Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Setahun Solksjaer di Manchester United, Begini Rapornya

twitter.com/RobbieSavage8

Pada 19 Desember 2018 lalu Manchester United resmi menunjuk Ole Gunnar Solksjaer sebagai caretaker . Kala itu ia menggantikan Jose Mourinho yang dipecat Setan Merah setelah terlempar dari peringkat empat besar. Tanpa pengalaman mumpuni menangani klub besar, ia diragukan banyak pihak mampu memperbaiki performa Manchester United.

Setahun berselang, perjalanan kariernya di Old Trafford cukup mengalami berbagai tantangan. Lalu bagaimanakah rapor manajer asal Norwegia tersebut? Berikut ini ulasan lengkapnya.

1. Permulaan yang fantastis

manutd.com

Ketika ditunjuk menjadi pelatih sementara, Solksjaer mampu membungkam semua kritik yang meragukannya. Ia menyapu bersih delapan pertandingan awalnya dengan kemenangan beruntun. Debutnya bahkan sangat manis dengan menang telak atas Cardiff dengan skor 5-1.

Dalam 17 pertandingan pertamanya rapor sang pelatih sangat fantastis, 14 kemenangan, dua kali imbang dan hanya sekali kalah. Puncaknya adalah comeback luar biasa melawan PSG dengan menang 1-3 usai kalah 0-2 di leg pertama di Old Trafford. Karenanya, Solkjaer pun mulai dipercaya dan semakin dipuja publik Old Trafford.

2. Dipermanenkan sebagai manajer, namun performa justru menukik tajam

thesun.co.uk

Terpeson dengan performa Setan Merah ala Solksjaer, manajemen Manchester United pun langsung memberikan kontrak permanen dengan durasi kontrak hingga tiga tahun ke depan. Sayang, setelahnya performa MU justru menukik tajam dan mengakhirir era bulan madu Solksjaer.

Dalam 12 laga selanjutnya MU justru kesulitan meraih kemenangan. Mereka hanya mencatatkan dua kemenangan, dua kali imbang dan delapan kekalahan. Hasilnya MU pun harus finish di peringkat ke-6 Liga Inggris musim 2018/2019.

3. Tersingkir dari perempat final Liga Champions 2018/2019

vbetnews.com

Setelah lolos ke perempat final Liga Champions musim lalu secara fantastis, mereka harus berhadapan dengan Barcelona. Setan Merah pun percaya diri mampu hadapi Barcelona, apalagi Liga Champions menjadi satu-satunya trofi yang tersisa kala itu.

Namun Barcelona bukanlah PSG. MU justru hancur dengan skor aggregate 4-0. Di leg pertama mereka kalah 0-1 di Old Trafford, dan dihancurkan 3-0 pada leg kedua di Camp Nou.

4. Strategi transfer tak memuaskan di musim baru

scoopnest.com

Mengawali musim baru, Solksjaer memiliki kesempatan untuk membangun skuat impiannya. Namun ia justru mengawalinya dengan melepas beberapa pemain yang cukup berharga. Romelu Lukaku dan Alexis Sanchez pergi menuju Inter Milan, diikuti oleh Chris Smalling (AS Roma) dan Matteo Darmian (Parma) yang hengkang juga menuju Liga Italia.

Tak hanya itu, MU pun kehilangan Ander Herrera dengan status gratis menuju PSG. Di sisi lain MU mendatangkan Daniel James, Aaron Wan-Bissaka dan Harry Maguire dengan harga tinggi. Namun strategi transfer ini terbilang belum cukup efektif melihat performa mereka yang belum konsisten.

Hingga pekan ke-18, MU baru mampu catatkan 28 gol dan kebobolan 26 gol. Sebuah statistik yang buruk untuk klub sebesar Manchester United.

5. Performa inkonsisten di musim ini

mirror.co.uk

MU sempat mengawali musim ini dengan hasil meyakinkan usai membantai Chelsea 4-0 di laga perdana. Tetapi setelahnya skuat Setan Merah tampak lesu dan sulit meraih kemenangan. 18 laga awal MU musim ini bahkan lebih buruk dari 18 laga awal MU era Jose Mourinho.

Saat ini mereka tempati peringkat ke-8 dengan rincian enam kemenangan, tujuh imbang dan lima kekalahan. Uniknya kekalahan MU ini tidak hadir dari klub-klub besar, melainkan dari klub yang lebih rendah dari mereka.

Musim ini MU mampu kalahkan Chelsea, Manchester City, dan Tottenham, serta imbang menghadapi Liverpool dan Arsenal. Ironisnya mereka justru kalah oleh Watford, Bournemouth dan Newcastle United.

6. Statistik keseluruhan tahun pertama, Solksjaer justru lebih baik dari Jurgen Klopp

bleacherreport.com

Namun di balik semua kekurangannya, era Solksjaer terselip hal positif, yaitu kembali bergairahnya pemain-pemain muda jebolan tim akademi. Secara keseluruhan, statistik tahun pertama Solksjaer di Old Trafford juga justru lebih baik dari pelatih sekelas Jurgen Klopp.

Dilansir Sky Sports, Solksjaer memiliki rasio kemenangan sebesar 52,7 persen dengan 19 menang, 12 imbang dan 14 kekalahan.Sedangkan Jurgen Klopp sebesar 49,2 persen dengan catatan 30 menang, 19 imbang dan 13 kekalahan.

Itulah hasil rapor kepemimpinan Solksjaer di satu tahun pertamanya bersama Manchester United. Apakah cukup memuaskan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us