Sejauh Mana Kontribusi Marcus Rashford bagi Barcelona ala Hansi Flick?

- Gaya bermain Rashford cocok dengan skema permainan Hansi Flick
- Barcelona harus waspada dengan rekam indisipliner Rashford
- Rashford bisa jadi pemain yang bangkit di tangan Hansi Flick
Kepindahan Marcus Rashford ke Barcelona menjadi buah bibir. Pemain asal Inggris itu datang dalam kondisi karier yang penuh ketidakpastian, tetapi dengan harapan besar dari klub yang turut menyertainya. Di bawah arahan Hansi Flick, Rashford dihadapkan kepada kesempatan langka untuk membuktikan dirinya masih relevan di panggung tertinggi Eropa.
Barcelona sendiri tidak sedang berada dalam situasi ideal. Tekanan finansial, minimnya ruang untuk belanja pemain, dan kebutuhan mendesak akan kedalaman skuad menjadikan kedatangan Rashford dari Manchester United dengan status pinjaman sebagai solusi strategis. Dalam situasi itulah, kontribusi Rashford diproyeksikan sebagai jawaban atas berbagai tantangan taktik dan struktur tim.
1. Gaya bermain Marcus Rashford cocok dengan skema permainan Hansi Flick
Barcelona memulai musim panas 2025 dengan ambisi memperkuat sisi kiri serangan mereka. Klub asal Catalan ini awalnya membidik Nico Williams dan Luis Diaz sebagai prioritas, tetapi kedua target tersebut gagal didatangkan karena alasan finansial maupun negosiasi yang buntu. Dalam kekosongan inilah nama Marcus Rashford muncul sebagai alternatif yang masuk akal dan ekonomis.
Rashford menawarkan fleksibilitas yang sangat dibutuhkan Pelatih Hansi Flick. Selain posisi naturalnya di sayap kiri, ia juga memiliki pengalaman bermain sebagai second striker hingga false nine, peran-peran yang secara taktik dapat memperkuat struktur ofensif Barcelona. Kecepatan dan gaya menyerangnya yang langsung (direct run) cocok dengan preferensi Flick terhadap transisi cepat dan serangan vertikal, terutama ketika menghadapi lawan yang bermain dengan garis pertahanan tinggi.
Meskipun Blaugrana memiliki barisan penyerang seperti Lamine Yamal, Raphinha, dan Ferran Torres, Flick tetap membutuhkan opsi rotasi, terlebih untuk mengantisipasi beban fisik pemain kunci seperti Robert Lewandowski yang kini berusia 36 tahun. Rashford, dengan pengalamannya di English Premier League (EPL) dan Eropa, menjadi solusi jangka pendek yang efisien. Dalam kondisi keuangan yang masih sulit, dengan total utang mencapai miliaran euro dan tekanan dari regulasi LaLiga Spanyol, meminjam Rashford dengan potongan gaji sebesar 15 persen menjadi opsi yang masuk akal secara bisnis dan taktis.
2. Meski berkembang di Aston Villa, Barcelona harus waspada dengan rekam indisipliner Rashford
Meskipun hanya mencetak 4 gol dalam 17 pertandingan selama masa peminjaman di Aston Villa, Marcus Rashford tetap menunjukkan kilasan kualitas yang membuat Barcelona mempertimbangkannya secara serius. Performa terbaiknya tidak selalu terekam dalam statistik gol, tetapi dalam kontribusi nonteknis seperti positioning dan pergerakan tanpa bola yang berbahaya, terutama di pentas Liga Champions Eropa 2024/2025. Momen-momen tersebut menunjukkan, Rashford masih memiliki kapasitas untuk bermain di level tertinggi.
Periode awal 2024/2025 bersama Manchester United sebenarnya menandai titik balik performa sang penyerang. Menurut Opta Analyst, Rashford menunjukkan lonjakan dalam jumlah dribel progresif, umpan kunci, dan akurasi umpan silang yang menunjukkan indikator dirinya mulai bermain dengan kepercayaan diri dan intensi menyerang yang lebih jelas. Ia juga tercatat menciptakan empat peluang dari open play dalam satu laga kontra Brentford pada Oktober 2024, termasuk 1 assist brilian untuk Alejandro Garnacho yang menandai peningkatan kualitas distribusinya dari sisi sayap kanan, posisi yang jarang ia mainkan sebelumnya.
Selain statistik, perubahan Rashford terlihat dari pendekatannya dalam pertandingan. Ia menjadi lebih rajin melakukan pressing, mencatatkan hingga 24 tekanan dalam satu laga, dan lebih terlibat dalam build-up play. Karakter tanpa pamrih mulai muncul dalam permainannya, yang tercermin dari peningkatan angka expected assist (xA) dan jumlah umpan ke kotak penalti lawan.
Meski menunjukkan perkembangan, Rashford masih menghadapi sejumlah kendala. Konsistensi performanya kerap dipertanyakan, begitu pula riwayat cedera yang mengganggu. Di sisi lain, reputasinya juga sempat tercoreng akibat isu kedisiplinan, termasuk absen latihan setelah berpesta.
3. Marcus Rashford bisa jadi pemain selanjutnya yang bangkit di tangan Hansi Flick
Hansi Flick bukan sosok asing dalam hal mengembalikan performa pemain yang tengah mengalami penurunan. Pada musim sebelumnya, ia berhasil menghidupkan kembali permainan Raphinha, memberikan kepercayaan kepada Frenkie de Jong, dan memaksimalkan kontribusi dari pemain yang semula diragukan seperti Inigo Martinez. Giliran Rashford yang kini menjadi proyek baru di ruang ganti Barcelona.
Flick merancang skema dasar 4-3-3 yang mengandalkan pergerakan dinamis di lini depan dan transisi cepat dari tengah. Dalam sistem ini, Rashford dapat menempati posisi sayap kiri sebagai starter rotasi, atau bahkan bermain sebagai false nine ketika Lewandowski absen. Fleksibilitas tersebut membuatnya ideal untuk menghadapi jadwal padat yang akan dihadapi Barcelona di LaLiga Spanyol dan Liga Champions.
Namun, Rashford bukan berarti datang tanpa persaingan. Ia harus membuktikan diri bersaing dengan pemain-pemain yang lebih muda dan telah terintegrasi dalam sistem, seperti Lamine Yamal, Raphinha, Dani Olmo, dan Ferran Torres. Untungnya, adanya kebutuhan rotasi yang tinggi serta keinginan Flick untuk memiliki opsi ofensif yang segar membuka ruang kontribusi bagi Rashford. Di luar aspek teknis, Rashford juga menggantikan posisi dan beban gaji Ansu Fati, yang pada 2024/2025 hanya mencatat 303 menit bermain sepanjang musim.
Penempatan Rashford di Barcelona juga harus dilihat dari sisi psikologis. Ia tengah mencari momentum untuk memulihkan reputasinya setelah terpinggirkan di Manchester United, bahkan hingga harus berlatih terpisah dari skuad utama. Di Barcelona, Flick menawarkan suasana baru dengan pendekatan personal dan kompetitif, lingkungan yang diyakini mampu memulihkan kepercayaan diri dan menjadikan Rashford kembali ke bentuk terbaiknya.
Marcus Rashford bukanlah jawaban instan atas seluruh persoalan Barcelona, tetapi ia merupakan bagian dari solusi yang dipersiapkan Flick dengan presisi. Di bawah tangan dingin sang pelatih, Rashford berkesempatan mendapat panggung untuk membuktikan kariernya belum habis.