Pasar konsol gaming Indonesia makin menarik. Terbaru ada Lenovo Legion GO yang hadir sebagai opsi konsol resmi baru di Indonesia. Sebagai konsol, Legion GO punya spesifikasi mumpuni yang solid.
Tapi lebih dari itu, sepertinya Lenovo Legion GO lebih layak disebut PC gaming portabel yang dirancang untuk memberikan pengalaman bermain game yang imersif di mana saja.
Tim IDN Times sudah berkesempatan untuk mencoba dan menguji handheld console dari Lenovo ini. Berikut ulasannya!
Legion GO memiliki desain yang ramping dan modern dengan material aluminium yang kokoh. Perangkat ini memiliki dimensi 40.7mm x 298.83mm x 131mm dan berat 854g, membuatnya mudah dibawa-bawa ke mana-mana.
Meski begitu, konsol handheld ini jadi salah satu konsol handheld yang paling berat. Lebih berat 200g dibanding kompetitornya. Saat dimainkan secara handheld, beratnya cukup terasa dan bikin tangan cepat pegal selama memengangi konsolnya.
Bicara soal desian harus diakui bahwa keputusan Lenovo membuat desain controller yang detachable adalah keputusan yang tepat. Hal tersebut membuat konsol ini dimainkan dalam beberapa mode yang seru.
Kita bisa menaruh main body dan layar di meja dan melepas kontroler untuk memainkannya dengan lebih nyaman. Selain itu, ada opsi FPS Mode yang sangat membantu saat kita memainkan game FPS. Inovasi yang satu ini patut diacungi jempol! Meski begitu, build quality dari kontroller ketika dipasang bikin kita kurang nyaman saat bermain handheld. Kayak ada yang kurang pas sehingga saat dimainkan ada potensi goyang.
Bagian depan Legion GO didominasi oleh layar IPS dengan ukuran 8.8 inci. Bezel layar yang tipis memberikan kesan modern dan imersif saat dimainkan. Bicara soal layar, resolusi layar Lenovo Legion GO ini ada di 2560x1600 pixel alias QHD+.
Untuk refresh rate-nya, konsol yang satu ini punya opsi hingga 144Hz. Dengan kualitas layar tersebut, sudah pasti visual yang ditampilkan jadi sangat nyaman di mata.
Oh iya, layar di Lenovo Legion GO ini juga sudah touchscreen, lho. Jadi kita bisa memanfaatkan on-screen keyboard dengan lebih nyaman.
Konsol handheld yang satu ini ditenagai oleh chipset AMD Ryzen Z1 series yang juga dilengkapi AMD RDNA graphics. Chipset yang satu ini memang dibuat khusus sebagai chipset handheld PC yang menawarkan performa ngebut namun tetap bisa mengoptimalkan penggunaan baterai.
Untuk penggunaan multitasking yang lebih nyaman, Lenovo Legion GO juga sudah dilengkapi dengan RAM 16GB LPDDR5X. Untuk storage, ada opsi SSD PCI3 Gen4 hingga 1TB lho. Mau install game-game dengan size besar juga gas aja!
Tak lupa konsol ini dijalankan menggunakan Windows 11. Artinya, kita juga bisa menggunakan konsol ini untuk keperluan pekerjaan jika memang dibutuhkan.
Baterai 49,2Whr yang ada pada konsol ini bisa dibilang cukup untuk kebutuhan gaming sehari-hari. Meski begitu, tentu penggunaan baterainya tergantung dengan mode apa yang kita gunakan, ya.
Sepanjang penggunaan dengan mode "Balance" dan digunakan memainkan game-game AAA, daya tahan baterainya mampu bertahan kurang lebih hingga 2-3 jam sebelum ada notifikasi baterai perlu di-charge.
Namun saat butuh di-charge, ia juga sudah dilengkapi dengan teknologi Super Rapid Charge Express yang bisa mengisi baterai dengan cepat. Dari 5% ke 100% bisa di-charge dalam waktu 1,5 jam menggunakan charger bawaannya.
Ada juga teknologi Bypass Charging yang sangat membantu saat kita ingin bermain game tanpa khawatir baterai jadi cepat habis atau rusak! Untuk urusan baterai, Lenovo Legion GO ini layak diacungi jempol lantaran mampu bertahan lebih lama dibanding pesaingnya!
Tim IDN Times menguji konsol yang satu ini melalui beberapa game. Kami menguji dengan menggunakan game Shadow of the Tomb Raider, Red Dead Redemption 2, The Witcher 3, serta Far Cry 5.
Harus diakui bahwa sebagai konsol gaming handheld, saya tak memasang ekspektasi performa tinggi terhadap Lenovo Legion GO. Oleh karena itu saya memasang pengaturan dengan mode "balance", resolusi 1920x1200, serta setting graphic "medium" saat melakukan pengujian.
Hasilnya, Shadow of the Tomb Raider bisa dimainkan dengan nyaman di kisaran 30fps. Sementara Red Dead Redemption 2, The Witcher 3, serta Far Cry 5 bisa dimainkan di kisaran 25-28fps. Hal tersebut bukan merupakan hasil yang buruk mengingat ini adalah konsol handheld. Masih cukup nyaman kok buat main game berat.
Saat mencoba dengan mode "performance", hasilnya memang naik. Far Cry 5 dan The Witcher 3 mampu menyentuh angka 40an fps. Meski begitu, konsol jadi cepat panas dan tentu saja baterai jadi jauh lebih cepat habis.
Overall, konsol yang satu ini memang cukup nyaman untuk memainkan game. Hanya saja jangan menaruh ekspektasi terlalu tinggi, ya.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, konsol handheld dari Lenovo ini cukup berat. Bikin pegal kalau digunakan bermain secara handheld dalam waktu yang cukup lama.
Bicara soal performa, kita tak langsung mendapat performa maksimal saat memainkan game yang kita suka. Pengguna harus mencoba mengatur setting dan resolusi grafis ke setelan paling nyaman terlebih dahulu untuk mendapat pengalaman gaming yang maksimal.
Bisa dikatakan bahwa Lenovo Legion GO merupakan salah satu konsol handheld yang cukup mumpuni secara performa. Jika dibandingkan dengan kompetitor yang masuk resmi di Indonesia, Legion Go punya keunggulan pada detachable controller yang ia usung.
Jika kamu memang tengah mencari konsol handheld yang dijalankan sistem operasi Windows 11 dan masuk Indonesia secara resmi, maka Lenovo Legion GO adalah pilihan yang aman.