Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Testimoni Ruud van Nistelrooy Soal Daya Jual EPL bagi Pelatih

ilustrasi stadion sepak bola (IDN Times/Mardya Shakti)

Sebagai kompetisi sepak bola yang kerap disebut yang terbaik di dunia, English Premier League (EPL), memiliki daya jual yang begitu tinggi. Kondisi tersebut berlaku bukan hanya untuk pemain, melainkan juga bagi pelatih. Ruud van Nistelrooy yang baru saja ditunjuk sebagai pelatih baru Leicester City memberikan testimoni terkait hal tersebut. 

Sosok asal Belanda itu mengaku dirinya mendapat banyak tawaran sebelum akhirnya menerima pinangan dari The Foxes. Banjir kesempatan tersebut datang berkat performanya yang apik saat menjadi pelatih interim Manchester United pada akhir Oktober hingga pertengahan November 2024 lalu. Padahal, selama periode tersebut, Nistelrooy hanya memimpin MU dalam empat pertandingan.

1. Ruud van Nistelrooy takjub dengan jumlah tawaran yang datang usai hengkang dari MU

Usai memecat Erik ten Hag, manajemen Manchester United menunjuk Ruud van Nistelrooy sebagai pelatih interim. Ia memimpin mereka dalam empat pertandingan dengan hasil 3 kemenangan dan 1 keimbangan. Manajemen MU kemudian memilih Ruben Amorim sebagai pelatih permanen yang baru dan Nistelrooy pun hengkang dari klub.

Pada 30 November 2024, Leicester City mengumumkan mereka telah merekrut Ruud van Nistelrooy untuk menggantikan Steve Cooper. Ia dikontrak selama 2,5 tahun. Bagi Nistelrooy, ini jadi kali kedua dirinya menjadi pelatih kepala tim utama. Sebelumnya, ia merasakannya bersama PSV Eindhoven pada 2022/2023.

Nistelrooy mengungkapkan, masa singkat sebagai pelatih interim MU justru membuatnya mendapat lebih banyak tawaran pekerjaan dibanding saat bersama PSV Eindhoven. Padahal, saat menukangi PSV Eindhoven, pria yang kini berusia 48 tahun itu sukses meraih dua gelar juara. Ia pun mengaku takjub dengan daya tarik yang dimiliki oleh EPL.

"Apa yang terjadi setelah pertandingan-pertandingan tersebut (bersama MU), jumlah ketertarikan hadir secara tiba-tiba bagi saya. Dengan berbagai opsi yang ada, saya takjub. Saya berpikir, 'Itu hanya empat pertandingan dan saya bekerja semusim penuh di PSV. Kami memenangkan Piala Belanda dan Charity Shield'. Tidak pernah ada reaksi seperti ini dari dunia sepak bola. Nyatanya, itu memicu reaksi tersebut dan saya hanya bisa berbahagia dengannya," ujar Nistelrooy, mengutip Sky Sports.

2. Alasan Ruud van Nistelrooy pilih Leicester City

Jika mengikuti perkembangan di media, sebelum resmi menjadi pelatih Leicester City, Ruud van Nistelrooy diisukan dilirik oleh setidaknya enam klub, yaitu Southampton, Crystal Palace, Wolverhampton Wanderers, Burnley, Coventry City, dan Hamburger SV. Top skor EPL 2002/2003 itu menyatakan alasannya menjatuhkan hati kepada Leicester City karena mereka klub yang stabil dari sisi manajemen. Selain itu, ia juga tertarik dengan kualitas skuad yang dimiliki oleh juara EPL 2015/2016 ini.

"Ini adalah klub yang stabil. Anda bisa melihatnya dari struktur kepemimpinan yang semuanya bagus dan terorganisasi dengan sebuah ide. Begitu pun dengan skuad yang menggairahkan dengan adanya talenta muda yang muncul serta para pemain berpengalaman. Sebuah kombinasi yang bagus. Saya tidak sabar untuk segera ke lapangan dan memulai bersama mereka," kata Nistelroy, dilansir situs resmi Leicester City.

3. Ruud van Nistelrooy menargetkan membawa Leicester City bertahan di EPL

Ruud van Nistelrooy sudah ditunggu tugas yang berat bersama Leicester City. Mereka tengah berada dalam periode yang sulit karena tidak pernah merasakan kemenangan dalam liga laga terakhir di EPL dengan empat di antaranya berujung dengan kekalahan. Rentetan hasil buruk tersebut membuat mereka saat ini duduk di posisi 15 dengan 13 poin, terpaut 4 angka saja dari zona degradasi.

Oleh karena itu, mantan penyerang Real Madrid ini menegaskan, target utamanya adalah untuk membuat Leicester City bertahan di EPL. Demi mencapainya, Nistelrooy mengaku siap untuk mengesampingkan gaya bermain indah yang menjadi cirinya. Baginya, yang terpenting untuk Leicester City adalah meraih kemenangan.

"Ekspektasinya jelas. Ini tidaklah mudah, tetapi jelas. Kami menghadapi tantangan tersebut, yaitu untuk bertahan dan bermain di Premier League. Itu adalah target besar untuk kami, untuk semuanya, untuk bisa meraihnya. Aku bukanlah tipe manajer yang mengedapankan gaya bermain dibanding hasil akhir. Kami bukan tim dominan di liga ini. Namun, kami ingin menang," tegas Nistelrooy, dilansir situs resmi Leicester City.

Ruud Van Nistelrooy sudah merasakan daya jual yang dimiliki oleh EPL. Oleh karena itu, sudah seharusnya ia memberikan yang terbaik bersama Leicester City. Selain karena itu merupakan tanggung jawabanya, kesuksesan juga bisa mengantarkan Nistelrooy ke kesempatan yang lebih besar pada masa depan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us