Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pebandingan HDR10+ dan Dolby Vision, Mana Format HDR Terbaik? 

ilustrasi smart TV (unsplash.com/Oscar Nord)
Intinya sih...
  • HDR10+ dan Dolby Vision menggunakan dynamic metadata untuk penyesuaian gambar
  • HDR10+ bersifat open-source, tanpa biaya lisensi, namun kalah dalam ketersediaan konten dibanding Dolby Vision
  • Dolby Vision unggul dalam ketersediaan konten, mendukung warna hingga 12-bit dan kecerahan hingga 10.000 nits

Kalau kamu lagi cari TV baru atau nonton film di platform streaming, pasti pernah menemukan istilah HDR10+ dan Dolby Vision. Kedua format ini sering dipromosikan sebagai teknologi yang bikin kualitas gambar jadi lebih hidup. Lantas, apa perbedaannya? Dan mana format HDR yang lebih baik?

Jawaban dari pertanyaan itu tergantung dari beberapa faktor, mulai dari kualitas gambar sampai soal dukungan perangkat. Nah, biar kamu gak bingung lagi, mari simak ulasan tentang perbedaan antara HDR10+ dan Dolby Vision berikut ini!

1. Sama-sama menggunakan metadata dinamis

ilustrasi smart TV (unsplash.com/Samuel Regan-Asante)

Kemiripan utama antara HDR10+ dan Dolby Vision adalah keduanya menggunakan dynamic metadata. Artinya, keduanya mampu menyesuaikan tingkat kecerahan, kontras, hingga warna pada setiap adegan, sesuai dengan intensi pembuat film. Ini berbeda dengan HDR10 biasa yang hanya pakai static metadata, di mana pengaturan gambar ditentukan sekali di awal dan berlaku untuk seluruh durasi konten.

Dengan metadata dinamis, pengalaman menonton jadi lebih memuaskan karena kualitas gambar bisa disesuaikan secara presisi. Ini juga membuat detail di area terang dan gelap tetap terlihat jelas. Jadi, dari segi teknologi dasar, keduanya sudah satu level lebih tinggi dibanding HDR biasa.

2. HDR10+ bersifat open-source tanpa biaya lisensi

ilustrasi smart TV (unsplash.com/Jeans Kreuter)

HDR10+ punya keunggulan besar karena bersifat open-source, alias gratis digunakan siapa saja. Format ini dikembangkan oleh Samsung tanpa biaya lisensi bagi produsen TV atau studio film. Artinya, biaya produksi bisa ditekan dan perangkat dengan dukungan HDR10+ bisa dijual lebih terjangkau.

Berkat model ini, banyak TV kelas menengah ke atas, terutama dari Samsung, sudah kompatibel dengan HDR10+. Sayangnya, dari sisi ketersediaan konten, HDR10+ masih kalah jauh dari Dolby Vision. Meski hemat dan fleksibel, kamu harus siap dengan keterbatasan pilihan film atau tayangan yang mendukung format ini.

Sebaliknya, Dolby Vision adalah format berlisensi milik Dolby Laboratories. Produsen perangkat dan pembuat konten harus membayar lisensi untuk menggunakan Dolby Vision, yang bisa berdampak pada harga produk atau produksi konten. Meskipun begitu, biaya tambahan ini sering dianggap sepadan dengan kualitas gambar yang ditawarkan.

3. Dukungan konten pada Dolby Vision lebih luas

ilustrasi konten pada smart TV (unsplash.com/Nicolas J Leclercq)

Ketika bicara soal ketersediaan konten, Dolby Vision jelas lebih unggul. Banyak layanan streaming besar seperti Netflix, Disney+, dan Apple TV+ lebih memilih Dolby Vision sebagai standar utama untuk konten HDR mereka. Bahkan banyak film bioskop yang dirilis dalam versi Dolby Vision karena format ini sudah lama menjadi standar industri di kalangan profesional.

Selain itu, produsen TV premium seperti LG dan Sony juga telah mengadopsi Dolby Vision dalam berbagai lini produk mereka. Sebaliknya, meskipun HDR10+ mulai berkembang, kontennya masih terbatas dan belum sepopuler Dolby Vision di platform mainstream. Hal ini membuat pengalaman pengguna Dolby Vision jadi lebih konsisten dan luas dalam berbagai jenis konten.

4. Dolby Vision unggul pada kecerahan, kontras, dan kedalaman warna

ilustrasi kedalaman warna smart TV (unsplash.com/Samuel Regan-Asante)

Dolby Vision sering kali dianggap lebih superior soal kualitas gambar secara mentah. Salah satu alasannya adalah Dolby Vision mampu mendukung kedalaman warna hingga 12-bit, sementara HDR10+ mentok di 10-bit. Artinya, Dolby Vision bisa menampilkan lebih dari 68 miliar warna, dibandingkan 1 miliar warna pada HDR10+.

Selain itu, Dolby Vision juga dirancang untuk mendukung kecerahan hingga 10.000 nits, meskipun kebanyakan layar saat ini belum mencapai angka tersebut. Ini juga jauh lebih tinggi dari HDR10+ yang memiliki batas kecerahan maksimal 4.000 nits. Jadi, Dolby Vision cenderung menghasilkan gambar yang lebih kontras, detail bayangan lebih terlihat, dan transisi warna terasa lebih halus.

Mana yang terbaik antara HDR10+ dan Dolby Vision? Kalau kamu mencari kualitas gambar terbaik dengan warna dan kontras paling memukau, Dolby Vision adalah jawaranya. Tapi kalau kamu lebih mementingkan fleksibilitas dan hemat biaya, HDR10+ tetap layak dipertimbangkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us