SS Lazio mungkin kalah bersaing dalam urusan trofi dari klub-klub raksasa Serie A, seperti Juventus, Inter Milan, dan AC Milan. Namun, klub asal Roma tersebut tetap memliki catatan sejarah yang apik. Biancoceleste mengoleksi 2 Scudetto, 7 Coppa Italia, serta kerap melahirkan pemain-pemain top dari akademi mereka.
Deretan pemain tersebut tidak hanya bersinar di Lazio, tetapi juga meraih prestasi cemerlang di klub besar lainnya. Berikut ini 5 pemain top yang merupakan lulusan akademi Lazio.
Marco Di Vaio merupakan salah satu striker berpengalaman Italia di era 2000-an. Dia mengawali kariernya di akademi Lazio sebelum menembus tim utama pada 1993. Demi mendapatkan waktu bermain, dia sempat dipinjamkan ke Hellas Verona dan Bari sebelum dilepas permanen ke klub Serie B, Salernitana, pada tahun 1997.
Di Vaio hanya tampil dalam 18 laga dengan mencetak 6 gol bagi Lazio. Sejak meninggalkan Lazio, kariernya mulai berkembang. Didapuk sebagai top skor Serie B pada musim pertamanya di Salernitana, dia hijrah ke AC Parma pada tahun 1999 dan sukses mempersembahkan Coppa Italia. Juventus kemudian datang meminangnya pada tahun 2002 dan langsung meraih Scudetto di musim perdananya.
Di Vaio juga sempat berkarier di Luar Italia bersama AS Monaco dan Valencia sebelum gantung sepatu bersama klub Kanada, Montreal Impact pada tahun 2014.
Marco Materazzi merupakan pemain kunci Timnas Italia di final Piala Dunia 2006 lewat gol krusialnya meskipun juga terlibat konflik dengan Zinedine Zidane. Di level klub, bek garang ini sukses bersama Inter Milan dengan meraih 5 Scudetto, 4 Coppa Italia, dan 1 trofi Liga Champions.
Dia bergabung dengan Nerrazurri pada tahun 2001 dari Perugia dengan mahar 10 juta euro. Materazzi bertahan di Giuseppe Meazza selama satu dekade dan sebelumnya juga sempat berkarier di Inggris bersama Everton. Namun, tak banyak yang tahu bahwa bek jangkung ini merupakan lulusan akademi Lazio era '90-an. Sayangnya, dia tak pernah berhasil menembus tim utama.
Paolo Di Canio dikenal sebagai striker tempramental, tetapi juga salah satu yang terbaik di Serie A pada eranya. Mengenyam pendidikan sejak kecil di tim akademi Lazio, dia sukses menembus tim utama pada tahun 1984. Di Canio mencatatkan 125 laga dengan torehan 25 gol untuk Lazio.
Pada tahun 1990 dia dilepas ke Juventus dan menjadi bagian ketika Bianconerri meraih juara UEFA Cup pada musim 1992/1993. Sempat dipinjamkan ke Napoli, Di Canio kemudian dilepas permanen ke AC Milan pada tahun 1994. Di Canio juga pernah berkarier di luar Italia bersama Celtic, Sheffield United, West Ham, dan Charlton Athletic sebelum kembali ke Lazio pada tahun 2004 dan gantung sepatu pada tahun 2007 bersama Cisco Roma.
Mauro Tassotti memang merupakan legenda AC Milan, klub yang ia bela selama 17 tahun sejak 1980. Dia sukses persembahkan 5 Scudetto dan 3 trofi Liga Champions. Meski demikian, pemain yang berposisi bek kanan tersebut lebih dulu mengenyam pendidikan bersama akademi Lazio.
Pada tahun 1978 dia sukses menembus tim utama Lazio dan bertahan selama tiga musim. Dia mencatatkan 46 laga sebelum hijrah ke AC Milan pada tahun 1980 dan gantung sepatu di klub asal kota Milan tersebut dengan catatan prestasi yang impresif.
Alessandro Nesta dinilai sebagai salah satu bek terbaik dunia yang pernah ada, sekaligus lulusan terbaik akademi Lazio. Dia menembus tim utama pada tahun 1993 dan berkembang menjadi salah satu bek terbaik sekaligus ikon dan kapten klub. Nesta mencatatkan 261 laga untuk Lazio dan mempersembahkan 1 Scudetto,1 Piala Winners, dan 2 Coppa Italia selama 9 musim berkostum Lazio.
Pada tahun 2003 AC Milan memboyongnya dengan harga 31 juta euro, sebuah rekor bek termahal kala itu. Berbagai prestasi luar biasa dia persembahkan unntuk Rossonerri, yakni 2 Liga Champions, 2 Scudetto, dan 2 UEFA Super Cup. Setelah sedekade di Milan, Nesta sempat hijrah ke Montreal Impact dan Chennaiyin FC, kemudian gantung sepatu pada tahun 2015.
Meski Lazio sudah lama tak merasakan Scudetto, mereka selalu mampu tampil stabil dan menjadi kuda hitam bagi klub-klub besar. Salah satu kuncinya adalah pemain-pemain yang berasal dari akademi mereka. Adakah pemain idolamu di sana?