Gen Z di Amerika Serikat Tinggalkan Smartphone, Lebih Suka HP Jadul!

HP lipat atau clamshell lawas tengah naik daun berkat TikTok. Melansir NY Post, HP lipat lawas mulai banyak muncul di video-video TikTok populer. Salah satunya adalah dari akun TikTok @skzzolno yang mengunggah alasan kenapa dia hanya membawa HP lipat jadul ketika sedang keluar.

Selain itu masih banyak kreator TikTok populer lain yang mengunggah video-video tentang HP lipat atau clamshell lawas. Mulai dari video unboxing hingga video tutorial mengambil foto estetis dengan HP clamshell tersebut.

Tak bisa dimungkiri bahwa smartphone punya daya tariknya tersendiri yang membuat kita jadi lebih aktif mengeceknya setiap saat. Mulai dari layar yang lebih nyaman di mata hingga fitur dan aplikasi yang menggoda untuk sering-sering dibuka. Hal tersebut membuat screentime kita jadi terus meningkat.

Untuk mengurangi screentime tersebut, Gen Z di Amerika Serikat mulai meninggalkan smartphone dan memilih menggunakan HP jadul. Keputusan tersebut juga ampuh untuk mengurangi distraksi dalam kehidupkan sehari-hari mereka.

Tren tersebut semakin diperkuat oleh ajakan para influencer Gen Z. Melansir CNBC, Jose Briones, seorang influencer HP jadul, mengungkap bahwa Gen Z mulai bosan dengan layar sehingga memilih untuk mengganti smartphone dengan HP jadul atau feature phone.

“Saya pikir Anda bisa melihatnya dengan populasi Gen Z tertentu — mereka bosan dengan layar,” kata Jose Briones.

Distraksi yang disebabkan oleh smartphone memunculkan masalah kesehatan mental bagi Gen Z. Mulai dari fungsi hingga aplikasi di smartphone membuat penggunanya jadi lebih aktif mengecek smartphone mereka. Di dunia media sosial, bahkan ada istilah FOMO atau Fear of Missing Out yang membuat penggunanya merasa harus aktif mengikuti setiap tren media sosial yang ada.

Jose Briones mengungkapkan bahwa menggunakan smartphone memang lebih memicu masalah kesehatan mental. Karena itu para Gen Z memilih untuk mengganti smartphone mereka dengan HP jadul.

"Mereka tidak tahu apa yang terjadi dengan kesehatan mental (saat menggunakan smartphone) dan mereka berusaha melakukan pengurangan," ujar Briones.

Berbeda dengan smartphone, HP lipat lawas memang fungsinya terbatas, namun justru itu yang jadi kelebihannya. Dengan keterbatasan fungsi tersebut pengguna hanya akan terekspose oleh hal-hal penting saja. Menggunakan HP lipat lawas juga dinilai lebih baik untuk kesehatan. Layar yang kecil dengan kualitas di bawah smartphone tentu membuat kita agak 'malas' berlama-lama melihat HP lipat lawas.

Aplikasi media sosial juga tak banyak bisa diakses dengan HP lipat lawas. Membuat penggunanya merasa lebih sehat secara mental karena bisa mengurangi waktu di depan layar. Menggunakan HP jadul membuat penggunanya terlepas dari media sosial dan lebih terkoneksi dengan orang-orang terdekat.

Tak bisa dimungkiri bahwa tren mengganti smartphone dengan feature phone atau HP jadul ini menguntungkan para produsen HP jadul seperti HMD Global dengan lini Nokia mereka. Buat yang belum tahu, feature phone merupakan HP yang memiliki fungsi dan fitur yang jauh lebih sederhana dibandingkan dengan smartphone. Feature phone kerap digunakan untuk melakukan panggilan telepon dan teks saja, bukan untuk browsing, main game, ataupun media sosial.

Kesederhanaan fitur tersebut yang jadi daya tariknya bagi Gen Z di Amerika Serikat. Hal tersebut terlihat dari angka penjualan HP jadul tersebut yang cenderung naik sepanjang 2022 silam.

Melansir CNBC, di Amerika Serikat penjualan ponsel lipat jadul naik pada tahun 2022 untuk HMD Global, dengan angka menyentuh puluhan ribu terjual setiap bulan. Padahal pada saat yang sama penjualan feature phone HMD turun secara global.

Feature phone bisa jadi solusi bagi Gen Z yang menginginkan ketenangan mental dan ingin menjauhkan diri dari distraksi smartphone. Selama fungsi utama untuk telepon dan bertukar pesan bisa dilakukan, beralih ke feature phone demi kesehatan mental merupakan pilihan yang masuk akal. Yang jadi pertanyaan, apakah tren ini juga akan bisa menular ke Indonesia? Kita nantikan saja.