Gelombang Penolakan Olimpiade Tokyo 2020 Kembali Muncul

Kali ini, datang dari kalangan dokter

Jakarta, IDN Times - Olimpiade Tokyo 2020 kembali mendapat penolakan. Kali ini, Asosiasi Dokter di Tokyo (TMPA) menolak dengan tegas penyelenggaraan Olimpiade 2020.

Pihak TMPA sudah melayangkan surat kepada pemerintah Jepang terkait sikapnya. Mereka meminta agar pemerintah Jepang bisa bersikap tegas terkait Olimpiade 2020.

Menunda menjadi opsi terbaik menurut TMPA. Sebab, Olimpiade 2020, disebutkan TMPA, bisa memancing memperburuk pandemik COVID-19 di Jepang.

"Kami benar-benar memberikan perhatian kepada Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang sudah bersusah payah mau menggelar Olimpiade. Namun, situasinya memang sulit dan kami meminta agar pertandingan ditunda," begitu isi surat dari TMPA kepada pemerintah Jepang ditembuskan ke IOC, dilansir Al Jazeera.

1. Sejumlah alasan menolak Olimpiade 2020

Gelombang Penolakan Olimpiade Tokyo 2020 Kembali MunculWarga dengan msaker pelindung menjaga dari penularan virus COVID-19, mengantre berjarak untuk menyaksikan api Olimpiade saat tur Reli Api Olimpiade Tokyo 2020 di Fukushima, Jepang, Selasa (24/3/2020). ANTARA FOTO/Kyodo via REUTERS

TMPA mewakili 6.000 dokter di Tokyo. Mereka adalah garda terdepan dalam menangani pandemik COVID-19.

Sejak pertama kali pandemik COVID-19 meledak di Jepang, sebanyak 6.000 dokter itu memang belum beristirahat. Mereka mengalami kelebihan beban kerja.

Tak cuma itu yang jadi pemikiran TMPA. Tapi, keterisian tempat tidur juga dipertimbangkan oleh mereka.

Saat ini, rumah sakit sudah dipenuhi orang-orang Jepang yang terjangkit COVID-19 dalam gelombang keempat. Mereka tak mau menerima jika nantinya ada atlet yang terjangkit COVID-19 saat Olimpiade 2020, karena ingin memprioritaskan orang Jepang.

2. Jepang perpanjang status darurat ketiga kalinya

Gelombang Penolakan Olimpiade Tokyo 2020 Kembali MunculPerdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga (Instagram.com/suga.yoshihide)

Jepang sejatinya sudah memperpanjang status darurat untuk ketiga kalinya. Pada 14 Mei 2021, Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, menyatakan status darurat Jepang diperpanjang sampai 31 Mei 2021.

Perpanjangan status darurat diterapkan untuk menekan penularan COVID-19 di Jepang jelang Olimpiade 2020. Nantinya, akan ada evaluasi dari kebijakan ini.

3. Mayoritas warga Jepang tolak Olimpiade 2020

Gelombang Penolakan Olimpiade Tokyo 2020 Kembali Munculmalaymail.com

Gelombang penolakan sebenarnya bukan cuma datang dari tenaga medis saja. Mayoritas warga Jepang juga menolak Olimpiade 2020 digelar di Tokyo.

Sebanyak 83 persen warga menolak Olimpiade 2020. Penolakan terbagi dalam dua jenis, sebanyak 43 persen meminta dibatalkan, lalu 40 persen ditunda penyelenggaraannya.

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya