5 Hal Menarik Saat Portugal Hancurkan Hungaria di Piala Eropa 2020

Puskas Arena di Budapest menampung 67.000 penggemar, mereka hadir untuk mendukung Hungaria melawan juara bertahan Portugal. Sejak Maret 2020, pertandingan sepak bola di seluruh Eropa telah dimainkan baik secara tertutup atau dengan kapasitas penggemar yang terbatas. Hal itu tak lepas karena pandemi COVID-19 yang terus mendatangkan malapetaka di seluruh benua.

Namun, stadion penuh sesak di Budapest menyaksikan pertemuan Piala Eropa 2020 antara Hungaria dan Portugal. Hal ini menunjukkan bahwa ada kesamaan dengan keadaan normal sebelum pandemi. Dalam kata-kata Jock Stein, sepak bola bukanlah apa-apa tanpa para penggemar.

Cristiano Ronaldo mencetak dua gol di menit-menit akhir untuk menambah jumlah gol internasionalnya menjadi 106. Saat ini ia semakin dekat untuk mengalahkan rekor 109 gol milik ikon Iran, Ali Daei. Kapten Portugal itu juga memecahkan dua rekor lagi di Piala Eropa.

Pemain berusia 36 tahun itu menjadi pemain pertama dalam sejarah yang tampil dalam lima edisi Piala Eropa berbeda. Tak hanya itu, ia juga menjadi pencetak gol terbanyak dalam sejarah Piala Eropa dengan 11 gol atas namanya. Striker Juventus tidak bisa berhenti memecahkan rekor dan tampaknya akan memainkan peran penting bagi Portugal di pertandingan mendatang.

Portugal mendominasi jalannya pertandingan, namun mereka gagal memanfaatkan peluang yang ada menjadi gol. Hungaria bertahan dengan baik dan mengembangkan permainan secara bertahap. Tuan rumah mengancam untuk memecah kebuntuan di babak kedua dan bahkan bisa mencetak gol, namun gol mereka dianulir karena offside.

Mereka bertahan dalam-dalam dan bekerja keras, jadi wajar saja jika kaki lelah mereka mulai terlihat di akhir pertandingan. Portugal memanfaatkan situasi tersebut dan menghukum mereka dengan tegas dengan tiga gol di penghujung laga. Selama 90 menit, Hungaria tampil mengagumkan dan beberapa bahkan akan berargumen bahwa mereka pantas mendapatkan satu poin setelah penampilan mereka yang penuh semangat.

Ruben Dias dianggap sebagai bek tengah terbaik di dunia sepak bola saat ini. Bek Portugal itu diduetkan bersama Pepe di jantung lini belakang Portugal. Sementara dia memulai permainan dengan baik, Hungaria tumbuh ke dalam permainan dan menyebabkan dia banyak masalah.

Adam Szalai, khususnya, tampak menjadi lebih baik darinya, sementara striker Freiburg Roland Sallai juga memberinya ancaman pada pertandingan itu. Szalai tidak mendapatkan namanya di daftar pencetak gol dan Dias berakhir di tim pemenang. Tetapi dapat dikatakan bahwa pemain berusia 33 tahun itu menjadi ancaman serius Dias dalam pertandingan itu. 

Portugal mungkin menang 3-0 pada malam itu, tetapi terlalu percaya diri selama 90 menit. Dengan adanya Cristiano Ronaldo, Diogo Jota dan Bernardo Silva di depan serta Bruno Fernandes, juara bertahan Eropa tampaknya dapat menghancurkan Hungaria lebih cepat.

Jota tampak bersemangat, tetapi penyelesaiannya mengecewakan dan terkadang dia terlalu egois. Sementara pemain seperti Bernardo Silva dan Bruno Fernandes gagal menampilkan kemampuan terbaik mereka. Ronaldo, juga, tampak agak bingung di sebagian besar pertandingan.

Tetapi kapten Portugal itu mencetak dua gol di menit-menit akhir untuk tampil sebagai penentu kemenangan. Rafa Silva masuk menggantikan Jota di akhir pertandingan dan memberikan dampak positif.

Kemenangan ini menjadi modal berharga untuk Portugal dalam bersaing di Grup F yang dikenal dengan sebutan Grup Neraka. Di dua pertandingan selanjutnya, mereka akan menghadapi lawan tangguh, Prancis dan Jerman.