Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pesta Itu Ada di Bandung, Bersama Persib

Persib lawan Barito Putera di GBLA dalam laga Liga 1. (IDN Times/Sandy Firdaus)
Intinya sih...
  • Persib Bandung merayakan gelar juara Liga Indonesia 2024/25 secara beruntun
  • Warga Kota Bandung merayakan kemenangan Persib dengan membeli pernak-pernik dan membicarakan prestasi klub
  • Persib melakoni laga berat kontra Barito Putera, namun berhasil menghindari kekalahan dengan hasil imbang 1-1

Jakarta, IDN Times - Kamis (8/5/2025), cuaca pagi itu di Bandung tengah cerah. IDN Times baru saja menginjakkan kaki di Stasiun Whoosh Tegalluar untuk mengikuti sesi jumpa pers jelang laga Persib Bandung kontra Barito Putera.

Beranjak menuju Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), sekilas tak ada yang berbeda. Hanya lalu lalang orang yang memang punya keperluan masing-masing di Kota Bandung. Belum ada bau Persib yang tercium di sini.

Pun ketika di berada di GBLA, situasi juga tak sebegitu ramai. Hanya tampak persiapan pihak keamanan dan panitia penyelenggara (panpel) laga jelang lawan Barito Putera. Tidak tampak suasana perayaan gelar juara Persib.

Namun, semua berubah ketika kami mulai beranjak mendekati pusat keramaian Kota Bandung. Ternyata, kota ini diam-diam tengah berpesta.

1. Tak pernah merayakan gelar di Bandung

Nuansa perayaan gelar Persib di Bandung. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Bukan sekali ini Persib menjuarai Liga Indonesia. Sejak 1994/95 silam, atau era perdana Liga Indonesia, Pangeran Biru menjuarai kompetisi kasta tertinggi sebanyak empat kali, mulai dari 1994/95, 2014, 2023/24, dan kini 2024/25.

Namun, sebelum 2024/25, gelar Persib tak sepenuhnya terkunci di Bandung. Pada 1994/95, gelar dikunci di Senayan, Jakarta. Berlanjut pada 2014, gelar dikunci di Palembang.

Pada 2023/24, gelar juga urung dikunci di Kota Kembang, karena laga final leg 2 Liga 1 dihelat di Bangkalan, Madura. Tak pernah mereka memastikan gelar di kota sendiri, laiknya Liverpool menjuarai Premier League 2024/25.

Namun, musim ini mereka bisa memastikan gelar itu di Bandung. Ya, meski ada bantuan dari Persebaya Surabaya, dan para pemain Persib hanya berpakaian santai di 1933 Dapur dan Kopi, gelar tetap terkunci di Bandung.

Hasil imbang Persik lawan Persebaya pada pekan 31 cukup buat mengantarkan Persib jadi juara Liga 1 2024/25. Sesuai perkataan pelatih Persib Bojan Hodak pasca laga lawan Malut United, mereka menentukan gelar di kedai kopi.

2. Merasakan nuansa biru dan juara di Bandung

Nuansa perayaan gelar Persib di Bandung. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Selepas jumpa pers pra laga, kami menjelajah sudut kota Bandung. Sepanjang Jalan Soekarno-Hatta, hingga masuk Jalan Kiaracondong, para pedagang bendera bertuliskan Persib Back-to-Back Champions menjamur.

Uniknya, warga Kota Bandung membeli pernak-pernik tersebut secara sukarela, dan menempelkannya di kendaraannya. Angkot, mobil bak terbuka, hingga sepeda motor tak luput dari bendera ini.

Tidak cuma itu, perbincangan mengenai Persib jadi juara beruntun alias back-to-back mengemuka. Ketika kami bersantap malam di Warung Hj Bu Imas yang terletak dekat Alun-alun Kota Bandung, warga ramai membicarakan Persib.

"Empat bintang nih, mantap Persib," ujar salah satu warga.

"Juara deui (lagi), euy. Pesta ah, pesta," ujar warga yang lain.

Ternyata, perbincangan ini hanya segelintir dari pesta yang diadakan bobotoh, sebutan untuk pendukung Persib, dalam menyambut tim kesayangan mereka juara. Pada Jumat (9/5/2025), pesta itu lebih masif.

3. Keramaian di laga lawan Barito Putera

Nuansa perayaan gelar Persib di Bandung. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Pada Jumat (9/5/2025), kami bersama awak media lain bergegas menuju Stadion GBLA, menyaksikan laga lawan Barito Putera. Sepanjang jalan, mulai dari Jalan WR Supratman, Jalan Ahmad Yani, hingga Pindad, aroma pesta semakin kencang.

Selain pedagang pernak-pernik yang kian menjamur, para bobotoh dengan sepeda motornya meramaikan jalanan menuju GBLA. Tidak ketinggalan, bus, angkot, dan mobil-mobil berhiaskan pernak-pernik Persib juga hadir.

Kami sempat berpapasan dengan pengendara sepeda motor yang menempelkan bendera Persib di motornya. Kami pun langsung menyapanya, sembari berkata.

"Persib juara teh!" teriak kami, yang disambut senyuman lembut sosok perempuan yang memegang kemudi di balik setang motor.

Setibanya di GBLA, sekitar sore hari, bobotoh ramai datang. Raut bahagia tampak di wajah mereka, menandakan kepuasan usai Persib dipastikan menjadi juara. Tak ada yang bermuram durja, tak ada yang berlipat muka.

Kebahagiaan itu makin terasa tatkala banner-banner dan koreografi di GBLA muncul jelang laga dimulai. Koreografi empat trofi yang dipersembahkan Viking Persib Club dari tribune timur, berpadu dengan gesture 'Guard of Honour' yang diberikan Barito Putera kepada Persib.

Namun, bukan berarti laga berjalan mudah buat Persib. Sempat tertinggal 0-1, serta melakoni laga berat akibat beberapa keputusan wasit yang dinilai kontroversial, Persib akhirnya terhindar dari kekalahan, karena imbang 1-1.

Selepas laga, perayaan kecil dilakukan Persib. Lampu-lampu yang menyorot ke lapangan GBLA dimatikan, berganti lampu-lampu yang menerangi hanya area tribune saja. Fans sontak menyalakan gawai masing-masing.

Bersamaan dengan itu, sekitar puluhan anak-anak masuk, membentuk lingkaran di area tengah lapangan. Fans serentak menyanyikan lagu Kuburan berjudul We Will Stay Behind You, lagu yang berceritakan tentang Persib.

"Luar biasa. (Persib) Bandung adalah klub terbesar di Indonesia sekarang ini, Anda tahu? Jadi, inilah yang kita perjuangkan," kata pemain Persib, Nick Kuipers, kepada para jurnalis.

4. Konvoi dan pesta sampai menutup jalan

Nuansa perayaan gelar Persib di Bandung. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Kami beranjak kembali ke arah pusat Kota Bandung selepas laga lawan Barito Putera tuntas. Awalnya, kondisi jalan tampak sepi. Namun, memasuki Jalan WR Supratman, keramaian mulai terlihat.

Bobotoh, mulai dari beragam latar belakang dan usia, tumpah ruah ke jalan merayakan gelar yang didapat Persib. Mereka menyalakan suar, memain-mainkan knalpot berisik mereka, serta saling tos meski tak kenal.

"Persib juara deui (lagi), a!" teriak salah satu bobotoh kepada kami.

Sial memang, tindakan mereka ini bikin jalanan sekitar WR Supratman macet. Beberapa petugas keamanan sampai turun tangan untuk mengurai kemacetan tersebut, karena memang kondisi saat itu sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB.

Berlanjut ke area Graha Persib di Jalan Sulanjana, kami dikejutkan oleh beberapa bobotoh yang menyetop kendaraan kami. Awalnya, kami kira mereka akan memalak, tapi ternyata malah bertingkah lucu.

"A, sok a ka dieu (ke sini), ayo dibalapin motornya!" ujar salah satu bobotoh, sembari menyejajarkan motor yang kami pakai dengan motor-motor lain.

Bak pemegang bendera start di Sirkuit Mandalika, mereka pun memberi aba-aba satu, dua, tiga, dan melepas kami dan beberapa pengendara motor lain laiknya pembalap MotoGP. Kami hanya tertawa saja melihat tingkah mereka.

5. Mengajak bobotoh untuk berpesta

Koreografi Persib Bandung juara Liga 1, menampilkan empat trofi yang sudah diraih (IDN Times / Sandy Firdaus)

Sadar Persib sekarang jadi klub terbesar di Indonesia, Kuipers pun ingin agar bobotoh merayakannya. Apalagi, Persib baru saja meraih gelar juara secara beruntun, sesuatu yang hanya bisa dilakukan Bali United di era Liga Indonesia.

"Mereka perlu untuk menikmatinya karena ini sesuatu yang spesial. Kami bisa back-to-back juara, hanya satu tim yang pernah melakukannya. Jadi, ini adalah sesuatu yang patut kita rayakan," ujar Kuipers.

Ketika meraih sesuatu yang berharga, merayakannya jadi salah satu cara yang lumrah. Begitu pun Persib. Usai juara Liga 1, tak ada salahnya berpesta di Bandung, tentunya bersama para bobotoh yang setia mendukung mereka.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
Sandy Firdaus
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us