Leeds United Siap Ramaikan Tren Gegenpressing di Premier League

Marsch jadi manajer baru Leeds

Jakarta, IDN Times - Leeds United berduka. Manajer yang sukses mengantarkan kembali ke Premier League setelah bertahun-tahun lamanya, Marcelo Bielsa, resmi berpisah dengan klub. Jesse Marsch pun ditunjuk sebagai pengganti.

Kepergian Bielsa jelas menyisakan sebuah kenangan tersendiri. Berbekal sepak bola agresif dan atraktif yang jadi pakemnya, Bielsa sukses membawa Leeds melenggang ke Premier League, usai menjuarai Divisi Championship pada 2019/20.

Tidak cuma itu, pada musim 2020/21, Leeds menggebrak dengan bertengger di posisi sembilan klasemen akhir Premier League. Namun, kejutan Leeds bersama Bielsa hanya sampai situ saja. Kini, Leeds tengah terjerembab di posisi 16 klasemen sementara.

Untuk memperbaiki itu, manajemen Leeds bergerak cepat. Kerja sama dengan Bielsa diakhiri, dan Marsch diangkut untuk mengisi posisi manajerial yang kosong. Hadirnya Marsch pun diprediksi akan membuat Leeds tetap main atraktif.

1. Karier manajerial Jesse Marsch

Leeds United Siap Ramaikan Tren Gegenpressing di Premier LeagueJesse Marsch (goal.com)

Marsch memulai karier manajerialnya pada 2011, dengan melatih tim Major League Soccer (MLS) Montreal Impacts. Pada 2012, dia hengkang dari Impacts karena perbedaan filosofi dalam melatih.

Pada 2015, Marsch menerima pinangan dari New York Red Bulls. Dari sinilah, Marsch mulai terpapar filosofi sepak bola Red Bull, yang sudah dibentuk oleh Ralf Rangnick. Pengalamannya di New York Red Bull ini mengantarnya ke Eropa.

Pada musim 2018/19, Marsch sempat menjadi asisten Rangnick di RB Leipzig. Dari sini, dia belajar banyak soal filosofi Rangnick, yang juga banyak digunakan manajer-manajer asal Jerman. Satu musim di Leipzig, Marsch pindah ke Red Bull Salzburg.

Bersama Salzburg, Marsch jadi manajer utama dan sempat memimpin nama-nama macam Erling Haaland, Hwang Hee Chan, Takumi Minamino, Dominik Szoboszlai, Karim Adeyemi, hingga Patson Daka.

Marsch sukses mengantarkan Salzburg juara Bundesliga Austria dan juara Piala Austria dua musim beruntun, yakni pada 2019/20 dan 2020/21. Sempat mencoba jadi manajer utama Leipzig di awal musim 2021/22, Marsch gagal menjawab ekspektasi.

Pria asal Amerika Serikat itu pun berpisah dengan Leipzig di tengah jalan. Kini, dia pun dipercaya menangani Leeds, klub bertabur sejarah di Inggris.

Baca Juga: 5 Fakta dari Jesse Marsch, Pelatih Baru Leeds United

2. Karakter manajerial Jesse Marsch

Leeds United Siap Ramaikan Tren Gegenpressing di Premier LeagueJesse Marsch (redbullnewsnetwork.com)

Sebagai manajer yang terpapar sepak bola Rangnick, Marsch juga menerapkan filosofi sepak bola yang mungkin tidak beda jauh dengan Juergen Klopp dan Thomas Tuchel. Dia ingin agar timnya bermain agresif dan atraktif.

Marsch senang menerapkan skema dasar 4-2-2-2 dan 4-3-1-2 di timnya, hampir mirip dengan yang diterapkan Rangnick. Pressing juga jadi salah satu aspek utama yang harus diterapkan para pemain asuhan Marsch.

Pressing yang diterapkan Marsch berbeda dengan manajer-manajer lain. Dengan pressing, Marsch ingin agar para pemainnya mencetak gol. Perburuan bola yang dilakukan bukan untuk merebut penguasaan, melainkan untuk langsung mencetak gol.

Orientasi pressing Marsch sedikit berbeda dengan Bielsa. Namun, pada intinya, Bielsa dan Marsch seragam soal proaktif dalam bermain. Mereka tidak ingin timnya jadi tim yang pasif. Mereka harus menekan dan tak membiarkan lawan bernapas.

Selain itu, tim asuhan Marsch juga harus lihai memainkan bola-bola panjang. Di sinilah, permutasi pemain diperlukan. Ketika bola sudah terebut, para pemain asuhan Marsch harus tahu ke mana bola akan dialirkan, dengan satu tujuan, yakni gawang lawan.

Tak heran, dengan karakter ini, Direktur Olahraga Leeds, Victor Orta, percaya Marsch bisa membawa sesuatu di Leeds. Dia juga bisa meneruskan apa yang sudah ditanamkan Bielsa dalam beberapa tahun terakhir.

"Jesse sudah kami pantau sejak dia masih jadi manajer Salzburg. Kami percaya filosofi dan gaya mainnya sesuai dengan para pemain kami. Kami ingin, dia membawa Leeds United ke level berikutnya," ujar Orta, dilansir Marca.

3. Rintangan bagi Jesse Marsch

Leeds United Siap Ramaikan Tren Gegenpressing di Premier Leaguepelatih Leeds United Jesse Marsch (skysports.com)

Namun, layaknya manajer-manajer yang baru mencicipi Premier League, Marsch juga butuh waktu untuk beradaptasi. Pep Guardiola butuh waktu satu musim untuk beradaptasi, sebelum akhirnya meraih sukses berkesinambungan bersama Manchester City.

Marsch pun kemungkinan akan menempuh hal yang sama. Filosofi dan gaya mainnya tidak jauh beda dengan Bielsa. Setidaknya, hal ini akan membantunya beradaptasi dengan para pemain Leeds, yang sudah terbiasa dengan gaya manajerial Bielsa.

Adaptasi selanjutnya Jesse Marsch adalah bagaimana dia menyesuaikan diri dengan Premier League. Apalagi, dia akan bersua dengan manajer-manajer yang gaya mainnya serupa, macam Klopp, Tuchel, hingga Rangnick sendiri.

Baca Juga: 5 Klub dengan Skuad Termuda di Premier League Musim 2021/2022

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya