Rasa yang Aneh dari Barcelona, Real Madrid, dan Juventus

Ketiga tim tersebut seperti macan ompong

Jakarta, IDN Times - Tiga klub raksasa, Juventus, Barcelona, dan Real Madrid, tengah mengalami anomali prestasi di kompetisi domestik masing-masing. Ketiga klub tersebut, kini tak bersaing dalam perebutan gelar juara kompetisi domestik.

Pemandangan yang aneh, karena biasanya saat kompetisi memasuki pekan 20 ke atas, mereka sudah meninggalkan lawan-lawan dan fokus memastikan gelar juara.

Namun, musim 2020/21 berbeda. Puncak klasemen Serie A saat ini malah diduduki oleh Inter Milan. Sedangkan di Spanyol, Atletico Madrid kembali merusak dominasi Madrid dan Barcelona dengan bertengger di puncak klasemen LaLiga. Anomali dan menimbulkan rasa yang aneh.

Apa yang menyebabkan anomali ini terjadi di Eropa saat ini? Mengapa Juventus, Madrid, dan Barcelona, tidak dominan lagi seperti musim-musim sebelumnya?

1. Juventus sedang terguncang bersama Andrea Pirlo

Rasa yang Aneh dari Barcelona, Real Madrid, dan JuventusPesepak bola Juventus Cristiano Ronaldo (kanan) berebut bola dengan pesepak bola Inter Milan Alessandro Bastoni (kiri) dalam laga semi final leg kedua Coppa Italia, di Allianz Stadium, Turin, Italia, Selasa (9/2/2021). Pertandingan ini berakhir tanpa gol dan Juventus berhak melaju ke final karena menang 2-1 di pertandingan leg pertama. ANTARA FOTO/Reuters-Massimo Pinca

Horor bagi Juventus adalah saat ditinggal Maurizio Sarri. Sepeninggalnya Sarri, Si Nyonya Tua sempat kelimpungan mencari pelatih. Akhirnya, mereka memutuskan untuk mengangkat Andrea Pirlo jadi pelatih tim senior. Dia naik kelas dari jabatannya yang di musim sebelumnya menangani tim U-23.

Pirlo diyakini dapat membawa kesegaran dalam permainan Juventus. Dengan pengalamannya sebagai penggawa Timnas Italia, AC Milan, dan Juventus, semasa jadi pemain, Pirlo diharapkan dapat menjadikan skuad Juventus tetap bertenaga di Serie A. Nyatanya, harapan tersebut sulit diwujudkan.

Bersama Pirlo, Juventus memang sempat tidak terkalahkan dalam 13 laga di Serie A. Namun, Juventus malah jadi raja seri.

Tidak hanya itu, Juventus juga sering tumbang di partai krusial Serie A seperti ketika menghadapi Fiorentina, Inter Milan, dan Napoli. Terbaru, Juventus malah ditahan imbang 1-1 oleh Hellas Verona. Mereka kini tertahan di peringkat tiga klasemen, di bawah duo Milan.

Penyebab anomali di tubuh Juventus saat ini adalah karena para pemain masih beradaptasi dengan skema Pirlo. Terbiasa dengan skema menyerang ala Sarri, para pemain Juventus sekarang dipaksa harus menyesuaikan diri dengan skema yang lebih cair di bawah Pirlo.

Hanya saja, skema cair ini nyatanya memang tidak cocok dengan beberapa pemain, terutama mereka yang berposisi sebagai pemain sayap. Belum lagi, situasi internal Juventus kabarnya memanas seiring dengan adanya isu perpecahan. Situasi jadi kian runyam.

Ini jadi sebuah ujian tersendiri bagi Juventus. Jika memang mereka adalah salah satu tim besar di Eropa, mestinya mereka sudah siap menghadapi ini.

Baca Juga: 5 Pemain Juventus yang Tampil Apik Sepanjang Musim 2020/2021

2. Real Madrid dan Barcelona yang sempat inkonsisten

Rasa yang Aneh dari Barcelona, Real Madrid, dan JuventusBarcelona vs PSG. (Twitter.com/FCBarcelona)

Di LaLiga, setiap musimnya sudah tak heran kalau Barcelona dan Madrid bersaing demi trofi domestik. Namun, Atletico Madrid belakangan muncul ke permukaan, menjadi pengganggu dalam persaingan keduanya.

Memang, ini bukan situasi yang aneh karena pada musim 2013/14, Atletico pernah melakukan hal serupa.

Tapi, di musim ini Atletico malah terlalu kuat untuk Barcelona dan Madrid. Kenapa? Jawabannya ada pada masalah inkonsistensi yang sempat melanda Madrid dan Barcelona.

Seperti Juventus di Serie A, Barcelona tengah menyesuaikan diri dengan sosok Ronald Koeman selaku pelatih baru. Skema yang dia bawa, nyatanya tidak berjalan lancar bagi beberapa pemain, termasuk Frenkie de Jong.

Tidak cuma itu, Koeman juga dianggap gagal memaksimalkan potensi Lionel Messi. Alhasil, Barcelona sempat terseok di awal liga, walau akhirnya, secara perlahan, mereka bangkit dan mampu bertahan di papan atas klasemen LaLiga.

Situasi tak jauh beda juga dialami Madrid. Meski masih diasuh oleh Zinedine Zidane dan pemain-pemain lulusan La Decima macam Toni Kroos, Luka Modric, dan Casemiro, Madrid sudah tidak setangguh dulu.

Beberapa kali, terutama ketika Sergio Ramos cedera, Madrid kerap terpeleset. Kekalahan dari Shakhtar Donetsk di Liga Champions, plus kekalahan di tangan tim-tim papan bawah serta medioker, macam Cadiz, Villarreal, dan Deportivo Alaves, membuat mereka sempat terperosok dari papan atas.

Beruntung, dalam empat laga terakhir di LaLiga, Madrid sanggup mendulang kemenangan. Mereka pun kini bertengger di papan atas, menjaga persaingan dengan Atletico Madrid dan juga Barcelona.

Terlepas dari kebangkitan yang dialami Madrid dan Barcelona, inkonsistensi yang mereka alami ini harus segera ditangani. Karena pada akhirnya, penyakit ini bisa saja muncul kembali dan itu akan jadi sesuatu yang merepotkan mereka.

3. Anomali juga tidak hanya milik Barcelona, Madrid, dan Juventus saja

Rasa yang Aneh dari Barcelona, Real Madrid, dan JuventusBayern Muenchen berjaya. (Twitter.com/FCBayernEN)

Anomali sejatinya tidak cuma terjadi di Juventus, Real Madrid, dan Barcelona saja. Di Bundesliga, Bayern Muenchen saat ini boleh saja bertengger di puncak klasemen. Namun, selisih mereka dengan RB Leipzig di posisi kedua hanya dua poin saja.

Ini jelas jadi sesuatu yang aneh buat Bayern. Apalagi, mereka juga kerap bermain imbang saat menghadapi tim-tim papan atas Bundesliga lainnya. Jika tidak segera menjauh dan memperbaiki performa, bisa jadi Bayern akan tersusul oleh RB Leipzig.

Dan jika itu terjadi, maka Bayern akan bernasib seperti Juventus, Real Madrid, dan Barcelona yang dominasinya tengah terhenti saat ini.

Baca Juga: 5 Pemain Barcelona yang Mengalami Peningkatan Performa di Bawah Koeman

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya