Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

GSMA: Indonesia Perlu Percepat Investasi Digital

IMG_20251210_173433.jpg
laporan dari GSMA (IDN Times/Fatkhur Rozi)
Intinya sih...
  • Investasi digital perlu dipercepat untuk Indonesia naik kelas sebagai negara digital terdepan di Asia Pasifik.
  • Bisnis Indonesia menunjukkan minat besar terhadap transformasi digital, namun masih ada hambatan yang berpotensi menghambat pertumbuhan digital.
  • Investasi tambahan sebesar US$16 miliar diperkirakan akan masuk hingga 2030, khususnya untuk percepatan jaringan 5G nasional.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Setiap tahunnya ada tantangan baru yang harus dihadapi industri. Namun tahun ini kondisinya terasa semakin menantang. Di sesi media roundtable Digital Nation Summit Jakarta 2025, Global System for Mobile Communications Association (GSMA) memaparkan laporan terbaru mereka yang secara gamblang menyebutkan satu hal penting: jika Indonesia ingin naik kelas sebagai negara digital terdepan di Asia Pasifik, investasi digital harus dipercepat dan diarahkan dengan lebih tajam.

Julian Gorman, Head of Asia Pacific at the GSMA, mengatakan bahwa skala, energi kewirausahaan, dan populasi muda Indonesia yang terhubung memberi peluang kuat bagi negara ini untuk memimpin.

Pernyataan tersebut bukan sekadar imbauan, tetapi hasil dari data panjang yang mengukur kesiapan berbagai negara. Indonesia berada di posisi tengah dari 21 negara Asia Pasifik. Hal tersebut memang menandakan banyak potensi besar, tapi juga menyisakan pekerjaan rumah yang masih panjang.

Kondisi Digital Indonesia Menurut GSMA

IMG_20251210_154634.jpg
Julian Gorman, Head of Asia Pacific at the GSMA (IDN Times/Fatkhur Rozi)

Dalam paparannya, GSMA menjelaskan bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia sebenarnya menunjukkan minat besar terhadap transformasi digital. Survei terhadap lebih dari 580 perusahaan di ASEAN memperlihatkan bahwa bisnis Indonesia diperkirakan mengalokasikan sekitar 10 persen pendapatan untuk transformasi digital hingga 2030, melampaui rata-rata global.

AI menjadi salah satu prioritas utama. Dua pertiga responden menempatkan AI sebagai tiga besar area investasi terpenting. Selain itu, lebih dari separuh perusahaan menilai IoT berbasis 5G sebagai faktor penentu pertumbuhan masa depan.

Namun, GSMA juga menyoroti sejumlah hambatan yang berpotensi menahan laju inovasi di tanah air. Spektrum mid-band yang terlambat dialokasikan, cakupan pedesaan yang belum merata, dan kapasitas pusat data yang belum siap mendukung kebutuhan AI berisiko menghambat momentum pertumbuhan digital Indonesia.

Potensi Ekonomi 5G Sangat Besar

GSMA Intelligence memaparkan bahwa gelombang investasi 5G berikutnya dapat menghasilkan tambahan nilai ekonomi sebesar US$41 miliar bagi PDB Indonesia antara 2024 hingga 2030. Nilai yang sangat besar ini menunjukkan bahwa konektivitas bukan lagi infrastruktur pendukung, tetapi fondasi utama pertumbuhan ekonomi baru.

Operator seluler Indonesia sendiri telah menginvestasikan hampir US$29 miliar sejak 2015 untuk memperkuat layanan dan jaringan. Dengan kebijakan yang tepat, investasi tambahan sebesar US$16 miliar diperkirakan akan masuk hingga 2030, khususnya untuk percepatan jaringan 5G nasional.

Julian juga menyebut bahwa Indonesia memiliki energi kewirausahaan yang kuat dan populasi muda yang sangat digital. Namun, pencapaian penuh potensi itu hanya bisa diraih jika investasi dilakukan secara terarah pada spektrum, backhaul fiber, dan pusat data siap AI.

Ancaman Penipuan Meningkat, Keamanan Digital Perlu Jadi Prioritas

ilustrasi 5G (pixabay.com/Mohamed_hassan)
ilustrasi 5G (pixabay.com/Mohamed_hassan)

Laporan ASEAN Consumer Scam 2025 menunjukkan kondisi yang cukup mengkhawatirkan. Sebanyak 45 persen orang dewasa di Indonesia pernah menjadi korban penipuan, dan 68 persen dari mereka mengalami kerugian finansial.

Yang menarik, jalur penipuannya pun mayoritas berasal dari perangkat seluler:

  • 50 persen melalui pesan OTT
  • 44 persen melalui panggilan suara
  • 36 persen melalui platform sosial

Namun ada kabar baik. Sebanyak 81 persen masyarakat mendukung operator berbagi sinyal jaringan minimal untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan seperti perubahan SIM atau verifikasi nomor. Dukungan ini membuka jalan bagi penggunaan lebih luas API anti-fraud seperti GSMA Open Gateway.

Fokus Investasi Penting untuk Indonesia

GSMA menekankan lima area strategis yang harus menjadi prioritas investasi digital Indonesia:

  1. Perluasan Cakupan Broadband SelulerMasih ada lebih dari 100 juta orang di Asia Pasifik yang belum terjangkau jaringan broadband seluler. Komunitas pedesaan di Indonesia terdampak paling besar. Akses internet yang merata menjadi kunci kesetaraan digital.
  2. Percepatan Data Center Siap AIKapasitas pusat data regional diprediksi kekurangan 15–25 GW pada 2028. Indonesia memiliki peluang menarik modal internasional melalui skema pembiayaan berbasis keberlanjutan, seperti yang dilakukan EdgeConneX lewat pinjaman US$403,8 juta untuk pusat data baru.
  3. Penguatan Infrastruktur Keamanan DigitalTiga operator besar—Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison, dan XL—telah berkolaborasi menggunakan protokol open telco API untuk mengurangi risiko penipuan. Penggunaan API seperti SIM Swap, Number Verification, hingga Device Location Verification menjadi fondasi pengamanan baru untuk transaksi digital.
  4. Kebijakan Spektrum yang Lebih EfisienGSMA mendorong pemerintah menerbitkan target terukur untuk cakupan 4G/5G pedesaan dan memastikan alokasi multi-band dilakukan dengan mekanisme yang lebih ramah investasi, bukan sekadar mengejar penerimaan jangka pendek.
  5. Tata Kelola Data dan Perdagangan Digital yang SelarasRegulasi harus memudahkan inovator lokal masuk ke pasar global. Penyelarasan aturan keamanan siber dan perdagangan digital menjadi kunci untuk menekan biaya compliance.

Patut dicatat bahwa potensi digital sangat besar, mulai dari populasi muda, perkembangan AI, hingga peluang ekonomi 5G. Namun potensi itu baru bisa dioptimalkan jika investasi dilakukan secara tepat sasaran dan pemerintah bersama industri mampu menciptakan ekosistem digital yang aman dan berkelanjutan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us

Latest in Tech

See More

Registrasi Internet Rakyat Dibuka, Harga Rp100 Ribu

11 Des 2025, 08:05 WIBTech