Perbedaan Fast Charging dan Quick Charging, Lebih Aman Mana?

Pengisi daya ini akan lebih aman untuk smartphone kamu

Perkembangan teknologi yang semakin maju mengubah fitur-fitur pada smartphone lebih canggih. Charging menjadi salah satu fitur dalam smartphone yang mengalami perubahan. Penggunaan smartphone yang hampir setiap hari harus didukung dengan daya baterai yang tidak cepat habis. Karena ketika baterai habis akan mengganggu pekerjaan saat mendesak.

Sekarang muncul fitur fast charging yang membuat kamu tidak perlu khawatir lagi. Smartphone kelas menengah dan atas (flagship) telah memberikan fitur fast charging. Smartphone yang sudah semakin kekinian sudah harus didukung dengan fitur ini.

Pasti dari kamu juga tidak asing dengan fitur quick charging. Meskipun kedua fitur ini terlihat sama namun ada perbedaan di antara mereka. Lalu apa perbedaan fast charger dan quick charger? Lalu manakah yang lebih aman?

1. Arti fast Charging dan quick Charging

Perbedaan Fast Charging dan Quick Charging, Lebih Aman Mana?ilustrasi fast charging (pexels.com/SCREEN POST)

Fast charging menjadi fitur pengisian daya baterai secara cepat menggunakan kabel.  Dengan fitur ini pengguna mampu mengisi baterai smartphone dengan waktu yang singkat. 

Sayangnya, fitur Fast charging ini tidak dapat digunakan untuk sembarang kabel. Fitur ini hanya bisa digunakan untuk kabel jenis USB Type-C. Sebuah charger dapat dikategorikan fast charging jika daya hantar listriknya sebesar 15 watt.

Fitur fast charging sebagai formulasi dari hasil perkalian satuan Ampere (A) dan Volt (V). Ampere (A) menunjukkan tegangan dan Volt (V) menunjukkan kuat arus. Hal ini bisa dicontohkan jika pengisian daya dilakukan dengan tegangan 5 Volt dan kuat arus 3 Ampere maka daya hantarnya mencapai 15 Watt. 

Sedangkan, quick charging sebagai trademark dari Qualcomm yang merupakan salah satu perusahaan teknologi di Amerika Serikat. Qualcomm menyematkan quick charging dalam setiap smartphone yang dibuat. 

Qualcomm menyematkan trademark ini pada produk charger yang sesuai dengan chipset smartphone yang mereka luncurkan juga. Hal ini dapat dilihat dari kerja sama yang dilakukan dengan ASUS yang menghasilkan Smartphone for Snapdragon.

2. Beda fast charging dan quick charging

Perbedaan Fast Charging dan Quick Charging, Lebih Aman Mana?ilustrasi mengisi daya baterai (pexels.com/Rawpixel)

Kedua fitur ini mempunyai fungsi yang sama yaitu dapat mengisi daya smartphone dengan durasi waktu yang cepat. Hanya saja yang membedakan dari kedua fitur ini adalah:

  1. Pada quick charging hanya dapat digunakan untuk smartphone yang disematkan chipset buatan Qualcomm. Sedangkan, istilah fitur fast charging lebih universal.

    Smartphone dan charger yang sudah didukung oleh pengisian daya cepat dapat menggunakan istilah ini tanpa ada pengecualian. 
  1. Fitur fast charging dan quick charging hanya dapat berfungsi secara baik jika perangkat yang digunakan kompatibel.

    Apabila smartphone yang kompatibel tidak menggunakan fitur fast charging atau quick charging masih dapat mengisi daya baterai.  Namun, proses pengisian baterai akan berjalan lebih lambat. Hal ini karena daya hantar lebih rendah dari yang disarankan. Proses pengisian baterai akan berjalan lama dan akan memperburuk baterai karena baterai smartphone tidak terisi dengan kecepatan yang sudah disarankan. Sehingga sangat penting untuk menggunakan charger asli yang sudah diberikan atau menggunakan kepala charger yang asli karena pengaturan daya yang sudah menyesuaikan kebutuhan smartphone.

3. Apakah baterai akan cepat rusak?

Perbedaan Fast Charging dan Quick Charging, Lebih Aman Mana?ilustrasi baterai HP cepat habis (unsplash.com/Sten Ritterfeld)

Banyak yang beranggapan bahwa fast charging dan quick charging dapat memperpendek usia baterai. Apakah hal ini benar? Faktanya hal ini tidak benar. Sebuah perusahaan sudah melakukan perancangan yang tepat dan berhati-hati dalam memformulasikan antara jenis baterai dengan daya hantar charger. 

Cara kerja dari fast charging dan quick charging dalam mengisi daya baterai mencapai 50-80 persen. Setelah mencapai kapasitas tertentu proses akan berjalan secara lambat. Dalam proses pengisian daya akan terbagi ke dalam tiga tahap yaitu arus konstan, saturasi, dan trickle atau topping.

Dalam tahap konstan, daya hantar yang diberikan oleh charger akan tinggi sehingga proses pengisian daya akan berjalan secara cepat. Kemudian tahap saturasi akan berjalan ketika tegangan sudah mencapai puncak yang kemudian diikuti dengan arus daya akan menurun. Tahap terakhir adalah trickle atau topping. Dalam tahap ini daya mengalir secara perlahan hingga baterai terisi penuh.

4. Bisa bikin usia baterai tidak bertahan lama?

Perbedaan Fast Charging dan Quick Charging, Lebih Aman Mana?ilustrasi baterai HP membutuhkan waktu lama untuk terisi penuh (unsplash.com/Onur Binay)

Berkaitan dengan usia baterai, daya tahan baterai yang didukung oleh pengisian daya cepat akan lebih kuat daripada baterai yang kurang kompatibel. Pengisian daya cepat akan berpengaruh pada penggunaan smartphone. Baterai yang terisi cepat akan membuat para penggunanya jadi lebih sering menggunakan smartphone sehingga proses charging yang dilakukan akan lebih banyak. 

Sering melakukan pengisian daya akan membuat umur penggunaan baterai smartphone menurun. Secara umum baterai ponsel akan bertahan secara optimal hingga lima tahun dengan 500 hingga 1.000 kali siklus (cycle) pengisian daya. Umur baterai  akan dipengaruhi oleh proses pengisian daya sehingga performa smartphone akan mengalami penurunan. 

Mau itu fast charging atau quick charging jika penggunaannya tidak sesuai akan tetap tidak aman. Jadi apakah sesuaikan penggunaannya, ya.

Topik:

  • Rihanna Bunga
  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya