[OPINI] 3 Hal Menarik Dari Perjuangan AS Roma di Liga Champions

AS Roma memang dipastikan gagal melaju ke babak final Liga Champions musim ini meskipun menang 4-2 di leg kedua dini hari tadi (3/5/2018). Mereka harus gagal karena kalah aggregate 7-6 dari Liverpool. Terlepas dari kegagalan mereka melaju ke babak final, penampilan AS Roma di Liga Champions musim ini sangatlah luar biasa.
Mereka merupakan klub yang tak pantang menyerah sebelum peluit terakhir berbunyi. Performa mereka membuktikan jika klub-klub asal Italia masih diperhitungkan di kejuaraan Eropa, di tengah krisis yang melanda klub-klub negeri pizza tersebut. Berikut adalah tiga hal menarik dari performa AS Roma musim ini.
1. AS Roma mampu mengalahkan kekuatan "uang"

Mengangkat trofi Liga Champions merupakan impian setiap klub. Bahkan mereka rela mengeluarkan dana yang sangat fantastis demi berprestasi di ajang sepak bola tertinggi antar klub di Eropa ini.
Lihat saja bagaimana PSG rela mengeluarkan dana triliunan Rupiah demi memboyong pemain kelas dunia seperti Neymar, Mbappe dan Dani Ales. Namun bagaimana hasilnya di Liga Champions? Mereka harus tersingkir di babak 16 besar.
Atau Manchester City yang merupakan klub dengan pengeluaran gaji terbanyak sekaligus dilatih Pep Guardiola yang merupakan pelatih jenius. Mereka pun tak mampu berbuat banyak di ajang ini sejak revolusi di bawah pimpinan Sheikh Manshour.
Prestasi tertinggi mereka hanyalah melaju hingga babak semi final pada tahun 2016. Musim ini sendiri mereka gagal di babak perempat final oleh Liverpool.
Namun musim ini hal luar biasa terjadi untuk AS Roma. Mereka mampu meraih prestasi lebih tinggi daripada klub-klub kaya raya tersebut. Padahal AS Roma merupakan klub underdog dalam Liga Champions kali ini.
Bahkan mereka pun mampu mengalahkan klub kaya raya lainnya yaitu Chelsea di babak grup dengan lolos menjadi juara grup. Hal ini semakin membuktikan jika Liga Champions bukanlah tempat yang nyaman bagi klub instan.
2. Selalu mampu bangkit dari keterpurukan

Hal lainnya yang sangat luar biasa dari AS Roma musim ini adalah mereka selalu saja mampu bangkit dari kekalahan. AS Roma lolos sebagai juara grup dan harus menghadapi Shakhtar Donetsk saat babak 16 besar.
Di leg pertama, mereka harus kalah dengan skor 2-1. Namun mereka bangkit di leg kedua dengan menang 1-0, sehingga berhak lolos ke perempat final dengan keunggulan gol tandang.
Di perempat final mereka harus menghadapi raksasa Eropa, Barcelona yang merupakan klub tak terkalahkan di Spanyol. Seperti yang diduga banyak kalangan, AS Roma menjadi bulan-bulanan Barca di Leg pertama. Mereka harus kalah dengan skor telak 4-1.
Sebuah keajaiban terjadi di leg kedua, di luar dugaan mereka mampu mengalahkan Barcelona dengan skor 3-0 di Olimpico. Mereka berhak lolos, kembali berkat keunggulan gol tandang.
Di babak semifinal, seolah De Javu mereka kembali harus kalah telak 5-2 dari Liverpool di leg pertama. Tak kenal menyerah, mereka pun bermain habis-habisan di leg kedua dinihari tadi.
Sempat tertinggal dua kali, dengan perjuangan luar biasa mereka mampu menang 4-2. Sayangnya skor tersebut tak cukup membuat mereka lolos ke babak final. Mereka harus kalah dengan skor 7-6.
Pertandingan tersebut berbau kontroversial karena seharusnya AS Roma mendapatkan penalti dua kali. Namun wasit memutuskan hal berbeda meskipun tayangan ulang membuktikannya. Jika saja wasit lebih jeli lagi, sebuah keajaiban dan kebangkitan AS Roma bisa saja terjadi tadi malam. Meskipun kalah, AS Roma tetaplah harus menerima standing applause atas performanya tersebut.
3. Saatnya Liga Champions menggunakan teknologi VAR

Dalam beberapa pertandingan terakhir Liga Champions, wasit menjadi topik pembicaraan karena mengeluarkan keputusan-keputusan kontroversial. Termasuk saat di laga leg kedua Real Madrid vs Juventus, ketika di menit-menit akhir wasit memberikan hadiah penalti bagi Madrid.
Padahal saat itu Juventus unggul 0-3. Sehingga masih mempunyai kesempatan untuk lanjut ke babak perpanjangan. Namun secara kontroversial, wasit memberikan hadiah penalti yang berhasil di eksekusi Ronaldo. Juve harus menerima kekalahan di babak perempat final dengan agregate 4-3.
Keputusan kontroversial kembali terjadi di babak semifinal pada laga Real Madrid vs Muenchen, dan AS Roma vs Liverpool. Wasit yang bertugas kala itu sama-sama tak mengindahkan pelanggaran yang terjadi di kotak penalti.
Seharusnya Bayern Muenchen dan AS Roma mendapatkan hadiah penalti. Karena tayangan ulang jelas-jelas memperlihatkannya. Akibat keputusan itu, kedua klub harus menerima kekalahan di babak semifinal.
Akibat keputusan-keputusan kontroversi itu sudah selayaknya Liga Champions mulai menggunakan teknologi VAR. Apalagi ajang ini merupakan ajang yang sangat bergengsi. Sehingga keputusan wasit yang keliru akan sangat merugikan sebuah klub.