenda modern klub.

3. Liam Rosenior (2015–2018)

Liam Rosenior (premierleague.com)
Liam Rosenior (premierleague.com)

Liam Rosenior bergabung dengan Brighton pada musim panas 2015 setelah meninggalkan Hull City. Ia dikenal sebagai bek serba bisa yang bisa bermain di sisi kanan maupun kiri pertahanan. Selama memperkuat Brighton, Rosenior mencatat lebih dari 45 penampilan di semua kompetisi, meski tidak mencetak gol ataupun assist karena lebih difokuskan pada tugas defensif. Peran utamanya adalah memberikan pengalaman, kedewasaan, serta stabilitas di lini belakang, terutama bagi para pemain muda yang berkembang saat itu.

Rosenior turut menjadi bagian dari skuad yang membawa Brighton promosi ke Premier League pada musim 2016–17, sebuah pencapaian bersejarah dalam kariernya. Ia akhirnya memutuskan pensiun pada Juli 2018 di usia 34 tahun, setelah tiga musim membela klub. Tidak lama setelah gantung sepatu, Rosenior beralih ke dunia kepelatihan dan sempat bekerja di akademi Brighton sebelum akhirnya berkarier sebagai pelatih profesional. Keputusannya menutup karier di Brighton membuatnya dikenang sebagai salah satu pemain berpengalaman yang membantu klub memasuki era baru di kasta tertinggi sepak bola Inggris.

4. Steve Sidwell (2016–2018)

Steve Sidwell (brightonandhovealbion.com)
Steve Sidwell (brightonandhovealbion.com)

Steve Sidwell datang ke Brighton pada musim 2016 setelah sempat menjalani masa pinjaman sebelumnya dari Stoke City. Gelandang tengah asal Inggris ini dikenal dengan gaya mainnya yang pekerja keras, disiplin, serta mampu menjaga keseimbangan tim di lini tengah. Selama berseragam Brighton, ia mencatat lebih dari 35 penampilan di semua kompetisi, menyumbang 1 gol dan 2 assist. Meski kontribusinya dalam hal angka tidak besar, Sidwell memberikan pengalaman berharga di ruang ganti dan menjadi mentor bagi pemain muda.

Musim terbaiknya bersama Brighton datang pada 2016–17, ketika ia ikut berperan membawa klub promosi ke Premier League untuk pertama kalinya setelah absen lama dari kasta tertinggi. Sayangnya, cedera punggung kronis membatasi menit bermainnya di musim berikutnya, hingga akhirnya ia memutuskan pensiun pada 2018 di usia 35 tahun. Seusai pensiun, Sidwell tidak meninggalkan dunia sepak bola, ia kemudian berkarier sebagai pundit dan analis di media olahraga Inggris. Keputusannya mengakhiri karier di Brighton menambah daftar pemain yang meninggalkan warisan kuat dalam perjalanan klub menuju era modern Premier League.

5. Casper Ankergren (2010–2017)

Casper Ankergren (brightonandhovealbion.com)
Casper Ankergren (brightonandhovealbion.com)

Casper Ankergren, kiper asal Denmark, bergabung dengan Brighton pada tahun 2010 setelah sebelumnya bermain di Leeds United. Ia segera menjadi pilihan utama di bawah mistar pada musim debutnya, membantu Brighton menjuarai League One 2010–11 dan naik ke Championship. Selama memperkuat Brighton, Ankergren mencatat lebih dari 70 penampilan resmi di semua kompetisi. Walaupun ia tidak berkontribusi dalam bentuk gol maupun assist, perannya sebagai penjaga gawang berpengalaman sangat krusial pada awal era kebangkitan klub.

Seiring berjalannya waktu, posisinya digantikan oleh kiper-kiper baru, namun Ankergren tetap dihormati sebagai sosok senior yang berpengaruh di ruang ganti. Ia memutuskan pensiun pada 2017 di usia 37 tahun, setelah tujuh tahun membela Brighton. Uniknya, ia langsung dipercaya bergabung ke staf kepelatihan kiper Brighton tak lama setelah gantung sarung tangan, menandakan loyalitas dan kedekatannya dengan klub. Dedikasi jangka panjangnya membuat Ankergren dikenang sebagai salah satu kiper yang membantu Brighton melewati fase penting menuju Premier League.

6. Bobby Zamora (2000–2003 dan 2015–2016)

potret Bobby Zamora (90min.com)
potret Bobby Zamora (90min.com)

Bobby Zamora menjadi salah satu penyerang paling ikonik Brighton, dengan dua periode pengabdian. Pada masa pertamanya (2000–2003), ia tampil luar biasa produktif dengan mencetak lebih dari 70 gol dan membantu Brighton meraih promosi beruntun dari Division Three ke Division One. Ketajamannya membuatnya dicintai fans, bahkan dijuluki sebagai “raja gol” pada awal 2000-an. Ia dikenal memiliki insting mencetak gol yang tajam, baik lewat sundulan maupun kaki kanannya yang mematikan.

Zamora kembali ke Brighton pada musim 2015–2016, menutup kariernya di klub yang membesarkan namanya. Meski tak seproduktif dulu, ia masih mampu memberi dampak besar dengan 26 penampilan dan 7 gol di musim terakhirnya. Pada 2016, di usia 35 tahun, ia resmi mengumumkan pensiun. Setelah pensiun, Zamora tetap terlibat dengan Brighton, bahkan sempat dipercaya membantu staf pelatih. Keputusan untuk menutup karier di klub lamanya menunjukkan ikatan emosional yang kuat dengan Brighton.

7. Glenn Murray (2008–2011 dan 2016–2021)

potret Glenn Murray (wearebrighton.com)
potret Glenn Murray (wearebrighton.com)

Glenn Murray adalah legenda Brighton modern yang berjasa besar membawa klub ini ke era baru. Dalam dua periode kariernya, ia mencatat total 233 penampilan dan 88 gol di semua kompetisi, menjadikannya salah satu pencetak gol terbanyak dalam sejarah klub. Pada masa pertamanya (2008–2011), ia menjadi ujung tombak yang mematikan, sedangkan di periode keduanya (2016–2021) ia tampil sebagai sosok berpengalaman yang mampu membawa Brighton promosi ke Premier League pada 2017.

Di Premier League, Murray bahkan sempat mencatat 13 gol di musim 2017–18, membuktikan dirinya masih tajam meski sudah berusia di atas 30 tahun. Ketangguhan dan konsistensinya membuat ia dikenang sebagai pemain yang selalu bisa diandalkan di lini serang. Ia resmi pensiun pada 31 Mei 2021 di usia 37 tahun setelah sempat dipinjamkan ke Watford dan bermain sebentar untuk Nottingham Forest. Murray meninggalkan warisan besar, karena gol-golnya menjadi bagian penting perjalanan Brighton dari League One hingga kasta tertinggi.

8. Michel Kuipers (2000–2010)

Michel Kuipers adalah penjaga gawang asal Belanda yang menjadi andalan Brighton selama satu dekade penuh. Bergabung pada tahun 2000, ia langsung menjadi pilihan utama di bawah mistar, mencatat lebih dari 247 penampilan liga. Kuipers dikenal sebagai kiper dengan refleks cepat dan keberanian tinggi dalam menghadapi duel satu lawan satu. Keberadaannya memberi stabilitas penting bagi lini belakang Brighton di masa transisi klub dari Goldstone Ground menuju Withdean Stadium.

Meski jarang mendapat sorotan seperti striker atau gelandang, peran Kuipers sangat vital dalam menjaga konsistensi tim di kompetisi kasta bawah Inggris. Ia akhirnya meninggalkan klub pada 2010 setelah kontraknya habis, lalu melanjutkan karier singkat di Crawley Town sebelum pensiun di usia sekitar 36 tahun. Selepas gantung sarung tangan, Kuipers tetap berkecimpung di dunia sepak bola sebagai agen pemain, menandakan bahwa ikatannya dengan olahraga ini tak pernah putus.

9. Inigo Calderón (2010–2016)

Michel Kuipers adalah penjaga gawang asal Belanda yang menjadi andalan Brighton selama satu dekade penuh. Bergabung pada tahun 2000, ia langsung menjadi pilihan utama di bawah mistar, mencatat lebih dari 247 penampilan liga. Kuipers dikenal sebagai kiper dengan refleks cepat dan keberanian tinggi dalam menghadapi duel satu lawan satu. Keberadaannya memberi stabilitas penting bagi lini belakang Brighton di masa transisi klub dari Goldstone Ground menuju Withdean Stadium.

Meski jarang mendapat sorotan seperti striker atau gelandang, peran Kuipers sangat vital dalam menjaga konsistensi tim di kompetisi kasta bawah Inggris. Ia akhirnya meninggalkan klub pada 2010 setelah kontraknya habis, lalu melanjutkan karier singkat di Crawley Town sebelum pensiun di usia sekitar 36 tahun. Selepas gantung sarung tangan, Kuipers tetap berkecimpung di dunia sepak bola sebagai agen pemain, menandakan bahwa ikatannya dengan olahraga ini tak pernah putus.

Kesembilan pemain ini menunjukkan betapa Brighton bukan hanya sekadar tempat bermain, melainkan juga destinasi akhir yang penuh arti bagi banyak pesepak bola. Dari legenda seperti Glenn Murray dan Bobby Zamora, hingga sosok loyal seperti Michel Kuipers dan Bruno Saltor, semuanya meninggalkan jejak yang membentuk identitas klub. Dengan kisah mereka, Brighton semakin dikenal sebagai klub yang menghargai kontribusi pemain hingga akhir perjalanan kariernya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mufqi Fajrurrahman
EditorMufqi Fajrurrahman
Follow Us

Latest in Sport

See More

Rafael Struick Melempem, CEO Dewa United: Jangan Ditekan

04 Sep 2025, 22:30 WIBSport