5 Keunggulan Exynos 2600 Dibanding Exynos 2500, Apa yang Menarik?

- Proses fabrikasi 2nm GAA yang lebih efisien
- Arsitektur CPU baru dengan lonjakan performa hingga 39 persen
- GPU Xclipse 960 dengan ray tracing lebih matang
Perkembangan chipset smartphone flagship kini bergerak semakin agresif, terutama di ranah performa, efisiensi daya, dan teknologi AI. Samsung menjadi salah satu pemain yang konsisten mendorong batas inovasi melalui lini SoC Exynos generasi terbaru. Setelah Exynos 2500 hadir dengan fabrikasi 3nm, kini tongkat estafet berlanjut ke Exynos 2600.
Exynos 2600 bukan sekadar pembaruan minor, melainkan lompatan teknologi besar yang memperkenalkan proses 2nm GAA pertama di industri. Peningkatan ini berdampak langsung pada performa CPU, GPU, efisiensi daya, hingga kemampuan AI di perangkat. Lantas, apa saja keunggulan Exynos 2600 dibanding Exynos 2500? Jawabannya bisa kamu temukan dalam ulasan di bawah ini.
1. Proses fabrikasi 2nm GAA yang lebih efisien

Keunggulan paling fundamental dari Exynos 2600 terletak pada teknologi manufakturnya. Chipset Samsung terbaru 2025 ini dibangun dengan proses 2nm GAA, selangkah lebih maju dibanding Exynos 2500 yang masih menggunakan 3nm GAA. Perbedaan ini memungkinkan kepadatan transistor yang lebih tinggi dengan konsumsi daya lebih rendah. Dalam praktiknya, fabrikasi 2nm pada Exynos 2600 diklaim Samsung bisa memberikan peningkatan efisiensi daya yang signifikan, terutama saat chipset bekerja di beban berat, seperti gaming dan AI processing. Samsung juga menegaskan bahwa Exynos 2600 mampu mempertahankan performa tinggi lebih lama dengan panas yang tetap terkendali dibanding generasi sebelumnya.
2. Arsitektur CPU baru dengan lonjakan performa hingga 39 persen

Dari sisi CPU, spesifikasi Exynos 2600 mengalami perombakan besar. Chipset ini mengadopsi arsitektur Arm v9.3 dengan konfigurasi deca-core berbasis inti C1-Ultra dan C1-Pro. Susunannya terdiri dari satu core C1-Ultra 3,8 GHz, tiga core C1-Pro 3,25 GHz, serta enam core C1-Pro 2,75 GHz. Exynos 2600 menghapus core kecil dan menggantinya dengan core menengah yang lebih fleksibel. Sebaliknya, Exynos 2500 masih memakai struktur quad-cluster dengan core kecil Cortex-A520 1,85 Ghz hingga Corteks-X925 3.3 GHz. Hasilnya, performa komputasi CPU meningkat hingga 39 persen, sekaligus lebih efisien dalam multitasking dan beban kerja berkelanjutan.
3. GPU Xclipse 960 dengan ray tracing lebih matang

Urusan grafis juga menjadi salah satu keunggulan Exynos 2600 yang paling menonjol. Chipset ini dibekali GPU Xclipse 960, penerus langsung Xclipse 950 milik Exynos 2500. Berbasis arsitektur RDNA generasi terbaru, performa komputasi GPU diklaim Samsung mampu meningkat hingga dua kali lipat. Tidak hanya itu, performa ray tracing pada Exynos 2600 juga naik hingga 50 persen sehingga kualitas visual game semakin mendekati level konsol. Samsung juga turut menyematkan teknologi Exynos neural super sampling (ENSS) berbasis AI guna meningkatkan resolusi dan frame rate hingga terasa tiga kali lebih mulus.
4. Lompatan besar teknologi AI on-device

Jika Exynos 2500 sudah kuat dengan NPU 59 TOPS, Exynos 2600 melangkah jauh lebih agresif. SoC ini dibekali NPU baru dengan 32K MAC yang mampu meningkatkan performa AI generatif hingga 113 persen dibanding pendahulunya. Ini menjadikan Exynos 2600 sebagai salah satu SoC paling siap untuk fitur AI on-device. Pada faktanya, pemrosesan AI kini dituntut lebih cepat dan responsif tanpa kehilangan efisien daya, mulai dari penyuntingan foto cerdas, asisten AI offline, hingga pemrosesan bahasa alami. Dukungan instruksi SME2 pada CPU juga mempercepat eksekusi AI langsung di otak performa guna mengurangi latensi dan meningkatkan pengalaman pengguna.
5. Kamera, termal, dan keamanan yang lebih canggih

Di sektor imaging, Exynos 2600 tetap mendukung kamera yang sama seperti pendahulunya, yakni hingga 320MP dengan maksimal perekaman video 8K@60fps. Namun, terdapat sedikit peningkatan di ISP berbasis AI, seperti teknologi visual perception system (VPS) dan deep learning video noise reduction (DVNR). Menariknya, Samsung memperkenalkan heat path block (HPB) pada Exynos 2600, inovasi manajemen panas pertama di SoC mobile untuk menjaga stabilitas performa. Teknologi ini diklaim Samsung mampu menurunkan resistansi termal hingga 16 persen, memastikan performa Exynos 2600 tetap konsisten saat gaming atau pemrosesan AI. Dari sisi keamanan, hadir pula hybrid post quantum cryptography berbasis hardware untuk perlindungan data jangka panjang.
Melihat keunggulan Exynos 2600 dibanding Exynos 2500, jelas bahwa Exynos 2600 bukan sekadar penyempurnaan, melainkan sudah layak disebut lompatan generasi. Semuanya inovasi yang ditawarkan tentu bisa membawa dampak nyata bagi pengalaman pengguna, mulai dari proses 2nm, peningkatan performa CPU atau GPU, kecanggihan AI, hingga manajemen suhu. Sayangnya, Samsung masih belum memberikan informasi resmi lanjutan mengenai smartphone apa yang akan mengandalkan Exynos 2600. Meski demikian, kamu sudah bisa merasakan performa Exynos 2500 pada smartphone terbaru Samsung yang hadir resmi di Indonesia, salah satunya Galaxy Z Flip7.


















