Tartan Army dan Kultur Sepak Bola Skotlandia

Usai kalah 0-1 dari Hungaria pada matchday terakhir Grup A, Skotlandia resmi tersingkir dari Euro 2024. Mereka hanya meraih satu poin berkat seri dengan Swiss. Dengan posisi juru kunci Grup A, mereka sudah pasti tak akan melaju ke babak gugur. Meski mengecewakan penggemar Skotlandia yang berjuluk Tartan Army, keikutsertaan Skotlandia di Euro 2024 sedikit banyak membuka tabir baru soal kultur sepak bola di negeri itu.
Selama ini mereka hanya dikenal sebagai bagian dari Inggris Raya. Timnas Skotlandia juga bukan tipe tim favorit. Sepanjang sejarah, mereka baru pernah berpartisipasi dalam empat edisi Euro, yakni 1992, 1996, 2020, dan 2024. Dalam empat edisi itu, mereka tak pernah lolos fase grup. Meski gagal total tahun ini, justru Tartan Army sang suporter yang mencuri perhatian di Euro 2024. Mengapa dan bagaimana? Mari menilik kultur sepak bola Skotlandia lewat kelompok suporter itu.
1. Julukan Tartan Army diambil dari kostum militer Skotlandia pada abad ke-18

Julukan Tartan Army yang lekat dengan suporter Timnas Skotlandia sebenarnya berakar dari kostum yang dipakai militer Skotlandia pada abad ke-18. Dilansir The Highlander Museum, saat itu istilah Skotlandia belum tercipta. Nama wilayahnya masih Highlands dan penduduknya disebut Highlanders. Orang-orang Highlands punya pakaian tradisional yang disebut rok tartan, yakni rok dengan corak garis kotak-kotak.
Saat Highlands direbut Inggris dan warganya direkrut militer Kerajaan Inggris, tartan sempat dilarang pemakaiannya. Hukumannya cukup berat dan tartan sempat hilang dari kultur Skotlandia sampai akhirnya terjadi perubahan drastis pada abad ke-19. Perwakilan Kerajaan Inggris, Raja George IV, terekam mengenakan tartan saat kunjungan ke wilayah pendudukannya itu.
Sejak itu, tartan jadi kostum kebanggaan Skotlandia yang kemudian merasuk ke segala lini kehidupan, termasuk olahraga. Suporter tim sepak bola nasional Skotlandia yang kemudian menyebut diri sebagai Tartan Army akan meramaikan stadion dengan mengenakan rok tartan di pinggangnya. Mereka juga akan melengkapi diri dengan alat musik tradisional bernama bagpipes. Keberadaan mereka terdeteksi publik internasional saat Timnas Skotlandia berhasil masuk ke putaran final Euro 1992.
2. Tartan Army dikenal ringan tangan dan mudah berbaur
Tak hanya unik karena kostum dan properti yang mereka bawa, Tartan Army disebut sebagai salah satu kelompok suporter terbaik di dunia. Mereka dikenal sebagai suporter yang tenang, sportif, mudah berbaur, ramah, dan ringan tangan. Video mereka melakukan berbagai kebaikan sepanjang Euro 2024 bertebaran di internet. Tak mengejutkan sebenarnya. Merujuk liputan BBC, pada 2001, Komite Olimpiade Belgia menganugerahi Tartan Army dengan gelar Fair Play. Itu mereka dapat setelah mereka berperilaku sportif meski tim kesayangan mereka kalah dari Belgia pada laga Kualifikasi Piala Dunia 2002 di Brussels.
Sebelumnya, mereka juga pernah dapat penghargaan suporter terbaik dari UEFA pada Euro 1992. Gelar serupa mereka raih lagi saat putaran final Piala Dunia 1998 Prancis. Saat mereka bertanding di Zagreb pada 2000 untuk Kualifikasi Piala Dunia 2002 lawan Kroasia, Tartan Army juga dipuji karena perilaku baik dan sikap ramah mereka oleh penduduk lokal. Selain kelakuan baik dan sportif, Tartan Army juga sukses bikin orang merinding dan iri dengan kekompakan mereka saat menyanyikan lagu "Flower of Scotland" di dalam stadion.
Sebelum lagu itu dipilih sebagai lagu kebangsaan mereka untuk berbagai pertandingan olahraga internasional, Skotlandia sempat menggunakan lagu "God Save the Queen/King". Sayangnya, sebagian suporter tak senang dengan keputusan itu dan justru melontarkan ejekan dan menyoraki lagu tersebut. Sempat dianggap mencoreng reputasi baik Tartan Army, The Scottish Football Association pun mengganti lagu kebangsaan mereka.
3. Kandidat kuat suporter terbaik Euro 2024

Dengan reputasi baik yang masih mereka pertahankan hingga Euro 2024, bukan tak mungkin gelar suporter terbaik bakal mereka raih lagi tahun ini. Setidaknya, itu bisa jadi kado hiburan untuk obati ketidaklolosan Timnas Skotlandia ke fase gugur Euro 2024. Tak menutup kemungkinan, Tartan Army jadi semacam soft power buat Skotlandia. Mereka bisa menarik wisatawan mancanegara untuk berlibur ke negeri itu. Seperti kita tahu, Skotlandia punya Edinburgh dan Glasgow yang jadi tujuan wisata utama pelancong yang mampir ke Inggris Raya.
Tartan Army juga bisa memotivasi kelompok suporter lain untuk mempertahankan sportivitas dan menghindari bentrok tak perlu. Kalau bisa beramah tamah dan membentuk tali persaudaraan, mengapa harus bermusuhan? Tampaknya itu jadi nilai yang dipegang teguh para suporter Skotlandia. Mereka tahu betul kalau tim sepak bola mereka bukan bagian dari peta kekuatan utama di Eropa, tetapi semangat untuk mengapresiasi perjuangan dan jerih payah pemain tak pernah kendor.
Bagaimanapun sepak bola adalah permainan. Kalah dan menang adalah hal biasa yang tak perlu dibesar-besarkan. Kecewa boleh, tetapi ingat tak ada nyawa manusia yang setimpal dengan skor akhir pertandingan.