Perjuangan Hebat Bocah Disabilitas Wujudkan Mimpinya Main Bola

Tidak ada yang tidak mungkin...

Sepak bola adalah segalanya dalam hidupku, saya memainkannya di video game, saya memainkannya di kebun, saya bermain di sekolah dan saya bermain sepak bola di mana-mana.

Sebuah ungkapan dilontarkan seorang bocah berusia 9 tahun asal Macedonia bernama Jane Velkovski. Sejak kecil, Jane – sapaan akrabnya sangat mencintai olahraga sepakbola, bahkan jika berbicara sepak bola atau timnya favoritnya matanya menyala-nyala.

Sayang, impiannya untuk bisa bermain bola seperti anak-anak pada umumnya tidak bisa dilakukan secara sempurna. Pasalnya, Jane didiagnosis dokter menderita penyakit Spinal Muscular Atrophy (SMA) atau dalam arti sesungguhnya, dia menderita penyakit otot yang membuatnya tidak bisa berjalan. Alhasil, Jane harus duduk di kursi roda listrik.

Kendati demikian, Jane tidak putus asa, Ia tetap berjuang agar bisa bermain bola bersama dengan anak-anak lainnya. Untuk bisa sejajar dengan anak-anak yang lain, dia memiliki filosofi yang tidak mungkin dikatakan anak berusia 9 tahun.

Dikutip dari laman UEFA.com, filosofi yang diterapkan dalam hidup Jane adalah tidak menyerah dan bahwa setiap orang harus mengikuti mimpinya. Sedangkan inti kepribadiannya adalah keinginan mencapai hal yang tidak mungkin dan membuat hal yang tak terpikirkan terjadi.

“Saat bermain sepak bola, saya terkadang lupa bahwa saya berada di kursi roda listrik. Saya juga membayangkan mencetak gol seperti Ronaldo dan kembali hampir lupa bahwa saya tidak bisa berjalan,” ungkapnya.

Selain itu, Jane juga memperingatkan kepada semua orang agar tidak mengejek atau memandang remeh orang-orang yang mengalami hal serupa dengannya. Selain itu berhenti mengejek tidak bisa melakukan apa-apa bahkan berusaha “membunuh” mimpi mereka untuk menjadi orang hebat.

“Saya ingin mengatakan kepada seluruh dunia bahwa setiap orang setara dan orang-orang disabilitas dapat melakukan hal yang sama seperti yang orang lain bisa lakukan. Dan bahkan jika mereka tidak dapat melakukannya, itu tidak berarti mereka tidak bisa menikmati hidup mereka,” pungkasnya.

Ayah Jane, Gjorgji menambahkan, sepak bola dianggap sebagai salah satu keajaiban yang diberikan Tuhan kepada putranya. Mengapa? Karena di sepak bola, pola pikir Jane dalam menghadapi setiap maslaah utamanya keterbatasan fisik yang dideritanya dapat diterima dengan positif.

“Selain itu, melalui sepak bola dia sudah bisa menyadari bahwa dia bisa berperan aktif di masyarakat,” ucap Gjorgji.

Hingga saat ini, Jane terus bermain sepak bola dengan teman-temannya meskipun berada di kursi roda listriknya. Bahkan ketika tampil dalam suatu pertandingan sepak bola, Jane yang bermain sebagai kiper dipercaya menjadi kapten untuk memimpin rekan-rekannya.

“Saya merasa baik jika memimpin tim, saya bisa menang dan saya adalah kapten. Saya bahagia saat kami menang dan saya sedih saat kalah,” imbuhnya.

Wimpie Photo Writer Wimpie

Tak Harus Kencang Untuk Berlari

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya