Bila kamu tidak mematikan HP saat di pesawat, kamu boleh merasa bersalah. Namun, kamu tidak sendirian. Pasalnya, survei Allianz Global Assistance pada 2017 menemukan bahwa 40 persen penumpang pesawat tetap menyalakan HP dan layanan selulernya saat di udara.
Sebenarnya, hal ini berlaku bukan hanya untuk HP, melainkan berbagai perangkat elektronik yang memancarkan gelombang, seperti tablet, e-reader, earphone TWS, dan lainnya.
Karena banyak pesawat yang dibangun sebelum adanya perangkat portabel modern, maka perlu waktu untuk menciptakan pesawat yang aman. Masa kini, sudah lumrah melihat berbagai pesawat di mana bahkan awaknya menggunakan perangkat portabel untuk bekerja dan melayani penumpang, tanpa takut mengganggu fungsi pesawat.
ilustrasi pilot (unsplash.com/Caleb Woods)
Selain itu, peraturan dari Federal Aviation Administration (FAA) masih tetap sama. Sebelum lepas landas, peraturan FAA melarang "penggunaan perangkat elektronik portabel di wahana udara kecuali operator menjamin perangkat-perangkat tersebut tidak mengganggu navigasi atau sistem komunikasi".
Pada 2014, European Aviation Safety Agency mengumumkan bahwa perangkat elektronik tidak membahayakan. Bahkan, tidak sedikit maskapai masa kini menawarkan koneksi Wi-Fi di pesawat, dan jaringan 5G ternyata menggunakan panjang gelombang yang tidak mengganggu pesawat dan kinerja kru.
Meski begitu, beberapa lembaga penerbangan nasional masih waspada. Selain FAA, Civil Aviation Administration of China melarang penggunaan perangkat elektronik di pesawat dengan ganjaran kurungan badan atau denda yang lebih mahal dari tiket penerbangan!