Termasuk Mesut Ozil, Ini 5 Pemain yang Kariernya Meredup di Arsenal 

Setelah berhasil mencetak 18 gol dari 49 pertandingan di Everton, Francis Jeffers akhirnya menarik perhatian Arsene Wenger. Penyerang asal Inggris ini kemudian diboyong dengan harga 8 juta poundsterling pada Juli 2001. Sayang, ia gagal menunjukkan potensinya di Arsenal.

Karena masalah cedera dan kebugaran, Jeffers hanya tampil sebanyak 10 kali bersama Arsenal di musim debutnya. Ia secara terbuka mengakui bahwa kepindahannya ke Arsenal merupakan kesalahan yang besar.

Selama berseragam Arsenal, ia hanya mampu mencetak 8 gol dari 39 pertandingan. Bisa dikatakan, Jeffers merupakan salah satu pembelian Wenger paling mengecewakan.

Andrey Arshavin memang memiliki momen-momen terbaik dalam kariernya bersama Arsenal. Terutama saat ia berhasil mencetak 4 gol ke gawang Liverpool pada 2009.

Namun, kreativitas dan visi permainan yang membuat ia direkrut oleh Wenger ke klub tak pernah terlihat nyata. Harapan yang berada di pundaknya pun gagal ia emban karena sering diterpa cedera.

Pada musim terakhirnya bersama Arsenal, Arshavin hanya tampil sporadis di Premier League dan kerap menjadi penghangat bangku cadangan. Ia kemudian bergabung dengan Zenit St. Petersburg, namun sentuhan terbaiknya telah hilang.

Sebenarnya, setelah itu Arshavin pernah mengalami karier yang cukup sukses, tapi hal tersebut hanya terjadi di Liga Kazakhstan.

Davor Suker bergabung dengan Arsenal setelah menjadi top skor Piala Dunia 1998. Sayang, kemampuan mencetak golnya menurun setelah membela Arsenal. Ia hanya mampu mencatatkan 8 gol dari 22 pertandingan di Premier League.

Suker hanya bertahan selama satu musim di Arsenal sebelum akhirnya memilih bergabung bersama West Ham dengan bebas transfer. Meski bermain bersama klub papan bawah, ia harus bersusah payah untuk mendapatkan tempat inti di tim barunya tersebut.

Arsenal sempat mendatangkan pemain muda berbakat asal Jepang, Ryo Miyaichi pada 2011. Bahkan ia kerap kali dibandingkan dengan bintang asal Brasil, Ronaldinho karena kemampuannya mengolah bola, sehingga panggilan Ryodinho pun sempat menempel erat dengannya. Walau tampil apik saat masa peminjaman dengan Feyenoord, Ryo tidak pernah benar-benar menunjukkan kualitasnya di Arsenal.

Setelah beberapa kali dipinjamkan, ia akhirnya dilepas Arsenal dengan bebas transfer ke klub Jerman, FC St. Pauli pada 2015. Ryo sebenarnya sempat diprediksi akan menjadi pemain hebat, tapi kini justru terpuruk.

Penurunan karier Mesut Ozil juga cukup anjlok di Arsenal. Ia didatangkan ke Stadion Emirates pada musim panas 2013 dari Real Madrid.

Awalnya, Ozil berhasil menunjukkan kapasitasnya sebagai salah satu playmaker terbaik di dunia. Ia berhasil mencatatkan 7 gol dan 14 assist dalam 42 pertandingan di musim perdananya bersama Arsenal. Ozil juga berperan penting dalam keberhasilan The Gunners meraih 3 gelar Piala FA.

Namun, nasib pemain berusia 31 tahun ini berubah cukup cepat pada musim 2018/2019. Akibat masalah cedera dan tak sesuai dengan skema yang diinginkan Unai Emery, ia harus tersingkirkan dari tim utama Arsenal. Meski telah berganti pelatih, nasib Ozil hingga saat ini pun tak berubah.

Sepak bola memang terkadang kejam. Lonjakan karier dengan bermain bersama klub besar pun belum tentu berakhir manis.