Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Apple Tidak Merilis Safari di Android?

ilustrasi logo Safari
ilustrasi logo Safari (unsplash.com/@rubaitulazad)
Intinya sih...
  • Apple fokus pada ekosistem tertutup
  • Prioritas dan optimalisasi kinerja jadi fokus utama
  • Pertimbangan bisnis dan strategi produk
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Safari menjadi salah satu aplikasi kunci dalam ekosistem Apple yang sengaja dirancang agar menyatu dengan perangkat iPhone, iPad, dan Mac. Apple sendiri tidak pernah merilis versi resmi untuk Android, walaupun sempat ada Safari untuk Windows yang kini sudah tidak dilanjutkan. Padahal, Safari dianggap cepat, hemat daya, dan punya fitur privasi tingkat tinggi.

Keputusan Apple mempertahankan Safari sebagai produk eksklusif tentu tidak terjadi tanpa alasan. Strategi tersebut berkaitan erat dengan filosofi bisnis perusahaan yang selalu menekankan kontrol penuh pada ekosistem. Keengganan membuka akses Safari ke Android juga memunculkan berbagai spekulasi yang menarik untuk dibahas. Kira-kira kenapa Apple tidak merilis Safari di Android?

1. Apple berfokus pada ekosistem tertutup

potret iPhone
potret iPhone (unsplash.com/@hckmstrrahul)

Seperti diketahui, Apple terkenal sebagai perusahaan yang menjunjung tinggi eksklusivitas. Apple ingin memastikan seluruh perangkatnya bekerja secara konsisten dan stabil. Setiap aplikasi bawaan dirancang agar selaras dengan perangkat keras dan sistem operasi buatan sendiri. Ekosistem tertutup memungkinkan Apple menjaga kualitas dan performa tetap seragam.

Safari berada di posisi penting karena berkaitan langsung pada pengalaman pengguna sehari-hari. Browser ini harus berjalan sangat optimal supaya pengguna merasakan keunggulan ekosistem Apple. Peluncuran Safari ke Android dianggap berpotensi merusak standar kualitas yang ingin dipertahankan.

2. Prioritas dan optimalisasi kinerja jadi fokus utama

ilustrasi logo Safari
ilustrasi logo Safari (unsplash.com/@maria_shalabaieva)

Safari dibuat untuk memanfaatkan komponen internal seperti chip Apple Silicon dan mesin JavaScript buatan mereka sendiri. Integrasi semacam ini memungkinkan kinerja lebih cepat serta konsumsi daya lebih rendah. Di sisi lain, platform selain Apple belum tentu bisa menjamin kondisi serupa.

Android memiliki variasi perangkat keras yang sangat beragam. Fragmentasi Android menyulitkan Apple memastikan Safari dapat berfungsi pada level optimal. Risiko munculnya performa tidak konsisten membuat Apple menilai rilis lintas platform tidak sepadan.

3. Pertimbangan bisnis dan strategi produk

tampilan Safari di iPhone
tampilan Safari di iPhone (apple.com)

Apple selalu menempatkan perangkat keras sebagai pusat pendapatan utama. Aplikasi dan layanan kemudian menjadi nilai tambah yang mendorong orang tetap bertahan pada ekosistem. Safari menjadi salah satu alat yang membantu menciptakan daya tarik tersebut.

Membawa Safari ke Android kemungkinan melemahkan diferensiasi produk Apple. Pengguna tidak lagi merasakan eksklusivitas fitur yang hanya tersedia pada perangkat tertentu. Strategi bisnis Apple menilai ini kurang menguntungkan dalam jangka panjang. Ini pernah dialami Blackberry ketika mereka meluncurkan BBM di Android, yang menghilangkan eksklusivitas aplikasi pesan instan fenomenal tersenut.

4. Safari dirancang untuk perlindungan privasi dan keamanan

Safari untuk iPhone dan MacBook
Safari untuk iPhone dan MacBook (apple.com)

Safari dikenal karena fitur privasi yang agresif seperti Intelligent Tracking Prevention. Apple membangun sistem ini agar bekerja maksimal pada kontrol penuh ekosistem. Platform Android dinilai terlalu terbuka untuk menerapkan perlindungan setingkat itu secara konsisten. Oleh karena itu, tingkat keamanan Safari di Android bisa saja tidak sekuat di perangkat Apple.

Apple juga ingin menghindari kerentanan yang timbul karena penyesuaian pada platform lain. Keamanan menjadi prioritas yang tidak bisa dikompromikan. Faktor ini membuat rilis lintas platform semakin tidak realistis.

5. Persaingan browser di pasar sudah penuh sesak

logo berbagai jenis browser
logo berbagai jenis browser (unsplash.com/@redaquamedia)

Pasar peramban Android sudah didominasi oleh Chrome, Firefox, dan beberapa alternatif berbasis Chromium lainnya. Persaingan ini tidak menyediakan keuntungan strategis bagi Apple. Investasi sumber daya untuk masuk ke pasar tersebut dipandang tidak efisien.

Apple cenderung mengarahkan usaha pada pengembangan fitur yang memperkuat hubungan antara perangkat keras dan perangkat lunak. Penguasaan pengalaman pengguna menjadi tujuan utama. Peluncuran Safari di platform pesaing dianggap tidak mendukung visi tersebut.

Keputusan Apple tidak merilis Safari di Android mencerminkan faktor teknis, bisnis, serta filosofi perusahaan. Pilihan ini tampaknya tidak akan berubah dan justru menguatkan identitas eksklusif ekosistem Apple. Sejauh ini hanya ada dua aplikasi besar buatan Apple yang tersedia di Android. Kedua aplikasi tersebut adalah Apple Music dan Apple TV. Menurutmu, apakah di masa mendatang Safari akan tersedia untuk Android?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Tech

See More

GeekBench Ungkap Perbedaan Snapdragon 8 Gen 5 dan 8 Elite Gen 5

11 Des 2025, 20:18 WIBTech