5 Inovasi Keren dari HP Huawei, Ambisi Rebut Pasar Internasional!

Pada 2019 Amerika Serikat memboikot semua produk Huawei. Alhasil, Huawei tidak bisa menggunakan Google Mobile Service (GMS). Produk Huawei tetap bisa menggunakan OS Android, namun, layanan macam Gmail atau YouTube tak bisa berjalan. Karena hal tersebut, akhirnya Huawei menggembangkan OS baru, yaitu HarmonyOS.

Akhirnya, HarmonyOS berkembang lagi menjadi HarmonyOS NEXT. Huawei sendiri menyatakan HarmonyOS NEXT merupakan OS yang benar-benar baru, tidak terikat dengan Google, dan bisa berjalan di semua perangkat Huawei. HarmonyOS NEXT juga mengembangkan sistem sendiri, yaitu Huawei Mobile Service (HMS). Nah, HarmonyOS NEXT ini bersaing dengan dua OS raksasa dunia, yaitu Android dan iOS.

Setelah dunia dihebohkan dengan HP fold, Huawei mulai mengembangkan tipe smartphone lipat baru, yaitu HP trifold atau HP lipat tiga. Tak tanggung-tanggung, Huawei menjadi brand pertama yang berani menjual HP lipat tiga. Dalam hal ini, produk HP lipat tiga pertama mereka adalah Huawei Mate XT Ultimate. Saat pertama rilis, HP tersebut menghebohkan pasar HP dunia.

Saat ini, harga Huawei Mate XT Ultimate memang sangat tinggi, yaitu Rp50 jutaan. Hanya saja, jika Huawei serius, mereka bisa terus mengembangkan HP lipat tiga dan nantinya harga HP lipat tiga bisa menjadi lebih terjangkau. Huawei Mate XT Ultimate sendiri memiliki beberapa keunggulan, seperti layar yang super besar, ketahanan tinggi, teknologi yang canggih, hingga desain yang anti mainstream.

Jika kamu belum tahu, variable aperture merupakan teknologi yang memungkinkan kamu mengatur bukaan atau aperture di lensa kamera. Nah, hal tersebut membuat kamu bisa mengatur seberapa banyak cahaya yang masuk ke lensa. Efek bokeh yang berbeda, warna yang berbeda, foto yang mirip kamera profesional, dan hasil gambar yang unik bisa kamu dapatkan dengan fitur tersebut.

Sayangnya, fitur tersebut mulai dihilangkan sejak 2020-an. Uniknya, Huawei menjadi salah satu dari sedikitnya produsen HP yang masih menggunakan variable aperture di HP. Huawei Mate XT, Huawei Mate X6, dan Huawei Mate 50 series merupakan beberapa produk Huawei yang menggunakan variable aperture. Tentunya, hal ini sangat unik dan membuat Huawei keluar dari pakem.

Tak mau kalah dari Samsung dan Apple, Huawei juga berani memproduksi chipset. Nah, chipset buatan Huawei diberi nama Kirin. Secara khusus, chipset tersebut digunakan di HP dan tablet buatan Huawei. Sebenarnya, Kirin merupakan chipset yang cukup powerful, punya banyak fitur, dan bisa bersaing di pasaran. Sayangnya, pemboikotan yang terjadi membuat perkembangan Kirin sedikit terhambat. Alhasil, chipset Kirin punya banyak kekurangan, seperti tidak memiliki jaringan 5G, baru bisa menggunakan fabrikasi 7nm, tidak mampu merekam di resolusi 8K, dan performanya tidak sekencang chipset lain.

Huawei merupakan produsen HP yang terkenal dengan kualitas kameranya yang luar biasa. Pertama, Huawei bekerja sama dengan pabrikan kamera ternama, yaitu Leica. Karena kerja sama tersebut, foto di HP Huawei mirip dengan kamera Leica, punya watermark khas Leica, dan bisa mengakses filter-filter khas Leica. Sayangnya, kerja sama tersebut berakhir dan akhirnya Huawei mengembangkan sistem kamera terbaru khas mereka, yaitu XMAGE. Sistem tersebut mampu memperkuat processing, menjamin ketajaman foto, dan memperluas dynamic range.

Di balik hambatan yang menerjang, ternyata Huawei masih sanggup bersaing di pasar HP internasional. Tak cuma bersaing, bahkan Huawei terus mengembangkan inovasi mutakhir yang gak ada di HP lain. Nah, hal tersebut menunjukkan kalau Huawei merupakan perusahaan raksasa yang terus berkembang dan tidak bisa dikekang oleh pihak lain.