5 Pemain yang Pernah Bela Manchester United dan Atletico Madrid

- David De Gea sukses memperkuat Manchester United dan Atletico Madrid, meraih berbagai gelar dan penghargaan sepanjang kariernya.
- Ricardo Lopez Felipe menjadi pelapis kiper di Manchester United sebelum pensiun dan beralih ke dunia kepelatihan.
- Diego Forlan kurang sukses di Manchester United tetapi melejit bersama Atletico Madrid, sebelum pensiun dan menjadi pelatih.
Sepak bola Eropa penuh dengan kisah perpindahan pemain antar klub besar, dan Manchester United serta Atletico Madrid termasuk klub yang memiliki sejarah panjang dalam menampung talenta top dunia. Kedua klub ini berbeda gaya bermain, dengan United yang terkenal dinamis di Premier League dan Atletico yang tangguh di bawah asuhan Diego Simeone di La Liga. Meski begitu, beberapa pemain mampu beradaptasi dan bersinar di kedua klub, meninggalkan jejak karier yang menarik untuk ditelusuri.
Selain faktor kualitas individu, alasan pemain bisa tampil di kedua klub biasanya karena reputasi internasional, prestasi di liga sebelumnya, atau potensi yang dianggap sesuai dengan kebutuhan klub. Pemain yang sukses di satu klub biasanya diboyong untuk memperkuat lini yang dianggap lemah atau menambahkan pengalaman internasional. Hal ini berlaku bagi para pemain yang kita bahas berikut ini, yang kariernya membentang antara Inggris dan Spanyol.
Menariknya, perjalanan para pemain ini tidak selalu mulus. Ada yang bersinar di Atletico tetapi kurang menyesuaikan diri di Premier League, ada pula yang berhasil di United tapi tak terlalu lama bertahan di Spanyol. Berikut daftar lima pemain yang pernah membela kedua klub ini, lengkap dengan penjelasan mendalam dan status terbaru mereka:
1. David De Gea

David de Gea menjadi sosok paling ikonik yang pernah memperkuat Manchester United dan Atletico Madrid. Ia memulai karier profesionalnya bersama Atletico pada 2009 dan segera menarik perhatian berkat refleks cepat serta kemampuan luar biasa dalam membaca arah bola. Bersama Los Rojiblancos, De Gea sukses mempersembahkan gelar Liga Europa 2009/10 dan Piala Super Eropa 2010, menjadikannya salah satu kiper muda terbaik di Eropa saat itu.
Pada 2011, Manchester United merekrutnya untuk menggantikan Edwin van der Sar. Perjalanan awalnya di Premier League tidak mudah, tetapi De Gea berkembang menjadi penjaga gawang kelas dunia di bawah asuhan Sir Alex Ferguson. Selama lebih dari satu dekade di Old Trafford, ia memenangkan berbagai trofi termasuk Premier League 2012/13, FA Cup 2015/16, Carabao Cup 2016/17, dan Europa League 2016/17. Ia juga meraih penghargaan Pemain Terbaik Klub versi Fans sebanyak empat kali, rekor yang belum dipecahkan hingga kini.
Setelah sempat berstatus bebas transfer pada 2023, De Gea akhirnya menandatangani kontrak baru dengan Fiorentina, klub Serie A Italia. Kontrak tersebut mengikatnya hingga tahun 2028, menjadikannya bagian penting dari proyek jangka panjang klub tersebut. Di Fiorentina, De Gea dipercaya sebagai kiper utama dan membawa pengalaman besar dari kariernya di Inggris serta Spanyol, sekaligus membuktikan bahwa dirinya masih layak bermain di level tertinggi Eropa.
2. Ricardo

Ricardo López Felipe, yang lebih dikenal sebagai Ricardo, adalah kiper asal Spanyol yang pernah menimba pengalaman di klub-klub besar Eropa. Ia memulai karier profesionalnya di Atlético Madrid, tempat ia berkembang melalui akademi dan sempat tampil di tim utama. Selama di Atletico, Ricardo dikenal sebagai kiper dengan refleks cepat dan kemampuan membaca permainan yang baik, meskipun ia sering menjadi pelapis bagi penjaga gawang utama saat itu.
Pada 2001, Ricardo pindah ke Manchester United dengan status pelapis Edwin van der Sar dan Fabien Barthez. Kehadirannya di Old Trafford membuat United memiliki opsi kedua yang solid di bawah mistar gawang. Meskipun jarang dimainkan secara reguler, Ricardo dianggap profesional dan selalu siap tampil ketika dibutuhkan, termasuk di kompetisi domestik dan Liga Champions. Kehadiran pemain seperti Ricardo membantu stabilitas skuad Manchester United pada era Sir Alex Ferguson.
Setelah meninggalkan United, Ricardo melanjutkan kariernya di beberapa klub Inggris dan Spanyol sebelum akhirnya pensiun dari sepak bola profesional pada 2013. Saat ini, Ricardo aktif sebagai pelatih kiper dan terlibat dalam akademi sepak bola di Spanyol, membimbing generasi muda untuk mengasah kemampuan mereka di bawah mistar gawang. Keahliannya sebagai mentor membuatnya tetap berpengaruh dalam dunia sepak bola meski sudah tidak bermain lagi secara profesional.
3. Diego Forlan

Diego Forlán sempat menjadi penyerang muda penuh harapan saat bergabung dengan Manchester United pada 2002. Namun, adaptasinya di Inggris tidak berjalan mulus karena gaya bermainnya yang lebih cocok untuk sepak bola Spanyol. Ia hanya mencetak 17 gol selama tiga musim, meski beberapa di antaranya sangat berkesan seperti dua gol ke gawang Liverpool di Anfield. Meski begitu, Forlán tetap dikenang karena kerja keras dan semangat pantang menyerahnya di lapangan.
Setelah meninggalkan United, karier Forlán justru melejit di La Liga bersama Villarreal dan Atletico Madrid. Bersama Los Rojiblancos, ia mencetak lebih dari 70 gol dan memenangkan Liga Europa 2009/10 serta Piala Super Eropa 2010. Forlán juga dua kali meraih Sepatu Emas Eropa dan dikenal sebagai penyerang dengan insting tajam serta kemampuan mencetak gol dari jarak jauh. Prestasi itu menjadikannya salah satu penyerang paling dihormati di Eropa pada zamannya.
Saat ini, Diego Forlán sudah pensiun dari sepak bola profesional. Ia gantung sepatu pada 2019 setelah memperkuat klub asal Hong Kong, Kitchee SC. Setelah pensiun, Forlán beralih ke dunia kepelatihan dan sempat menangani klub besar Uruguay, Peñarol, serta CA Atenas. Kini, ia aktif sebagai analis sepak bola dan duta olahraga internasional, sering tampil di berbagai acara dan kegiatan promosi yang berkaitan dengan sepak bola Amerika Selatan.
4. Radamel Falcao

Radamel Falcao menjadi ikon Atletico Madrid pada awal 2010-an. Direkrut dari Porto pada 2011, ia tampil luar biasa bersama Los Rojiblancos dengan catatan lebih dari 70 gol dalam dua musim. Falcao membawa Atletico menjuarai Liga Europa 2011/12 dan Piala Super Eropa 2012, bahkan mencetak hattrick ke gawang Chelsea di final. Ketajamannya membuatnya dijuluki “El Tigre” dan dianggap sebagai salah satu striker terbaik dunia pada masa keemasannya.
Sayangnya, kariernya sempat terganggu oleh cedera lutut berat yang membuatnya gagal tampil di Piala Dunia 2014. Setelah pindah ke AS Monaco, ia dipinjamkan ke Manchester United pada 2014/15. Namun performanya di Inggris menurun drastis karena belum pulih sepenuhnya dari cedera. Dalam 29 pertandingan bersama United, Falcao hanya mencetak empat gol dan akhirnya tidak dipermanenkan oleh klub. Meski begitu, ia tetap dikenang sebagai pemain dengan semangat juang tinggi dan profesionalisme yang luar biasa.
Hingga tahun 2025, Radamel Falcao masih aktif bermain. Setelah dua musim memperkuat Rayo Vallecano di La Liga, ia kini bergabung dengan klub asal Amerika Serikat, CD Inter Miami, pada awal 2025. Di klub milik David Beckham tersebut, Falcao bergabung bersama Lionel Messi dan Luis Suárez, menjadi bagian dari lini depan veteran yang sarat pengalaman. Meski sudah berusia 39 tahun, Falcao masih menunjukkan kemampuan mencetak gol yang tajam dan menjadi panutan bagi para pemain muda di Major League Soccer (MLS).
5. Quinton Fortune

Quinton Fortune memulai karier profesionalnya di Atletico Madrid B pada pertengahan 1990-an dan sempat tampil di tim utama meski tidak banyak mendapat kesempatan. Pengalaman bermain di La Liga membuat Manchester United tertarik merekrutnya pada 1999. Di Old Trafford, Fortune dikenal sebagai pemain serbabisa yang bisa mengisi berbagai posisi, terutama di lini tengah dan sayap kiri.
Meskipun jarang menjadi starter reguler, Fortune dikenal sebagai pemain pekerja keras dan profesional. Ia turut berkontribusi dalam keberhasilan United menjuarai Premier League 2002/03 dan Community Shield 2003. Dedikasi dan loyalitasnya membuatnya disukai oleh Sir Alex Ferguson dan rekan setim. Selain itu, Fortune juga menjadi inspirasi bagi banyak pemain Afrika Selatan yang bermimpi berkarier di Eropa.
Setelah meninggalkan Manchester United pada 2006, Fortune bermain di beberapa klub seperti Bolton Wanderers dan Brescia sebelum akhirnya pensiun pada 2010. Kini, ia aktif sebagai pelatih di akademi Manchester United, berfokus pada pengembangan pemain muda. Selain itu, Fortune juga terlibat dalam program mentoring untuk pemain muda asal Afrika Selatan, memastikan warisannya tetap hidup melalui pembinaan generasi baru di dunia sepak bola.
Perjalanan lima pemain ini menunjukkan bahwa karier sepak bola bisa sangat dinamis, dengan pengalaman lintas liga dan negara membentuk profesionalisme dan reputasi mereka. Dari De Gea yang masih aktif di Fiorentina hingga Forlán yang beralih ke dunia kepelatihan, setiap pemain memiliki cerita unik yang menghubungkan Manchester United dan Atletico Madrid. Kisah mereka menjadi inspirasi bagi generasi muda yang bercita-cita bermain di level tertinggi Eropa.
6. FAQ

1. Siapa pemain paling sukses di kedua klub ini?
David de Gea dan Radamel Falcao dianggap sukses karena prestasi individu dan tim yang mereka raih, meski di klub yang berbeda.
2. Apakah semua pemain ini sudah pensiun?
Tidak, David de Gea masih aktif di Fiorentina dan Falcao di Inter Miami. Yang lain, termasuk Forlán, Fortune, dan Ricardo sudah pensiun.
3. Siapa pemain yang hanya sukses di satu klub saja?
Diego Forlán bersinar di Atletico Madrid tetapi kurang sukses di Manchester United.
4. Apakah ada pemain ini yang menjadi pelatih?
Ya, Diego Forlán, Quinton Fortune, dan Ricardo López Felipe aktif sebagai pelatih atau mentor pemain muda.
5. Apa kesamaan semua pemain ini?
Mereka semua pernah membela kedua klub besar dan memiliki pengalaman internasional yang membentuk reputasi profesional mereka di dunia sepak bola.