Ragam Kontroversi Tunda Timnas Amputasi Indonesia ke Piala Dunia 2026

Jakarta, IDN Times - Timnas Amputasi Indonesia harus menelan pil pahit dalam laga keduanya di Grup A Kualifikasi Piala Dunia Sepak Bola Amputasi 2026, Senin (10/11/2025). Garuda INAF keok 0-1 dari Irak di Stadion Madya, Senayan.
Tim asuhan Syahrul Ase sejatinya memiliki sederet peluang emas, namun penyelesaian akhirnya kurang klinis. Kebuntuan mereka dihukum tembakan berkelas Abdullah Anoub, yang memastikan kemenangan Irak.
Timnas Amputasi yang sebelumnya melibas Suriah 5-0 pada laga perdana pun gagal memastikan tempat dengan cepat ke Piala Dunia. Mereka harus menang atas Iran di laga pamungkas, Kamis, 13 November 2025.
1. Ada sejumlah kontroversi, apa itu?

Namun, kekalahan Timnas Amputasi diwarnai sejumlah kontroversi. Hal tersebut dikeluhkan Syahrul Ase dan para pemainnya. Keputusan wasit di atas lapangan menjadi salah satunya. Ase menyebut, ada sejumlah keputusan yang dianggap merugikan Garuda INAF. Kontroversi itu memicu situasi memanas di akhir laga.
"Ya, mungkin karena kepemimpinan wasit yang agak, ya, dari sudut pandang kami para pelatih dan para pemain. Kepemimpinan wasit agak kurang jelas, banyak merugikan pihak kami," kata Ase selepas laga.
2. Banyak pelanggaran Irak luput dari pandangan wasit

Syahrul Ase mengklaim Irak melakukan banyak pelanggaran sepanjang laga. Namun, pelanggaran itu justru sering luput dari pandangan wasit.
"Di sepak bola amputasi, ada peraturan yang kalau kena kaki yang tidak aktif, atau teramputasi, itu pelanggaran. Kena tongkat beberapa kali juga tidak pelanggaran. Mungkin wasit tidak melihat atau kurang jeli," ucap Syahrul Ase.
3. Kartu kuning yang bikin kapten Timnas Amputasi akumulasi

Timnas Amputasi sudah menelan kontroversi itu sejak melawan Suriah. Kapten Aditya harus terkena akumulasi, akibat mendapatkan kartu kuning kedua.
Kartu kuning kedua itu didapat Adit akibat melempar tongkat ketika melakukan selebrasi. Padahal, di Piala Asia beberapa waktu lalu, hal seperti itu tidak diganjar kartu.
Ketua Umum PSAI, Yudhi Yahya menyatakan telah melakukan banding ke WAFF. Tetapi, banding tersebut ditolak yang membuat Adit tetap absen kontra Irak.
Terlepas dari kepemimpinan wasit, penyelesaian akhir yang kurang klinis menjadi faktor utama Timnas Amputasi gagal menang. Aspek itu harus dibenahi demi membungkam Iran.
4. Apa kata Presiden WAFF?

Presiden Federasi Sepak Bola Amputasi Dunia (WAFF), Mateusz Widlak yang hadir di dalam laga tersebut pun angkat suara. Widlak minta maaf, dan menyatakan federasi terus berbenah terkait peningkatan kualitas wasit.
"Saya pribadi meminta maaf atas kesalahan yang terjadi, dan kami sedang bekerja keras bersama para pendidik wasit untuk memperbaikinya. Sepak bola seharusnya tidak tentang wasit, tapi tentang permainan dan para pemain. Saya benar-benar menyesal atas situasi ini, tapi kami akan terus berusaha agar lebih baik. Saya berharap Indonesia bisa tampil bagus di pertandingan selanjutnya dan lolos," ucap Widlak.

















