Diperiksa Bareskrim, Football Institute Justru Puji Kapolri
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Founder Football Institute, Budi Setiawan, menjalani pemeriksaaan di Bareskrim Polri pada Senin (10/7/2023). Pemeriksaan ini terkait jumpa pers soal wasit di sepak bola Indonesia.
Selepas diperiksa, Budi pun memuji Kapolri.
"Saya apresiasi dan respek luar biasa terhadap pak Kapolri Listyo Sigit Prabowo yang merespons dengan sangat baik dan cepat setelah konferensi pers Football Institute lalu," ujar Budi dalam keterangan resminya.
"Ini menunjukkan keseriusan dari Polri sebagai penegak hukum untuk bersama-sama PSSI membenahi masalah-masalah di sepak bola Indonesia, salah satunya match fixing atau match manupulation," tambahnya.
1. Budi diperiksa sebagai saksi
Budi berujar, kedatangannya ke Bareskrim ini sebagai saksi. Pemeriksaan berlangsung selama 7,5 jam, tepatnya sejak pukul 09.00 WIB sampai pukul 16.30 WIB. Materi pemeriksaan tak jauh dari sesi jumpa pers yang dia lakukan beberapa waktu lalu.
"Saya memenuhi undangan dari Bareskrim Mabes Polri, dalam kapasitas sebagai saksi. Saya dimintai keterangan tentang materi-materi yang saya sampaikan saat sesi jumpa pers beberapa waktu lalu, termasuk soal metode risetnya," ujar Budi.
Baca Juga: Cerita Wasit Liga 1 Soal Tes JFA, Berstandar FIFA dan Berat
2. Pemeriksaan begitu detail
Budi berujar, lamanya pemeriksaan ini tak lepas dari detailnya pemeriksaan yang dilakukan. Hal itu wajib dilakukan agar tak ada kesalahan dalam memberikan keterangan kepada pihak kepolisian.
"Bukti keseriusan lain adalah saya diwawancara oleh enam penyidik secara bergantian dalam durasi 7,5 jam tersebut. Sekitar 30 pertanyaan yang diajukan oleh penyidik," kata Budi.
3. Football Institute sempat gelar jumpa pers soal wasit
Beberapa waktu lalu, Football Institute sempat menggelar sesi jumpa pers mengenai temuan mereka soal wasit. Berdasarkan temuan mereka, 58 persen wasit Liga 1 yang banyak mendapatkan penugasan musim lalu, tidak lolos tes seleksi JFA.
"Artinya, musim 2022/23 dipimpin oleh wasit yang tidak kompeten. Hanya 13 persen wasit lolos seleksi Liga 2, lalu 37 persen degradasi ke Liga 3, dan 50 persen tidak lolos. Kemudian, Liga 2 selama ini dipimpin oleh wasit yang tidak memenuhi kualifikasi," ucap Budi.
Football Institute juga menemukan, ada beberapa klub yang dipimpin wasit sama. Salah satunya Arema FC yang acap dipimpin Ginanjar Rahman Latief dan Agus Fauzan Arifin. Mereka pun sempat berujar, bahwa hal ini harus jadi perhatian bagi Kapolri.
Baca Juga: Football Institute: 25 Wasit Liga 1 Tidak Lolos Tes JFA