TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Perbedaan Call by Reference dan Call by Value dalam Pemrograman

Para programmer wajib tahu!

ilustrasi programmer (pexels.com/Christina Morillo)

Dalam dunia pemrograman, kamu pasti sering mendengar tentang call by reference dan call by value. Kedua hal ini adalah dua konsep yang digunakan untuk mengirim argumen ke suatu fungsi atau metode. Perbedaan mendasar antara keduanya terletak pada cara data dikirim dan diolah oleh fungsi tersebut.

Jika kamu ingin tahu lebih lanjut, lewat artikel ini kamu akan menemukan penjelasan mengenai perbedaan dari call by reference dan call by value secara mendalam. Pelajarilah setiap poinnya dengan cermat, ya!

Baca Juga: 5 Bahasa Pemrograman yang Sudah Jarang Digunakan, Apa Saja?

1. Salinan nilai

ilustrasi programmer (unsplash.com/Jefferson Santos)

Perbedaan utama yang paling mencolok adalah call by value melakukan duplikasi nilai. Saat kamu menggunakan fungsi dengan mekanisme ini, fungsi tersebut akan menduplikasikan nilai yang ada pada argumen fungsi tersebut. Salinan ini berbeda dengan salinan aslinya yang ada di luar fungsi.

Di sisi lain, fungsi yang menggunakan call by reference tidak membuat salinan apa pun. Fungsi ini hanya akan mengirimkan referensi atau alamat memori dari variabel asli pada argumennya ke parameternya. Dengan begitu, fungsi ini bisa mengakses nilai variabel asli secara langsung.

2. Perubahan parameter

ilustrasi pemrograman (pixabay.com/Pexels)

Apa kamu mengerti kalau call by value membuat salinan dari variabel asli? Kamu harus tahu kalau variabel asli yang ada di luar fungsi tidak akan ikut berubah nilainya. Hal ini lantaran pengoperasian yang dilakukan fungsi hanya akan mengubah nilai dari salinan variabel asli. Dengan begitu, variabel aslimu tidak akan ikut tersentuh.

Berbeda halnya dengan call by reference. Fungsi di sini dapat mengubah variabel asli secara langsung. Ini karena fungsi memiliki alamat memori atau referensi dari variabel aslinya. Itu sebabnya, segala pengoperasian yang dilakukan pada variabel di dalam fungsi akan ikut mengubah variabel asli yang ada di luarnya fungsi tersebut. 

3. Efisiensi memori

ilustrasi programmer (pexels.com/Christina Morillo)

Dalam konteks efisiensi memori, call by value memerlukan alokasi memori tambahan untuk membuat salinan nilai dari variabel asli. Hal ini dapat menjadi masalah jika argumen yang dikirimkan memiliki ukuran besar atau kompleksitas yang tinggi. Hal ini justru akan memakan lebih banyak ruang dalam memori.

Dalam konteks tersebut, call by reference lebih efisien. Ketika menggunakan call by reference, tidak ada salinan nilai yang dibuat, melainkan hanya referensi atau alamat memori variabel asli yang dikirimkan. Sebagai hasilnya, penggunaan memori lebih efisien dalam situasi di mana salinan nilai yang besar atau kompleks tidak perlu dibuat lagi.

4. Keamanan data

ilustrasi programmer (pixabay.com/Innovalabs)

Call by value adalah pendekatan yang lebih aman dalam hal keamanan. Hal ini karena nilai variabel asli diduplikasikan sehingga variabel asli tetap aman dan tidak berubah. Oleh karena itu, call by value berguna untuk melindungi integritas data dan mencegah perubahan yang tidak disengaja pada variabel asli di luar fungsi.

Call by reference memberikan fleksibilitas dalam mengubah nilai variabel asli, namun, tetap punya potensi risiko keamanan data. Fungsi dapat melakukan perubahan pada variabel asli secara langsung melalui referensi atau alamat memori yang dikirim ke fungsi. Oleh sebab itu, kamu memerlukan kecermatan dalam melakukan perubahan variabel pada fungsi ini.

Baca Juga: 7 Alasan Linux Sangat Bagus untuk Pemrograman, Banyak Keunggulannya!

Writer

Jonathan Lokianto

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya