Chelsea Tunjuk Graham Potter, tapi Statistiknya Tak Meyakinkan

Ajang pembuktian Potter di Premier League

Jakarta, IDN Times - Graham Potter tinggal menunggu waktu untuk melakoni debutnya bersama Chelsea. Namun sebelum itu, ada catatan menarik soal statistiknya di Premier League.

Sebelumnya, Potter resmi ditunjuk jadi manajer The Blues guna menjadi suksesor Thomas Tuchel. Kamis (8/9/2022). 

Chelsea mendepak Tuchel usai mendapatkan rentetan kekalahan. Kini, era baru telah datang. Potter memikul beban besar sebagai suksesor Tuchel, yang sukses membantu The Blues mengunci gelar Liga Champions keduanya, musim 2020/21 lalu.

Tapi sebelum melihat debut Potter, seperti apa kinerjanya di Premier League? Berikut ulasannya.

1. Potter lebih banyak kalah ketimbang menang

Chelsea Tunjuk Graham Potter, tapi Statistiknya Tak MeyakinkanGraham Potter (twitter.com/OfficialBHAFC)

Menilik laman statistik Transfermarkt, Potter telah melakoni 100 lebih pertandingan di Premier League. Debutnya di kasta tertinggi Inggris dimulai pada musim 2019/20, bersama Brighton and Hove Albion.

Bersama klub tersebut, Potter mencatat 119 penampilan sebagai manajer. Berkiprah selama kurang lebih empat musim, juru taktik kelahiran Solihull, Inggris itu ternyata belum tak punya prestasi mentereng selama menangani klub.

Potter terhitung hanya mengoleksi 1,22 poin per laga di Premier League. Hasil itu didapat usai tim yang dibesutnya lebih banyak kalah ketimbang meraih kemenangan. Rinciannya adalah 34 kali menang, 42 kalah, dan sisanya imbang.

Baca Juga: Potter Dapat Gaji Selangit di Chelsea,  Kalahkan Arteta dan Ten Hag

2. Tim yang dilatih bukan klub sultan

Chelsea Tunjuk Graham Potter, tapi Statistiknya Tak MeyakinkanManchester United dikalahkan Brighton di laga perdana Premier League 2022-2023. (Twitter/@ManUtd).

Wajar jika Potter nirprestasi. Tim yang dilatih bukanlah klub kaya raya di Inggris, seperti Manchester City, Manchester United atau Liverpool yang berstatus sebagai The Big Six.

Dia hanya melatih Brighton. Alhasil, tidak adil rasanya jika disandingkan dengan ahli taktik yang langganan menyumbang trofi, seperti Tuchel, Pep Guardiola, atau Juergen Klopp.

Perbandingan skuadnya begitu jauh jika dibandingkan milik sederet manajer tersebut. Rasanya, sukses bersaing di papan tengah saja sudah merupakan pencapaian yang bagus.

3. Gabung Chelsea waktunya Graham Potter unjuk gigi

Chelsea Tunjuk Graham Potter, tapi Statistiknya Tak MeyakinkanGraham Potter (chelseafc.com)

Nah, karena sudah gabung klub besar, tentu ini saatnya Potter unjuk gigi. Apalagi, dia bisa dengan leluasa mengutak-atik skuad mengingat pemain berlabel bintang di Chelsea cukup melimpah.

Potter sejatinya dinilai sebagai pelatih bagus. Pandangan itu disampaikan pandit Premier League, Paul Merson. Menurut dia, permainan Brighton cukup menawan di bawah kendalinya.

Alhasil, bergabungnya Potter ke Chelsea akan menjadi awal untuk membuktikan seberapa hebat dirinya dalam meracik strategi.

"Saya suka Graham Potter. Menurut saya, dia manajer yang hebat. Karena Potter, Brighton menjadi luar biasa. Dia membuat tim menjadi lebih baik dan bisa mengembangkan pemain," ujar Merson mengutip Metro.

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya