Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi smartphone dan kartu SIM (freepik.com/freepik)

Di era digital yang semakin canggih, pilihan teknologi komunikasi pun turut mengalami perkembangan. Salah satunya yaitu dengan hadirnya eSIM yang mulai diperkenalkan di Indonesia melalui Permenkomdigi Nomor 7 Tahun 2025 tentang Pemanfaatan Teknologi Modul Identitas Pelanggan Melekat (embedded Subscriber Identity Module/eSIM) dalam Penyelenggaraan Telekomunikasi. Teknologi ini bisa kamu pakai untuk terhubung ke jaringan operator tanpa perlu repot memasukkan kartu secara manual ke dalam HP.

Penggunaan eSIM sendiri dinilai lebih praktis karena kamu gak perlu repot bongkar pasang kartu dan bisa digunakan untuk menyimpan beberapa profil operator sekaligus. Proses aktivasinya pun cukup dilakukan secara digital. Misalnya, lewat pemindaian kode QR maupun melalui konfigurasi langsung pada menu pengaturan smartphone. Meski terkesan lebih canggih dan gak ribet, apakah eSIM benar-benar lebih aman dari kartu SIM fisik? Yuk, cari tahu jawabannya melalui uraian berikut!

1. Kartu SIM fisik lebih rentan dicuri dan dikloning

ilustrasi kartu SIM fisik (freepik.com/freepik)

Salah satu kelemahan utama dari kartu SIM fisik yaitu gampang dicuri. Kalau HP kamu hilang atau dicuri, pelaku bisa langsung memindahkan SIM ke perangkat lain dan mengakses nomor kamu. Dari sini mereka bisa menerima SMS verifikasi dan berpotensi membobol akun-akun penting yang menggunakan nomor tersebut sebagai alat autentikasi. Gak cuma itu, kartu SIM fisik juga rentan dikloning. Dalam beberapa kasus, data dari kartu bisa disalin dan dibuat duplikatnya. Lalu, digunakan buat mengakses data pribadi tanpa sepengetahuan kamu.

Berbeda dengan kartu SIM fisik, eSIM cenderung lebih aman karena gak berbentuk fisik dan tertanam langsung di perangkat. Hal ini berarti pelaku kejahatan gak bisa begitu saja mencabut atau memindahkannya ke perangkat lain. Selain itu, akses eSIM juga biasanya butuh proses verifikasi tambahan melalui akun pengguna atau email yang terhubung dengan penyedia layanan. Hal inilah yang bikin eSIM jadi jauh lebih sulit buat dicuri maupun dikloning.

2. eSIM bisa dinonaktifkan dari jarak jauh

ilustrasi kartu SIM (pexels.com/Andrey Matveev)

Saat memang diperlukan, eSIM bisa kamu nonaktifkan secara mudah dari jarak jauh. So, kalau tiba-tiba HP kamu hilang atau dicuri, kamu gak perlu panik seperti saat kehilangan kartu SIM fisik. Cukup hubungi operator lewat aplikasi atau layanan online supaya mereka bisa langsung menonaktifkan eSIM setelah verifikasi identitas. Prosesnya pun biasanya cepat sehingga risiko penyalahgunaan nomor HP bisa ditekan sejak awal.

Selain itu, HP modern yang sudah suport eSIM biasanya juga dibekali fitur keamanan seperti Find My Device atau Find My iPhone. Lewat fitur ini kamu bisa mengunci perangkat dan menghapus semua data dari jarak jauh, termasuk data eSIM yang ada di dalamnya. Bahkan, kini beberapa operator juga menyediakan aplikasi khusus buat mengelola profil eSIM, lho! Jadi, kamu bisa memindahkan profil eSIM ke perangkat baru maupun menghapusnya tanpa harus memegang HP kamu yang hilang.

3. Privasi data eSIM lebih terjamin

ilustrasi kartu SIM (pexels.com/Silvie Lindemann)

Soal privasi data, eSIM memang lebih unggul dibandingkan dengan kartu SIM fisik. Hal ini karena eSIM terintegrasi langsung ke dalam perangkat dan gak bisa dilepas pasang. Selain itu, seluruh proses aktivasi eSIM juga dilakukan melalui sistem yang terenkripsi dan memerlukan verifikasi identitas dari pemilik akun. Proses seperti ini pastinya bakal jauh lebih aman karena hanya pemilik yang bisa mengakses dan mengelola data di dalam eSIM. 

Data di dalam eSIM juga lebih aman karena gak bisa diakses oleh pihak yang gak berwenang. Cuma pemilik eSIM saja yang bisa melakukan aktivasi maupun mengubah data di dalamnya. Hal ini karena setiap perubahan butuh verifikasi yang ketat. So, orang lain gak bakal bisa sembarangan masuk dan utak-atik data pribadi kamu. Dengan begitu, semua informasi penting, seperti nomor HP, akun-akun yang terhubung, dan layanan digital lainnya bakal lebih terlindungi.

4. Kartu SIM fisik rentan jadi sasaran aksi penipuan

ilustrasi kartu SIM (pexels.com/David Barber)

Kartu SIM fisik cukup rentan jadi sasaran aksi penipuan. Salah satu modus yang cukup sering terjadi yaitu SIM swap, di mana pelaku berpura-pura buat menjadi pemilik nomor HP kamu dan kemudian mengajukan permintaan penggantian kartu ke operator. Kalau identitas palsu mereka berhasil lolos verifikasi, nomor kamu bakal dipindahkan ke kartu baru yang mereka miliki. Lewat akses ke nomor tersebut, pelaku bisa saja menerima kode OTP maupun SMS verifikasi buat masuk ke akun-akun penting kamu.

Bahayanya lagi, banyak layanan saat ini masih mengandalkan nomor HP sebagai metode autentikasi dua langkah. Hal ini berarti ada kemungkinan kalau nomor kamu jatuh ke tangan yang salah, pelaku punya peluang besar buat mengakses berbagai informasi sensitif. Proses penipuan seperti ini biasanya gak terendus sampai kamu sadar kalau ternyata ada akun penting kamu yang sudah diambil alih aksesnya.

Lewat penjelasan sebelumnya bisa disimpulkan kalau penggunaan eSIM sebenarnya lebih aman dibandingkan kartu SIM fisik. Hal ini karena kartu SIM fisik rentan dicuri, dikloning, dan menjadi sasaran aksi penipuan. Sementara itu, eSIM dinilai lebih unggul soal keamanan berkat sistem penonaktifan jarak jauh dan verifikasi identitas pemiliki untuk menjaga keamanan data. Bagaimana, apakah kamu jadi tertarik buat beralih memakai eSIM setelah ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team