5 Fakta Batasan Forward Pesan WhatsApp 2019, Benarkah ke 5 Orang Saja?

Berita hoax cukup banyak beredar dan disebarkan lewat fitur forward di WhatsApp. Berita tak jelas tersebut cukup meresahkan warga dan pada Agustus lalu akhirnya memakan korban. Di Puebla, Meksiko Tengah, dua pria dibakar hidup-hidup lantaran mereka dituduh sebagai kelompok penculik anak gara-gara adanya berita tak jelas tentang penculikan.

Kekhawatiran akan tragedi tersebut membuat beberapa pemerintah negara lain mencanangkan kebijakan untuk pemblokiran WhatsApp. Salah satunya adalah India yang terkena kasus serupa, tetapi dengan skala lebih besar.

Agar tak kehilangan konsumen (dikarenakan India adalah salah satu negara terbesar pengguna WhatsApp), anak perusahaan Facebook tersebut pun langsung membuat pembatasan pesan terusan dengan maksud berita hoax tidak menyebar lebih lanjut. Fitur tersebut mulai diberlakukan pada Agustus 2018 kemarin.

Fitur pembatasan terusan tersebut menurut WhatsApp cukup memangkas banyak berita palsu yang beredar. Ingin lebih meningkatkan penindaklanjutan tersebut, perusahaan pesan itu pun membuat fitur tersebut diglobalkan.

Dilansir dari The Washington Post, sekarang semua pengguna hanya bisa meneruskan pesan kepada 20 orang. Namun terhitung dari saat artikel tersebut dipublikasikan, dikhususkan untuk India, pengguna di sana hanya dapat meneruskan pesan untuk lima orang saja.

"Mulai besok, tanggal 21 Januari siang waktu Los Angeles atau 22 Januari Waktu Indonesia Barat, WhatsApp akan membatasi forward hanya maksimal lima," ungkap Rudiantara usai pertemuan dengan VP Public Policy & Communications WhatsApp, Victoria Grand di Kantor Kementerian Kominfo, Senin (21/01/2018) sore, dilansir dari situs Kominfo.

Dilansir dari situs resmi Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), fitur batasan ini mulai diberlakukan per Selasa kemarin (22/1). Rudiantara selaku Menteri Komunikasi dan Informatika sendiri menjelaskan jika itu menjadi salah satu upaya penekanan berita hoax di Indonesia agar tidak viral dan hal tersebut telah dibicarakan dengan negara lain.

"Tugas kita adalah mitigasi risiko. Bagaimana menekan penyebaran, membuat angkanya serendah mungkin," jelas Rudiantara yang dituliskan dalam pengumuman di kominfo.go.id terkait WhatsApp ini.

Meskipun Kominfo menyatakan bahwa fitur pembatasan forward pesan WhatsApp telah diberlakukan, kamu mungkin akan menyadari bahwa beberapa di antara kamu masih bisa dengan leluasa meneruskan pesan lebih dari lima kali. Hal ini karena pihak pengembang masih satu per satu melakukan update-nya, bahkan untuk iOS perlu lebih menunggu lagi karena masih memprioritaskan Android terlebih dahulu, terhitung saat artikel ini terbit.

Perlu diingatkan jika bukan hanya WhatsApp saja yang bisa digunakan sebagai platform penyebaran berita hoax. Facebook dan aplikasi messenger lainnya masih berpotensi untuk disebar. Lagipula, fitur ini pun tidak sepenuhnya sempurna.

Hal pertama, masih belum ada tanda jika pesan yang diteruskan merupakan pesan terusan sehingga kamu masih belum bisa mengetahui apakah itu benar pesan pribadi atau sebenarnya sudah terusan. Yang kedua, walaupun pesan terusan itu dibatasi, namun ternyata masih bisa diteruskan lagi. Itu berarti sebenarnya masih tidak ada batasan penerusan pesan. Yang ketiga, kamu pun bisa masih bisa mengkopi pesan tersebut dan membagikannya secara personal.

Mengingat dekat-dekat ini mulai memasuki bulan pemilu, berita-berita tak jelas tentu banyak beredar. Waspadai pesan yang memiliki potensi bisa banyak disebarkan dan tak jelas sumbernya siapa. Kembali, WhatsApp dan aplikasi lain hanyalah alat penyebaran. Yang bisa benar-benar menekan penyebaran berita tak jelas adalah diri kita sendiri.